Pertolongan Pertama saat Bersama Anak

Zabrina Listya
I am a 'student-mom' with two kids and passionate about learning and self-improvent :) Melbourne
Konten dari Pengguna
29 April 2018 11:07 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zabrina Listya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertolongan Pertama saat Bersama Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar istilah “Orang tua adalah guru pertama”? Sebagai orang tua, saya sering kali merasa terekspos dengan berbagai macam hal yang berhubungan untuk mengasah kemampuan dan perkembangan anak, seperti salah satunya yang saya tulis di artikel mengenai teachable moment. Tetapi buat saya istilah itu saja tidak cukup.
ADVERTISEMENT
Berita sedih anak yang tidak terselamatkan dari kejadian yang tidak terduga, seperti anak yang tersedak oleh bola kecil yang rencananya untuk dijadikan souvenir goodie bag ultahnya dan kemudian meninggal di pelukan ibunya, membuat saya berpikir bahwa orang tua bukan hanya sebagai guru pertama, tetapi diharapkan juga penyelamat pertama. Sungguh berat tugas orang tua ya!
Beberapa data statistik berikut cukup membuat saya acknowledge pentingnya mengetahui first aid training!
1) Sejumlah 12.175 anak dari umur 0-19 tahun meninggal karena kecekalaan tidak sengaja/terduga (unintentional injury). Umur 1-4 tahun tersedak dan tenggelam merupakan kecelakaan terbanyak. Dan umur 5 tahun ke atas disebabkan oleh kecelakaan transportasi. (US CDC, 2000-2006)
2) Tersedak merupakan salah satu penyebab kematian anak yang utama di usia sebelum 4 tahun dari kecelakaan tidak sengaja/terduga (Science Daily, 2010).
ADVERTISEMENT
3.) Salah satu sumber mengatakan anak-anak lebih banyak meninggal dikarenakan kecelakaan tidak sengaja dibandingkan karena kanker dan infeksi virus.
Hal ini juga saya rasakan ketika survey beberapa sekolah anak saya yang pertama di Melbourne. Selalu diucapkan Teachers and principals are familiar and trained with the school’s first aid procedures dan ini merupakan hal yang wajib sebagai persyaratan guru tetap di Australia. Saya belum berpengalaman dengan sekolah di Jakarta, tetapi ketika dulu saya pernah beberapa kali visit ke taman kanak-kanak di Jakarta, saya tidak pernah mendengar hal ini.
Tentu saja saya merasa lebih tenang jika anak saya bersama dengan pengajar atau pengasuh yang memiliki pengetahuan untuk pertolongan pertama. Di rumah pun tidak kalah pentingnya, berikut hal-hal yang bisa dilakukan jika situasi berikut terjadi di sekitar kita yang berguna untuk orang tua, kakek, nenek ataupun mbak yang menjaga anak di rumah.
ADVERTISEMENT
1. Tersedak
Ini merupakan hal pertama yang saya cari tahu ketika dulu si sulung memulai makan makanan padat di umur 6 bulan. Tersedak disebabkan benda atau potongan makanan yang menutup saluran pernapasan. Muka bisa membiru, susah bernapas jangankan bersuara, menangis pun tidak bisa. It’s silent! Chocking is silent, completely silent! Dan ini hanya hitungan detik untuk memberi pertolongan.
Dulu saya sering sekali dengar kalau kita tersedak “cepat minum, kasih minum”, beberapa kali malah tidak membantu atau semakin membahayakan karena artinya memperlambat pertolongan. Jika anak tersedak, tidak bersuara, muka membiru, video berikut cukup membantu untuk anak di atas satu tahun (untuk bayi di bawah satu tahun di link ini):
2. Kulit Terbakar
ADVERTISEMENT
Di rumah saya wajib masak (karena bisa bangkrut jika terlalu sering makan di luar) yang artinya kompor dapur selalu ‘aktif’, saya juga penggemar kopi atau teh ‘panas’ yang artinya di meja makan hampir selalu ada secangkir air panas. Atau mungkin di rumah terkadang ada eyang atau kakek nenek yang senang minum air hangat cenderung panas, atau mbak yang mengharuskan menjaga anak disambi memasak, maka resiko kulit anak terbakar pun semakin besar.
Penanganan berikut merupakan kulit terbakar first degree atau tingkat ringan, artinya bukan disengaja atau terbakar seluruh tubuh. Berikut penanganan kulit terbakar yang masih ringan:
Jangan kasih kasih es batu/mentega/odol atau sejenisnya yang justru memperparah. Untuk berjaga-jaga jika luka kulit terbuka tutup sementara dengan plastik bersih untuk menghindari infeksi sebelum diobati.
ADVERTISEMENT
3. Tenggelam
Di Australia water safety sangat penting dan mendapat perhatian utama dan sering dilakukan simulasi di kelas renang anak saya. Menurut data yang saya baca dari WHO, tenggelam merupakan penyebab kematian peringkat ketiga dari kecelakaan yang tidak terduga. Anak-anak 1-4 tahun merupakan korban terbanyak. Berikut yang dilakukan jika situasi ini terjadi di sekitar kita.
4. Terjatuh
Jatuh merupakan hal yang saya takutkan terutama ketika anak-anak sedang aktif-aktifnya dan saya tidak bisa 100% selalu berada di samping mereka. Jatuh juga merupakan kejadian fatal, menurut sumber ini di bawah 5 tahun harus dihindari dari terjatuh dengan ketinggian 1.5 meter. Ketika anak terjatuh, video berikut bisa dijadikan referensi daripada kelimpungan tidak tahu apa yang akan dilakukan:
ADVERTISEMENT
Saya bukan expert di bidang ini, tapi menurut saya awareness untuk kejadian-kejadian seperti di atas penting sekali bukan hanya untuk guru-guru di sekolah, tetapi orang tua, kakek, nenek atau mbak pengasuh di rumah yang bertugas menjaga anak-anak. Telepon darurat Indonesia yang saya dapatkan dari Wikipedia mungkin bisa membuat hati lebih tenang. Seperti halnya saya mengajarkan si sulung untuk menelepon 000 (nomor emergency di Australia).
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati! Dan semua kejadian di atas bisa dicegah!
Lantas apakah saya melarang anak-anak untuk bermain hal-hal yang berbahaya? Tentu tidak 😊 Saya termasuk ibu yang pro untuk membiarkan anak-anak bermain hal-hal yang berbahaya karena memang memiliki banyak manfaat. Tetapi tentunya saya memiliki beberapa pertimbangan penting dan safety rules ketika saya membiarkan mereka melakukan hal-hal berbahaya yang mungkin nanti akan saya share di artikel berikutnya. Semoga bermanfaat!
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak dan orang tua (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan orang tua (Foto: Thinkstock)