Pelajaran Berharga dari Toko Barang Bekas di Australia

Zabrina Listya
I am a 'student-mom' with two kids and passionate about learning and self-improvent :) Melbourne
Konten dari Pengguna
8 Juni 2018 9:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zabrina Listya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tingginya biaya hidup di Australia membuat banyak mahasiswa plus ibu rumah tangga dengan anak balita seperti saya harus pintar-pintar mengatur pengeluaran uang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laman website ini, harga-harga seperti makanan restoran dan sewa rumah di Australia 300% lebih tinggi dari Jakarta. Ditambah lagi, kebutuhan sehari-hari harganya juga berkali lipat dari di Jakarta. Mudah sekali bikin bangkrut jika tidak berhati-hati mengeluarkan uang.
Toko bekas memang bukan sesuatu yang baru. Di Jakarta saya pernah mendatangi toko buku bekas di Kwitang, pasar barang bekas di Poncol, atau toko antik di jalan Surabaya, yang katanya cukup didatangi banyak turis. Terus terang, tidak ada di antaranya yang berkesan.
Hal berbeda saya temukan di Melbourne, Australia. Toko barang bekas di Melbourne memberikan banyak pembelajaran. Bukan hanya sekedar untuk mendapatkan barang dengan harga murah. Lebih dari itu.
Apa saja yang pembelajaran yang di dapat dari toko bekas (Opportunity Shop disingkat menjadi Op Shop)?
ADVERTISEMENT
1. Meluangkan waktu untuk membangun komunitas
Pegawai yang pada umumnya adalah lansia menggunakan waktu luangnya untuk menjadi sukarelawan di berbagai Op Shop di Australia. Kebanyakan dari mereka menjadi sukarelawan kurang lebih empat jam sehari tanpa dibayar satu sen pun.
Dari beberapa ‘nenek atau kakek’ (asumsi saya mereka di atas 70 tahun) yang pernah berbicara dengan saya, mereka mengutarakan merasa senang saat menjadi sukarelawan.
Beberapa manfaat yang mereka peroleh, antara lain bisa menambah teman, berbagi pengalaman dengan teman sukarelawan lain, belajar tentang proses retail seperti toko pada umumnya, dan juga berkontibusi untuk berdonasi dari hasil jualannya.
Hasil-hasil penjualan barang bekas ini pun kemudian disalurkan ke berbagai tempat, seperti rehabilitasi orang untuk berhenti dari narkoba dan alkohol, para tunawisma, korban kekerasan yang banyak dialami wanita dan anak-anak, keluarga dan pensiunan tantara dan pemberian keterampilan untuk difabel, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Dengan menjadi sukarelawan di Op Shop, ada rasa memiliki dan kontribusi kepada komunitasnya, dan itu bernilai sangat tinggi.
(Foto pribadi dengan izin untuk publikasi)
2. Belajar menyayangi barang yang sudah dimiliki untuk membantu orang lain
Tidak ada hentinya saya membayangkan berapa ratus dolar yang bisa saya hemat ketika memilih untuk berbelanja di Op Shop. Barang yang dijual bukanlah barang yang sudah rusak, tapi barang yang masih tersimpan rapi, bersih, dan tentunya layak pakai.
Favorit saya adalah membeli buku anak dan buku untuk saya. Buku-buku di Op Shop sangatlah banyak dan bagus-bagus. Murahnya buku dengan harga mulai 50 sen sampai sekitar $3 dengan pilihan yang beragam, membuat akses membaca dan memiliki pengetahuan baru semakin mudah.
ADVERTISEMENT
Betapa kagetnya saya ketika membeli buku anak dengan tulisan tahun dari sebelum saya lahir namun masih bagus sekali dan layak dibaca. Begitu juga dengan mainan. Mainan masih sangat tersimpan rapi dan layak pakai dengan harga mulai $1. Dengan berdonasi, bisa membuat anak-anak, apalagi orang tuanya yang bisa banyak menghemat.
(Salah satu notes di buku anak yang saya beli di toko bekas, bukunya lebih tua daripada saya!)
3. Menggunakan ulang barang bekas terbukti ikut membantu melestarikan lingkungan
Kampanye reduce,reuse,recycle untuk melestarikan flora dan fauna sangat terasa di Australia. Dimulai dari ketatnya pemeriksaan di bandara saat memasuki kota-kota di Australia, larangan memberikan makanan manusia seperti roti kepada hewan liar di tempat umum, membawa sampah pulang ke rumah, dan berbagai macam lainnya.
ADVERTISEMENT
Tentu saja recycle atau daur ulang bukan lagi hal asing yang terdengar di mana-mana termasuk sekolah-sekolah sekalipun. Membeli barang di Op Shop artinya ikut mengurangi penggunaan material baru atau bahan kimia lainnya. Sebagai contoh, dengan membeli mainan anak di Op Shop artinya kita mengurangi penggunaan plastik baru yang dijadikan sebagai material mainan tersebut. Begitu juga buku dan barang-barang lainnya.
Toko barang bekas di Jakarta mungkin tidak senyaman dan tidak memiliki misi sebesar toko bekas di Australia. Namun, di bulan Ramadan seperti sekarang, kita juga bisa mulai belajar berdonasi pada orang-orang membutuhkan.
Jika berdonasi sudah terbiasa dilakukan di suatu komunitas, maka tidak perlu toko bekas yang nyaman dan ber-AC untuk dapat berkontribusi pada society. Sebab, menyayangi dan menjaga barang-barang untuk didonasikan juga melestarikan lingkungan.
ADVERTISEMENT