Arbitrage Biaya Hidup Mahasiswa Kota Perbatasan Perancis-Jerman

DR Yusuf Ausiandra
Peserta Sekolah Dinas Luar Negeri 73 dengan kehidupan multidimensi yang dapat dirangkum menjadi DURI AKAL / (Diplomat, Yuris, Akademisi, Lawyer). Pecinta filsafat yang berusaha menjadi ersatz dari bayang-bayang mimpi dan harapan yang idiil.
Konten dari Pengguna
3 November 2022 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DR Yusuf Ausiandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Strasbourg  by Pierre Blaché - Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Strasbourg by Pierre Blaché - Pixabay
ADVERTISEMENT
Kehidupan di perbatasan suatu negara terkadang menciptakan keadaan dan pengalaman yang menguntungkan bagi warganya. Sebagai contoh, warga negara Indonesia di Kalimantan Barat yang tinggal di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dapat memilih untuk bekerja di Malaysia dengan pertimbangan komparatif gaji. Keadaan yang tercipta karena lokasi geografis ini dapat menimbulkan keuntungan arbitrage.
ADVERTISEMENT

Secara sederhana, arbitrage dapat dipahami sebagai tindakan memanfaatkan perbedaan harga dan biaya atas suatu barang atau jasa yang sama untuk memperoleh keuntungan tertentu dari perbedaan tersebut.

WNI yang bekerja di Malaysia pada siang harinya dan hidup di Indonesia pada malam hari dapat menikmati perbedaan antara tingkat gaji di Malaysia dan biaya kehidupan di Indonesia. Keuntungan arbitrage ini turut berlaku bagi mahasiswa yang menimba ilmu di kota perbatasan antara dua negara maju.
Sebagai contoh, mahasiswa yang mengambil kuliah pada Université de Strasbourg, Strasbourg, Perancis akan kemungkinan mendapatkan tempat tinggal mahasiswa (kosan) yang berlokasi di daerah perbatasan seperti di Residence Les Cattleyas. Lokasi ini terletak hanya 4 KM dari Kota Jerman terdekat yakni Kehl. Kedekatan antara lokasi kosan dengan kota negara lain memungkinkan mahasiswa memanfaatkan arbitrage untuk menekan biaya kehidupan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perbandingan biaya hidup umum dapat diketahui bahwa biaya hidup di Perancis lebih mahal ketimbang di Jerman terutama untuk barang belanja kehidupan sehari hari.
Hanya saja di sisi lain, mahasiswa di Perancis mendapatkan manfaat sehubungan dengan biaya perkuliahan yang murah serta berbagai manfaat yang diterima pelajar di wilayah perancis. Selain itu, mahasiswa di Universitas di Perancis dapat memperoleh akses ke berbagai kegiatan olahraga, kepemudaan, gastronomi dan budaya dengan harga termurah yang hanya berlaku bagi mahasiswa.
Kemungkinan arbitrage biaya antara pengeluaran kehidupan di Jerman dan manfaat dukungan kepemudaan dan budaya di wilayah Prancis dapat menciptakan kehidupan yang secara ekonomis optimal bagi mahasiswa yang memilih untuk belajar di kota Strasbourg. Selain itu, mahasiswa dapat secara alamiah merasakan menjadi warga Uni Eropa dengan melakukan berbagai kegiatan secara distributif di dua negara berbeda. melalui arbitrage biaya hidup, keuntungan teoritis konsep pasar bebas lintas negara pada tingkat regional dapat dirasakan manfaatnya langsung bagi warga negara.
ADVERTISEMENT

Arbitrage biaya hidup dan manfaat status kemahasiswaan dapat menjadi kriteria dalam menentukan lokasi kuliah bagi mahasiswa Indonesia yang hendak mengambil kuliah di luar negeri.