Konten dari Pengguna

Konflik Berkelanjutan Israel dan Palestina

Yusela Regina Amelia
Mahasiswa Aktif Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi
13 November 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusela Regina Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar dibuat di canva oleh penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dibuat di canva oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Konflik Israel dan Palestina merupakan konflik yang sudah berlangsung hampir satu abad, konflik ini dimulai sejak tahun 1948. Konflik Israel dan Palestina bukanlah suatu konflik yang berdasarkan agama, karena para rakyat Palestina sekitar 30% adalah umat non muslim, jadi konflik ini murni tentang Politik. Konflik ini bukanlah hanya sekadar konflik biasa, tapi konflik yang sampai memakan banyak sekali korban jiwa, mulai dari bayi, anak-anak sampai lansia.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali anak-anak yang ditahan, bahkan sampai di siksa oleh masyarakat Israel. Tidak hanya itu, bahkan akses pendidikan pun ditutup oleh masyarakat Israel, sampai-sampai anak-anak yang akan sekolah tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Anak-anak ini menjadi kehilangan hak asasi manusia karena Israel. Sungguh naas nasib mereka.
Terlepas dari banyaknya negara-negara yang memiliki undang-undang yang mengistimewakan hak anak muda terlebih hak anak-anak. Namun, Israel tidak pernah menerapkan hal itu dalam undang-undangnya yang membuat hal ini semakin meluap selama konflik ini terjadi.
Sudah banyak sekali infrastruktur yang hancur, mulai dari gedung sekolah sampai rumah sakit, bahkan rumah sakit Indonesia yang berada di Gaza Palestina pun mulai rusak akibat serangan dari Israel. Para pasukan Israel juga pernah menempati rumah sakit ini pada November 2023, yang dianggap sebagai markasnya untuk menyerang rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
Lalu, siapakah yang bertanggung jawab atas konflik yang terus berkelanjutan ini? Apa yang harus dilakukan agar konflik ini bisa mereda?
Di sisi Palestina, ada beberapa kelompok yang juga memiliki peran penting dalam konflik ini, dengan masing-masing dari mereka membawa perspektif dan strategi yang berbeda.
Kelompok PLO (Organisasi Pembebasan Palestina), yang diketuai oleh Yasser Arafat hingga tahun 2004, mereka pada awalnya selalu berjuang untuk membantu Palestina melalui perlawanan bersenjata. Namun kemudian, kelompok ini mengakui akan keberadaan Israel dan terlibat kedalam proses perdamaian itu, seperti pada janji Oslo yang terjadi tahun 1993.
Hamas yang muncul pada 1987 juga memiliki strategi yang lebih untuk menentang eksistensi Israel. Setelah merebut kekuasaan di Gaza pada tahun 2007, hamas mulai berperang dengan Israel dan mengelola daerah Gaza, namun sering kali dengan penuh kekerasan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, konflik ini juga dipengaruhi oleh kepentingan dari negara-negara besar dan regional, seperti Amerika Serikat, negara uni merupakan kelompok utama Israel yang memberikan dukungan diplomatik serta militer yang terkemuka. PBB dan negara-negara Eropa lainnya juga yang seringkali mengadvokasi solusi untuk dua negara, tetapi selalu gagal dalam memberikan upaya yang efektif pada kedua negara ini.
Kekerasan yang terus menerus terjadi dari warga Israel ke Palestina, atau bahkan serangan dari kelompok Palestina ke Israel telah memperburuk hubungan antara dua negara tersebut. Ini dapat menciptakan kekerasan yang terus berlanjut dan semakin memburuk bagi kedua Negara ini.
Tidak hanya ada satu pihak yang sepenuhnya bisa bertanggung jawab atas konflik ini, karena konflik ini bukanlah hanya melibatkan tentang agama, tetapi politik dan sosial pun saling terkait. Semua pihak yang bersangkutan seharusnya bisa mempertanggung jawabkan atas segala hal yang terjadi selama konflik ini berlangsung, agar masalah ini cepat selesai dan konflik ini tidak berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Agar konflik ini tidak berkelanjutan, harus ada cara untuk menyelesaikan konflik ini. Perundingan sangat penting dilakukan oleh kedua belah pihak, dengan berkomitmen berunding tanpa kekerasan dan tujuan untuk kesepakatan yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Karena banyak pihak-pihak yang sangat mendukung apabila Israel dan Palestina menuju ke arah perdamaian. Hal ini juga termasuk ke dalan pembentukan negara Palestina tang merdeka di wilayahnya.
Penyusunan sistem keamanan yang baik agar kedua negara ini bisa saling terjaga dengan jaminan keamanan dari ancaman militer dan perlindungan dari pemukiman ilegal dan juga kekerasan yang sewaktu-waktu bisa terjadi kembali.
Masalah para pengungsi Palestina yang terus menerus diabaikan harus segera diatasi dengan menemukan solusi yang adil, entah melalui perbaikan hak-hak mereka atau kompensasi yang tepat, apalagi konflik ini sudah banyak sekali memakan korban.
ADVERTISEMENT
Pihak-pihak Internasional harus selalu berperan aktif untuk mendorong kedua belah pihak agar mencapai kesepakatan dan memberikan semangat untuk perdamaian dua negara ini. Apalagi untuk selalu fokus pada peningkatan kondisi hidup rakyat Palestina dan memberhentikan blokade Gaza yang sangat penting. Juga bisa meningkatkan akses terhadap bantuan-bantuan kemanusiaan dan membangun infrastruktur yang sudah hancur.
Penyelesaian konflik yang berkepanjangan ini memerlukan komitmen yang sangat kuat, jika ada keinginan untuk berdamai dan dukungan dari Internasional yang tulus, upaya yang dilakukan didasarkan dengan penuh empati, maka sesulit apapun masalahnya pasti akan terbuka jalan menuju pada perdamaian yang abadi.