‘The Sadara’ Resto Usung Konsep Holistic Building

Wicaksono
Head of Marketing
Konten dari Pengguna
14 Januari 2020 11:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
The Sadara Resto
zoom-in-whitePerbesar
The Sadara Resto
ADVERTISEMENT
Mengusung konsep holistic building ‘The Sadara’ Resto boleh dibilang menjadi pionir restoran keluarga di area Jakarta Barat yang mengkolaborasikan ragam menu fusion lezat, galeri lengkap dengan ornamen artistic ikonik yang mana kesemuanya memiliki makna atau filosofi, seperti pintu mobil yang sebagian sisinya penuh karat, meja bar berkarat, lukisan monochrome blur, dll.
ADVERTISEMENT
Dalam jumpa pers yang digelar bersamaan dengan Soft Opening The Sadara yang digelar pada Sabtu, 11 Januari 2020 kemarin, Dewi Puspasari, selaku founder sekaligus salah satu kolaborator mengungkapkan bahwa konsep holistic building yang diusung dengan apik bersama para kolaborator dari berbagai elemen mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
“Setiap lantai bangunan di The Sadara seperti mampu 'berbicara' dan memiliki filosofi di setiap ruangnya. Lantai 1 dan 2 disediakan untuk para tamu yang ingin menikmati hidangan menu Indonesian fusion yang bersifat progresif, sekaligus ambience Scandinavian, brutalist ideas, dan minimalist. Lantai 3 di salah satu sisi bangunan memiliki ambience tersendiri. Dengan konsep 'function hall' dan peruntukkan disewa kebutuhan yang berbeda seperti halnya MICE, wedding, merchandise display, dll. Hal ini dapat merespon para UKM dan menjadi 'melting pot' bagi seluruh elemen masyarakat", ujar Dewi.
Founder The Sadara Resto, Dewi Puspasari
Lebih jauh Dewi mengungkapkan, dengan penggabungan ragam menu fusion khas Indonesia yang lezat dan artistik galeri tersebut, The Sadara menjadi pionir atau yang pertama hadir di bilangan Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Dewi menambahkan, nama The Sadara diambil dari bahasa Sangsekerta yang memiliki arti ‘yang pertama’ dan kami meyakini bahwa konsep holistic building yang diusung dengan apik bersama para kolaborator dari berbagai elemen mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat serta memberi nuansa dan warna baru di industri F&B.
Bicara menu, berbagai menu fushion The Sadara merupakan inovasi dari kolaborator Harnaz Tagore yang merupakan pakar kuliner dari Komunitas Jalan Sutera. Harnaz juga selama ini dikenal terlibat dalam program kuliner nusantara di salah satu stasiun televisi swasta.
Kolaborator The Sadara Resto
Menu – menu fusion yang dihadirkan antara lain untuk menu pembuka (Apetizer) terdiri Singkong Sambal Roa, Crispy Ayam Skin. Kemudian untuk Soup ada Lempah Ribs (Iga Sapi), Oriental Corn Soup dan Soto Betawian.
ADVERTISEMENT
Untuk menu utama (main course) The Sadara ada Rempah Ribs, Nasi Goreng Kecombrang, Ikan Sambal Nyonya (kakap putih), Braise Bebek Rempah. Kesemua menu fusion tersebut disajikan dengan saus khusus khas The Sadara.
“Kuliner Indonesia itu terkenal lezat, The Sadara ingin membuatnya naik kelas dengan penyajian fusion dimana perpaduan menunya tetap dengan komposisi bumbu asli,” ungkap Harnaz.
Harnaz menambahkan bahwa menu-menu fusion tersebut bersifat progresif dan masih akan terus ada penambahan kedepan.
Dalam kesempatan yang sama, Andy Dewantoro (Art Director of The Sadara) menambahkan, kekuatan dasar dari artwork 3D yang bertajuk “Solipsism”, menjadi vocal point dan entitas dari The Sadara.
“Pintu mobil yang sengaja diekspos merupakan simbol dari keterbukaan yang terkait dengan perasaan aman dan tidak aman sebagai seorang manusia biasa. Ghost word, rangkaian fotografi yang bersifat monokrom dan blur, sebagai bentuk harmonisasi masa lalu yang seringnya dianggap tidak relevan dengan keadaan saat ini,” ujar Andy.
ADVERTISEMENT
Pria yang dikenal sebagai salah satu seniman kenamaan Indonesia tersebut (Andy) juga menjelaskan, rangkaian fotografi monokrom dan blur serta pintu mobil yang sebagian berkarat tersebut menyiratkan filosofi transformasi ‘masa lalu’ dan ‘masa sekarang’.
Untuk memvisualisasikan hal tersebut, The Sadara menunjuk nama Asa Darmatriaji, selaku kepala dari tim arsitek Akusaradesign yang berarti “design for people” mampu mewujudkan gubahan arsitektur dan interior yang menjadi kesatuan komposisi artistic tersebut.