Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cara Nabi Yunus Jalani Lockdown di Dalam Perut Ikan Paus
20 April 2020 9:21 WIB
ADVERTISEMENT
Ada suatu negeri yang namanya Nihawa. Negeri Mosul, Irak. Negeri di mana Nabi Yusuf diutus oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Ada apa dengan Negeri ini?
Nabi Yunus diutus ke negeri ini untuk berdakwah, mengajak agar semua yang ada di sana menyembah Allah SWT. Mengajarkan tauhid.
Namun, apa yang terjadi ? Umat Nabi Yunus malah kufur kepada Allah SWT.
Begitu lama perjalanan dakwah Nabi Yunus di sana, hingga suatu ketika kesabaran Nabi Yunus pun habis. Nabi Yunus kemudian meminta Allah untuk memberikan azab kepada umatnya yang tidak kunjung bertobat dan berserah diri kepada Allah.
Allah menyampaikan kisah perjalanan dakwah Nabi Yunus kepada Rasulullah SAW. Untuk apa? Apa tujuannya? Supaya Rasulullah tidak menjadi seperti Nabi Yunus. Pada saat itu, Allah memberikan inti dari perjalanan dakwah Nabi Yunus, yaitu dalam mengajak dan mengajarkan orang tentang amal makruf dan nahi munkar hendaknya bersabar.
ADVERTISEMENT
Nabi Yunus berkata kepada umatnya, “Tunggu! Tiga hari lagi Allah akan turunkan azab kepada kalian semua.”
Lantas, di hari ketiga, Nabi Yunus pergi meninggalkan umatnya dengan menaiki sebuah perahu. Dan di hari ketiga itulah Allah menurunkan hidayah kepada umat Nabi Yunus. Lalu mereka beristigfar, memohon ampun, dan mereka beriman. Bahkan mereka telah menyiapkan segala sesuatunya, sebab mereka tahu tanda-tanda azab itu akan datang, berdasarkan ucapan Nabi Yunus.
Sejak hari itu, kaum Nabi Yunus menyatakan telah beriman kepada Allah SWT, dan kemudian Allah menghindarkan mereka dari azab-Nya yang amat pedih.
Satu masalah selesai. Kaum tersebut terhindar dari azab sebab memohon ampunan Allah, kembali ke jalan Allah, bertaubat, dan mereka beriman kepada Allah SWT. Namun, apa yang tengah terjadi pada Nabi Yunus? Allah menghukumnya dengan cara me-lockdown beliau di dalam perut ikan paus.
ADVERTISEMENT
Dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 87-88 yang sering kali kita dengar, ayat ini berisi doa yang dipanjatkan oleh Nabi Yunus saat itu. Nabi Yunus tengah menjalani lockdown dalam kegelapan. Fizh-zhulumaats.
Tiga kegelapan yang beliau rasakan saat itu: Pertama, kegelapan yang beliau rasakan di dalam perut ikan paus. Kedua, kegelapan di dasar samudera yang sangat dalam. Namun, kegelapan di bawah dasar samudera inilah beliau dapat mendengar ikan-ikan yang senantiasa bertasbih kepada Allah SWT. Kemudian kegelapan yang ketiga, kegelapan dalam gelapnya malam. Maka, selama lockdown beliau bermunajat kepada Allah dan berzikir melalui doanya yang begitu masyhur, yaitu;
Laa ilaaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minazh-zhaalimiin.
Dalam doanya ini, terdapat tiga pokok kalimat yang bersatu menjadi sebuah doa.
ADVERTISEMENT
Pertama, sebagai jalan memperbaiki iman. Maka, dalam situasi lockdown ini kita perbaiki iman kita kepada Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Yunus dalam kondisi lockdownnya kala itu.
Kedua, sebagai washilah untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Ungkapkan kecintaan dan kerinduan kita kepada Allah SWT. Maka, dalam kondisi kita seperti saat ini, Allah tengah menguji keimanan kita di bulan-bulan terakhir menjelang bulan suci Ramadan dengan rasa takut akan kematian juga rasa takut akan kelaparan. Al-khauf wal juu’ wa nafsimminal amwaal wal anfusi wats-tsamaraats. Allah menguji kita dengan paket lengkap. Tidak ada daya dan upaya, kecuali seizin-Nya. Maka, belajarlah dari jalannya Nabi Yunus AS.
Ketiga, kita berlindung dari Allah untuk Allah angkat cobaan, musibah, ujian, dan berbagai permasalahan di dunia, begitu pula dengan wabah virus Corona yang telah membumi seperti sekarang ini. Sehingga Allah izinkan kita untuk memasuki bulan suci Ramadan dengan rasa gembira, tidak ada rasa takut, tidak ada kekhawatiran, dan kita dapat beribadah dengan sebaik-baik ibadah di bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT