Konten dari Pengguna

Peluncuran Peta Jalan Mitigasi & Adaptasi Amblesan Tanah

23 September 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yus Rusila Noor tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekitar 26% dari seluruh Kabupaten/Kota di 21 provinsi di Indonesia terindikasi telah mengalami subsiden. Sebagian besar wilayah Pantai Timur Sumatera dan Pantai Utara Jawa memiliki potensi subsiden tanah pada tingkat tinggi sampai sangat tinggi. Bahkan, saat ini laju subsiden tanah DKI Jakarta adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Nilai potensi kerugian di Pantai Utara Jawa saja diperkirakan mencapai lebih dari 600 triliun rupiah pertahun.
ADVERTISEMENT
Karena kondisi tersebut, upaya mitigasi dan adaptasi penurunan muka tanah (subsiden) di wilayah pesisir dan gambut dataran rendah di Indonesia sangat mendesak dilakukanuntuk menghindari dampak dan bencana yang lebih besar dikemudian hari. Pemerintah ingin terus mendorong upaya percepatan mitigasi dan adaptasi tersebut. Pada hari kamis (19/9), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia meluncurkan “Peta Jalan (Road Map) Mitigasi dan Adaptasi Amblesan (Subsidence) Tanah di Dataran Rendah Pesisir”. Kegiatan ini juga didukung oleh Yayasan Lahan Basah (Wetlands International Indonesia) dan Institut Teknologi Bandung. Bersamaan dengan kegiatan tersebut dilaksanakan pertemuan tahunan International Geoscience Programme on Impact, Mechanism, Monitoring of Land Subsidence in Coastal Cities (IM2LSC), yang menghadirkan berbagai ahli terkait subsiden dari berbagai negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutan pembukaannya, Asisten Deputi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim Kemenko Kemaritiman Sahat Panggabean yang juga Ketua Pokja Penyusunan Peta Jalan tersebut menuturkan,“Subsiden tanah merupakan the silent killer yang secara pelan-pelan namun pasti, merusak dan bahkan menghilangkan suatu kawasan. Upaya mitigasi bisa kita lakukan jika kita bekerja sama dengan sumber daya yang sudah ada, seperti dari lembaga, pemda, dan perguruan tinggi, kemudian tinggal bagaimana action kita untuk melakukannya”.
I Nyoman Suryadiputra, Head of Office Wetlands International Indonesia, juga sebagai anggota Pokja dan sebagai anggota Kelompok Ahli Badar Restorasi Gambut/BRG menambahkan, “Tingginya laju subsiden dapat menghambat upaya konservasi dan rehabilitasi di wilayah pesisir. Kebakaran gambut saat ini di pesisir Sumatera dan Kalimantan akan memperparah turunnya permukaan tanah gambut, bahkan sangat merugikan pembangunan di berbagai Kawasan Ekonomi Strategis serta ekosistem pesisir”.
ADVERTISEMENT
Road map ini diharapkan dapat menjadi acuan semua pihak dalam pengembangan dan pelaksanaan kegiatan mitigasi dan adaptasi bencana yang diakibatkan oleh subsiden tanah di dataran rendah pesisir berdasarkan kaidah teknis dan keilmuan yang tepat. Dokumen ini disusun melalui serangkaian proses yang inklusif dan partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kementerian dan lembaga terkait, akademisi, pemangku kepentingan dan masyarakat yang berada di beberapa lokasi prioritas.
Dukungan para ahli juga memastikan bahwa data dan informasi tersusun dengan baik dan akurat. Mandat penyusunan ini diberikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI kepada Kelompok Kerja (POKJA) Penyusunan Peta Jalan Mitigasi dan Adaptasi Amblesan Tanah di Dataran Rendah Pesisir sejak awal 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumen tersebut telah dikaji kelembagaan dan kebijakan yang ada, serta dipetakan lokasi-lokasi yang memiliki ancaman bahaya subsiden tanah dan harus dilakukan pemantauan. Hal itu menjadi dasar penyusunan strategi adaptasi jangka pendek dan upaya mitigasi untuk jangka panjang yang komprehensif.
Secara garis besar telah dirumuskan 7 (tujuh) strategi dalam upaya mitigasi dan adaptasi subsiden tanah di Indonesia, yaitu:
1 Membentuk lembaga lintas sektoral yang berwenang/ koordinator implementasi program mitigasi dan adaptasi subsiden tanah dan bencana terkait
2 Menyusun peta cekungan air tanah kritis serta peta ancaman bencana subsiden tanah di dataran rendah pesisir
3 Memantau dan melakukan evaluasi cekungan air tanah kritis, dan laju subsiden tanah di kota-kota dataran rendah pesisir, kawasan gambut pesisir dan area migas pesisir
ADVERTISEMENT
4 Membuat konsep, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan mengimplementasikan solusi jangka pendek/ adaptasi untuk bencana subsiden tanah yang telah terjadi
5 Menyusun dan melaksanakan konsep pencegahan (mitigasi) subsiden tanah melalui pendekatan tata ruang, pengelolaan air, konservasi gambut dan kegiatan ekploitasi migas ramah lingkungan berteknologi tinggi
6 Melakukan edukasi dan peningkatan kapasitas dalam mitigasi dan adaptasi subsiden tanah
7 Melakukan penegakan hukum pemanfaatan air tanah dan tata ruang
Dokumen tersedia di tautan http://tiny.cc/r05xcz