Konten dari Pengguna

Perkembangan Ekspor dan Impor Jawa Timur: Tren dan Tantangan di Desember 2024

Yusita Octina Budiyanti
Yusita Octina Budiyanti atau yang biasa dipanggil Yusita dikenal sebagai individu yang memiliki antusiasme tinggi untuk belajar dan memberikan kontribusi di lingkungan sekitarnya.
5 Februari 2025 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusita Octina Budiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Badan Pusat Statistik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Badan Pusat Statistik
ADVERTISEMENT
Pada bulan Desember 2024, aktivitas perdagangan luar negeri di Jawa Timur didominasi oleh aktivitas impor. Berdasarkan data dari Berita Resmi Statistik No. 09/02/35/Th. XXIII yang dirilis pada 3 Februari 2025, ekspor dan impor Provinsi Jawa Timur ini mengalami perubahan yang cukup mencolok dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ekspor Jawa Timur pada Desember 2024 mencapai USD 2,10 miliar, mengalami penurunan sebesar 5,69% dibandingkan dengan November 2024. Sementara itu, impor juga mengalami peningkatan yang besar, yakni sebesar 12,96%, dengan nilai mencapai USD 2,77 miliar.
Sektor migas mengalami penurunan ekspor dari USD 77,38 juta pada November 2024 menjadi USD 38,19 juta pada Desember 2024. Sektor non-migas juga mengalami penurunan dari USD 2.153,77 juta pada November 2024 menjadi USD 2.065,95 juta pada Desember 2024.
Impor di sektor migas dan non-migas menunjukkan tren yang berbeda. Kegiatan impor pada sektor migas mengalami penurunan yaitu sebesar 4 persen dibandingkan pada impor migas pada bulan November tahun 2024. Di sisi lain, impor non migas menunjukkan lonjakan cukup signifikan. Impor non migas pada bulan Desember 2024 mengalami peningkatan sebesar 17,24 persen. Lonjakan impor ini memberikan dampak terhadap neraca perdagangan Jawa Timur yang mengalami defisit.
ADVERTISEMENT
Data perkembangan ekspor-impor dari Desember 2023 hingga Desember 2024 menunjukkan fluktuasi yang cukup dinamis. Impor selalu lebih tinggi dibandingkan ekspor, yang menyebabkan defisit neraca perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Timur lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri dibandingkan dengan mengekspornya, yang dapat berdampak pada keseimbangan ekonomi regional.
Neraca perdagangan non-migas sepanjang tahun 2024 menunjukkan adanya defisit yang semakin besar menjelang akhir tahun. Defisit neraca perdagangan Jawa Timur pada Desember 2024 disebabkan oleh defisit yang terjadi di kedua sektor, yaitu migas dan nonmigas. Defisit perdagangan di sektor migas mencapai USD 437,46 juta, sementara sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD 232,48 juta. Secara akumulatif, sepanjang tahun 2024, Jawa Timur mencatat defisit neraca perdagangan sebesar USD 4,18 miliar, yang terutama disebabkan oleh defisit sektor migas yang mencapai USD 5,98 miliar. Sebaliknya, sektor nonmigas masih mencatat surplus sebesar USD 1,80 miliar. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sektor migas menjadi hal yang krusial untuk mengubah neraca perdagangan Jawa Timur menjadi surplus.
ADVERTISEMENT
Penyebab Defisit Neraca Perdagangan Non-Migas
1. Kenaikan Impor yang Signifikan
Pada Desember 2024, impor non-migas Jawa Timur mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Impor dari negara-negara utama seperti Tiongkok (USD 863,10 juta), Hongkong (USD 159,33 juta), dan Brazil (USD 122,30 juta) berkontribusi besar terhadap meningkatnya jumlah impor. Ketergantungan pada barang impor, terutama bahan baku dan barang konsumsi, dapat menjadi faktor utama defisit neraca perdagangan.
2. Kenaikan Ekspor Tidak Seimbang dengan Impor
Meskipun ekspor non-migas mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, peningkatannya tidak mampu mengimbangi lonjakan impor. Negara tujuan utama ekspor non-migas, seperti Amerika Serikat (USD 316,30 juta), Tiongkok (USD 302,22 juta), dan Jepang (USD 280,58 juta), menunjukkan bahwa ekspor masih cukup kuat, tetapi belum cukup untuk menutup kesenjangan perdagangan.
ADVERTISEMENT
3. Faktor Global dan Permintaan Pasar
Faktor eksternal seperti permintaan global yang fluktuatif, kebijakan perdagangan internasional, dan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi ekspor dan impor. Jika permintaan terhadap produk ekspor Jawa Timur menurun di pasar global, maka ekspor bisa terhambat, sementara impor tetap tinggi karena kebutuhan dalam negeri.
Penulis:
Muh. Dzulrian, Susi Ambarwulan, Yusita Octina Budiyanti (Politeknik Statistika STIS)