Pandemi Akibat Virus Corona dan Pendapatan Alternatif

YUSRIL ARDANIS
Mahasiswa aktif S1 Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
31 Juli 2022 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari YUSRIL ARDANIS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Engin Akyurt | pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Engin Akyurt | pixabay.com
ADVERTISEMENT
Sudah 2 tahun lamanya pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh dunia, Indonesia menjadi salah satunya. Dengan melandanya pandemi Covid-19 membuat seluruh masyarakat Indonesia mengalami banyak sekali perubahan dalam kehidupan sehari-harinya, seperti masyarakat diwajibkan untuk selalu menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah, masyarakat tidak diperkenankan bersentuhan dengan apapun yang berpotensi menyebarkan virus corona, dan masyarakat juga dilarang melakukan interaksi dalam jarak yang dekat atau social distancing pada saat melakukan aktivitas di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Dengan melandanya pandemi Covid-19 ini membuat banyak masyarakat terkena dampaknya, seperti halnya para pekerja yang mengalami PHK. Banyak sekali pebisnis dan pedagang kaki lima yang mengalami kerugian atau penurunan pendapatan akibat dari pandemi Covid-19. Akibat pandemi Covid-19 membuat banyak pedagang kehilangan mata pencahariannya. Selain itu, banyak juga pedagang kaki lima yang mengeluhkan pendapatannya yang menurun dan sangat berbeda dibandingkan sebelum masa pandemi.
Selain pedagang kaki lima yang mengeluhkan hasil pendapatan penjualanannya yang menurun. Para pekerja kantoran pun mengalami penurunan pendapatan hingga 50%, sedangkan pedagang kaki lima mengalami penurunan hingga 100%. Para pekerja kantoran yang biasanya datang ke kantor, karena pandemi melanda mereka dipekerjakan lewat rumah atau biasa disebut Work From Home (WFH). Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat kuat untuk kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga itu semua juga berdampak langsung pada perekonomian Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Pada kondisi seperti saat ini tentu pemerintah tidak hanya diam, pemerintah berupaya untuk membangun kembali perekonomian Indonesia dan juga berusaha mencari solusi untuk masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang sudah pemerintah lakukan untuk menanggulangi dampak dari Covid-19 ini, yaitu dibuatnya program listrik gratis dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dengan hadirnya program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia terutama masyarakat menengah ke bawah, program ini dibuat bertujuan agar masyarakat dapat bertahan hidup di masa pandemi ini. Program pemerintah ini juga dapat dimanfaatkan oleh para karyawan yang terkena PHK, karena banyak dari mereka yang beralih menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) atau pekerja serabutan hanya demi menyambung hidupnya dan keluarganya.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Ibu Sumartini, seorang karyawan dept store terkenal di Jakarta yang harus mengalami PHK akibat dampak dari pandemi Covid-19. Akan tetapi, beliau pantang menyerah untuk menjalankan kehidupannya dan tetap berusaha untuk mencari pendapatan di masa pandemi ini. Beliau memutar otak untuk mendapatkan penghasilan alternatif dan sekarang beliau beralih menjadi penjual mie ayam dan es podeng di suatu perumahan, usaha itu bernama "KEDAI BOOCOR".
ADVERTISEMENT
Beliau mengeluh membuka usaha di masa pandemi bukanlah hal yang mudah. Biasanya pelanggan melakukan pemesanan di tempat, tetapi sekarang diwajibkan untuk dibawa pulang sebagai bentuk patuh pada peraturan yang berlaku. Adapun masyarakat yang masih ragu untuk membeli makanan di luar rumah, sehingga sebagai alternatif mereka memesannya secara online.
Penghasilan Ibu Sumartini saat ini mencapai 200-500 ribu per hari. Meskipun penghasilannya tidak sebesar saat beliau menjadi karyawan, Ibu Sumartini tetap bersyukur. Beliau mengaku mendapat keringanan untuk kebutuhan hidupnya. Beliau tidak mengira jika mendapat penghasilan sebanyak itu. Ibu Sumartini berharap pandemi ini cepat berakhir, sehingga beliau bisa lebih mendapat keuntungan. Tidak hanya Ibu Sumartini, masyarakat lain pun berhadap situasi normal kembali.