Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Aku Memilih untuk Belum Pacaran dan Ini Alasannya
12 Januari 2023 17:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yustika Citra Br Sinabariba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjalin hubungan dengan lawan jenis alias pacaran menjadi hal yang lumrah. Apalagi bagi kita, generasi yang sudah masuk kepala dua. Jangankan generasi yang sudah disebut dewasa, bahkan sering kita jumpai di media sosial ataupun di lingkungan sekitar kita, banyak anak usia dini mengaku sudah pacaran.
ADVERTISEMENT
Sehingga sulit dipercaya apabila masih ada orang yang mengaku belum pernah pacaran. Banyak yang mencibir: 'Masa iya belum pernah pacaran?'. Jawabannya: iya, aku memang belum pernah pacaran. Dan aku punya alasan kuat untuk pilihan itu.
1. Terbiasa hidup mandiri
Alasanku belum pacaran karena aku memiliki kepribadian yang mandiri. Semua hal bisa aku lakukan sendiri, mau itu angkat gas, angkat galon, pasang gas, bahkan pergi ke mana pun, aku bisa sendiri. Hidup tanpa pasangan juga bukan menjadi suatu hal harus disedihkah. Jika kita bisa hidup mandiri kepada harus ada doi? Ya, kan.
2. Takut untuk memulai
Terkadang bukan hal yang mudah untuk berinteraksi dengan orang baru terutama lawan jenis. Apalagi bagi orang yang di masa lalu pernah terjerat oleh larangan orang tua untuk pacaran. Mereka bahkan menggunakan kata-kata yang menyakitkan perasaan sampai-sampai membuatku trauma untuk memulai pacaran. Kondisi itu memang tidak menyenangkan. Aku merasa peraturan keluargaku sangat berbeda dengan keluarga lain mengizinkan anaknya untuk pacaran saat usia muda.
ADVERTISEMENT
Tetapi aku tidak bisa memaksakan keadaan itu. Sebab kalau dilanggar aku akan jadi seorang anak durhaka dan akan mendapat azabnya, menurut opini orang. Aku percaya, apa pun peraturan yang dibuat oleh orang tua, jangan dilanggar daripada nanti kena batunya.
3. Belum menemukan orang yang tepat
Sangat sulit sejujurnya di usia 22 tahun belum merasakan yang namanya pacaran apalagi sudah terbiasa dengan kesendirian dan menjalani hidup mandiri. Hidup tanpa pasangan itu memang kadang-kadang menyedihkan apalagi melihat teman-teman seumuran yang sudah bertunangan, sudah nikah, bahkan sudah punya momongan.
Tidak salah juga seseorang yang masih usia muda siap untuk menjalin hubungan sampai jenjang pernikahan. Tapi kalau jodoh belum ketemu kita bisa berbuat apa? Lebih baik kita memperbaiki diri lagi dan meningkatkan value yang menciptakan guna untuk semua orang. Di sisi lain, orang tuaku juga mengajarkan satu prinsip bermakna: apabila hidup dengan pasangan yang tidak sefrekuensi dengan kita, kita akan menjadi lebih kuat dari dia. Untuk itu, penting bagiku menemukan orang yang tepat, yang sefrekuensi denganku.
ADVERTISEMENT
4. Terlalu menutup diri
Manusia itu makhluk sosial dengan karakternya yang bermacam-macam, ada yang ekstrovert dan introvert. Salah satu karakter seseorang dalam kehidupan yang sering dijumpai memiliki kepribadian tertutup. Sifat ini membuat seseorang juga makin sulit untuk membuka diri berkenalan dengan lawan jenis. Maka dari itu, saya menyimpulkan bahwa hidup itu tidak selamanya tentang pacar. Masih banyak hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan lagi bagi diri sendiri. Kamu itu berharga, kamu hebat, dan kamu pasti bisa. Tidak berpacaran itu tidak dosa hukumnya!