Manusia Khalifa Fil Ardh

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
Konten dari Pengguna
22 Januari 2021 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia itu diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifa. Wa idz qoola lil malaaikati innii jaa’ilun fil ardhi khalifah. Di buminya, lo. Bukan cuma di Depok, Bogor, Lamongan, Lumajang, Sulawesi, bukan. Tapi juga di New York, London, dan Frankfurt. Global.
ADVERTISEMENT
Saya doa minta 200 triliun cash, sudah bersih, sudah potong pajak, no bea-bea lainnya. “Ya Allah, dalam keadaan engkau ridho, berkah, manfaat buat semesta alam raya, buat makhlukmu, buat hamba-hambamu, buat dirimu, buat agamamu, buat rasulmu.” Asli tuh. Per bulan, saya enggak mau tau. Berarti 2400 triliun per tahun. Hahaha. Dalam keadaan enggak ada yang bisa nge-freeze itu duit. Enggak ada yang bisa ngambil. Jalannya jangan sampe jalan yang ngaco. Jalannya jalan yang bener, jalan yang lurus.
Orang yang enggak punya tuhan aja jadi, masa kita yang punya tuhan kagak jadi. Tiap sujud saya doa begitu. Kalau memang manfaat, kalau memang bakalan jadi, bisa bener-bener manfaat se-Indonesia. Biar tetep dimiliki oleh Indonesia, tidak dimiliki oleh asing. Bisa ngebendug orang-orang yang jahat dengan menggerakkan malaikat-malaikatnya Allah SWT. Menjaga negeri ini.
Ilustrasi Mengaji di Masjid Foto: Kementerian Pariwisata
Biarin, namanya minta mah jadi ibadah. Ngapain punya 200 triliun per bulan? Saya mau bangun pabrik di semua kota. Mau bangun institusi pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi di seluruh kota, seluruh tanah air. Mau bangun masjid dengan sarana prasana yang paling lengkap. Mau bantu seluruh masjid di seluruh Indonesia. Lalu membantu lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal. Baik jalur agama maupun jalur umum.
ADVERTISEMENT
Saya juga mau bangun desa, jadi desa yang global. Kita mau ngasih beasiswa 100 anak muda di setiap desa. Kita didik jadi anak muda yang kreatif, jadi pengusaha desa yang global, jadi agen penggerak dan perubahan di desa, kemudian bergerak ke seluruh desa di seluruh Indonesia. 84 ribu desa. Satu desa 100 anak muda. Coba kalo enggak 200 triliun sebulan? Enggak cukup bos. Sebab itu berarti sudah 16 juta anak muda, kan? Dan saya bilang, “Ya Allah, mudah-mudahan saya bisa ngegerakkin seluruh Indonesia juga. Jadi saya gak sendirian nih. Saya ajak si fulan, fulanah, a, b, c, d, e.”
Maka kita bikinlah Qubah online. Pesantren Qur’an, Bahasa, dan usaha. Online. Anak-anak muda desa, saya percayalah sudah pada punya handphone. Kita bikinin nih, SMP-SMA online, kampus online. Masuk semua ke situ. Dasarnya adalah tahfiz Qur’an.
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
Setelah itu kita adain pendidikan demi pendidikan yang terapan. Dari yang paling masuk akal sampai pelajaran “Sulaiman Spirit”. Supaya anak-anak desa ngeliat New York, London, Frankfurt, Barcelona, untuk ditaklukkan. Insya Allah, kita bareng-bareng bikin program anak asuh. Menyiapkan pengusaha-pengusaha muda Indonesia. Dari awal, yang bermartabat, berakhlakul karimah, ada Qur’an di darah dan dagingnya. Menjadi pengusaha-pengusaha hebat tingkat nasional dan internasional. Allahu Akbar.
ADVERTISEMENT