2 Rahasia Sukses Parenting

Zabrina Listya
I am a 'student-mom' with two kids and passionate about learning and self-improvent :) Melbourne
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2018 8:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zabrina Listya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Mengasuh anak buat saya seperti menyetir "mobil" ke sebuah tujuan, namun tidak pasti harus belok kiri kah, kanan kah, atau tetap lurus? Buku dan artikel tentang parenting, pendapat psikolog, pakar pendidikan anak seperti peta tapi memiliki banyak alternative route yang bisa dipilih!
ADVERTISEMENT
Tujuan parenting setiap orang pun bisa berbeda-beda. Ada yang ingin anaknya cerdas banget. Ada yang cerdas ‘aja’ gapapa yang penting sehat. Ada yang ingin anaknya complete: bahagia, sehat, cerdas. "Ada yang.. ada yang.. the list goes and on and on.."
Terus terang tujuan parenting saya pun berubah-ubah dalam kurun waktu 6 tahun ini (karena anak paling besar baru berumur 6 tahun). Awalnya saat di Jakarta, saya memiliki keinginan sendiri apa yang saya ingin tanamkan kepada anak-anak saya.
Bersekolah di Australia, tujuan parenting saya berubah lagi, saya ingin yang lebih, lebih dari yang saya inginkan dulu ketika masih di Indonesia! Namun, tidak penting apa tujuan dari parenting saya karena bisa saja berubah lagi nantinya. Yang terpenting adalah bagaimana cara agar “mobil” saya bisa tetap melaju. Maksudnya?
ADVERTISEMENT
Ok, ceritanya bermula dari sebuah video yang saya tonton dari website yang bernama TED. Video ini bercerita tentang rahasia sukses dalam sebuah parenting, Wow!
Rahasia ini didapat dari sebuah studi manusia terpanjang yang pernah ada selama 70 tahun, dan mengungkap bagaimana supaya orang tua bisa lebih percaya diri dalam mencapai apa yang mereka cita-citakan untuk anak-anaknya. Tertarik? Terus baca ya!
Studi ini dimulai pada 1946 hingga 1990 ketika hampir melibatkan 70.000 bayi dari 5 generasi. Data-data mereka diambil secara berkala seperti sample gigi, rambut, DNA, perkembangan dan lain-lainnya. Untuk mempersingkat cerita, apa dua rahasia faktor kesuksesan parenting yang dimaksud?
1. Jangan Membesarkan Anak di dalam Garis Kemiskinan
Anak Jalanan Belajar Menulis (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Jalanan Belajar Menulis (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Studi tersebut menunjukan anak yang lahir dalam kemiskinan sangat mungkin mengalami banyak masalah dalam hidupnya. Masalah kesehatan seperti obesitas karena makanan yang tidak bergizi saat kecil, ingatan yang buruk, prestasi belajar rendah, dan yang akhirnya anak tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri saat beranjak dewasa.
ADVERTISEMENT
Untuk saya ini cukup masuk akal, karena saya percaya masalah finansial sangatlah mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan. Finansial keluarga mempengaruhi seberapa jauh orang tua mempersiapkan pendidikan anaknya, mempelajari gizi makanan anak-anaknya, dan juga berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh orang tua bersama dengan anak-anaknya.
Apakah seseorang bisa sepenuh hati mendengarkan anak bercerita setiap hari, merespons dengan baik jika masih harus memikirkan banyaknya tumpukan tagihan iuran sekolah dan bulanan yang lainnya yang belum tentu terbayar? Sepertinya tidak.
Lalu, apakah anak yang lahir dalam kemiskinan tidak bisa sukses? Di sinilah peran orang tua sebagai kunci rahasia kedua.
2. Sadari Bahwa Orang tua Memegang Peran Utama
com-Pendidikan Anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Pendidikan Anak (Foto: Thinkstock)
Yes, Peran utama! Studi tersebut mendapati hasil bahwa anak-anak yang terlahir dalam kemiskinan masih bisa memiliki masa depan yang sukses, bagaimana? Singkat cerita, studi ini berkata orang tua yang rajin membacakan buku untuk anaknya, banyak berbicara dan mendengarkan anaknya di beberapa tahun sejak kelahiran anak, memberikan banyak pengalaman baru, dan juga menidurkan anaknya dengan waktu yang teratur secara signifikan, memberikan kesempatan untuk anaknya terlepas dari kemiskinan saat dewasa nanti. Parents Really Matter!
ADVERTISEMENT
Pertanyaan selanjutnya, kalau begitu apakah orang tua lebih penting daripada kemiskinan itu sendiri? Sayangnya, studi ini berkata sebaik-baiknya model pengasuhan yang dimiliki oleh anak yang dibesarkan di garis kemiskinan tetap memiliki gap tertinggal dengan anak yang terlahir di keluarga yang memiliki finansial baik dan didukung dengan good parenting. So, kemiskinan adalah satu-satunya yang harus dijauhkan terlebih saat membesarkan seorang anak.
Lalu apa message yang bisa diambil dari video ini?
Ilustrasi Anak dan Teman-Temannya (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak dan Teman-Temannya (Foto: Shutterstock)
Tentunya selain memastikan anak memenuhi apa yang sudah menjadi standar kehidupannya (dengan menghindari kemiskinan) seperti makanan dengan gizi yang cukup, tempat tinggal yang layak, vaksinasi untuk kesehatannya, dan pendidikan yang baik.
Listen to the science and listen to your children. Science bukan melulu hubungannya dengan laboratorium, rumus-rumus yang mumet, karena science berada di sekitar kita! Mulai dari mengeringkan cucian, prinsip-prinsip simple memasak sampai bagaimana kita bisa pergi ke bulan semua karena manusia menggunakan science. Dan juga listen to your children. Don’t forget to see them as a unique individual.
ADVERTISEMENT
Setuju?