Konten dari Pengguna

Kopiah Hitam Dalam Konteks Geopolitik dan Geostrategi Indonesia

Zackir L Makmur
Pemerhati masalah sosial budaya, menulis beberapa buku fiksi dan non fiksi, dan bergiat di IKAL Strategic Center (ISC).
12 November 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zackir L Makmur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada hal yang membuat tercengang, yakni sewaktu pada pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping (9 November 2024), terdapat momen yang menunjukkan ketidakkompakan dalam penggunaan simbol kebangsaan: kopiah hitam.
ADVERTISEMENT
Meskipun Presiden Prabowo mengenakan kopiah hitam sebagai simbol kebanggaan Indonesia, namun sejumlah menteri dan pejabat tinggi yang mendampingi tampak ada banyak yang tidak mengenakan kopiah hitam tersebut.
Padahal simbol kebangsaan seperti kopiah hitam, sebenarnya memiliki makna yang mendalam dalam konteks diplomasi dan identitas nasional. Dalam acara internasional seperti pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, penggunaan kopiah hitam bisa memberikan pesan yang kuat tentang kedaulatan dan identitas Indonesia.
Kopiah hitam bukan hanya bagian dari pakaian, tetapi juga sebuah simbol yang mengingatkan dunia tentang perjuangan Indonesia dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dan kemerdekaan. Maka sebagai simbol perjuangan nasional sejak era Soekarno, kopiah hitam seharusnya dikenakan dengan kesadaran penuh oleh para pejabat dalam pertemuan strategis, terutama dalam dialog dengan negara besar seperti China (dan negara-negara lainnya).
ADVERTISEMENT
Ketika para pejabat tinggi Indonesia hadir begitu sedikit mengenakan kopiah hitam, lebih banyak yang hadir tidak mengenenakan, maka hal tersebut dapat menciptakan jarak yang melemahkan representasi kebangsaan Indonesia di mata dunia. Ini menjadi masalah dalam menjaga kesatuan citra Indonesia di kancah internasional.
Kopiah Hitam Mempertegas Posisi Indonesia
Dalam diplomasi, setiap elemen penampilan memiliki makna tersendiri, dan kopiah hitam merupakan salah satu simbol yang penting untuk mempertahankan komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai kesetaraan dan kedaulatan. Menghadirkan pejabat yang bangga mengenakan simbol ini dalam pertemuan dengan pemimpin dunia, tentulah dapat mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang menjaga prinsip-prinsip kemerdekaan dan martabat. Hal ini juga menunjukkan konsistensi dalam menghargai warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas bangsa.
ADVERTISEMENT
Kehadiran simbol seperti songkok hitam dalam diplomasi internasional bukan hanya soal penampilan, tetapi juga soal memperkuat citra Indonesia di tengah persaingan geopolitik yang semakin kompleks. Dengan mengenakan simbol kebanggaan ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mempertahankan posisi strategis di kancah dunia, sekaligus mengingatkan dunia akan komitmennya terhadap nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Dalam konteks geopolitik modern, songkok hitam tetap relevan sebagai simbol ketahanan budaya Indonesia di tengah arus globalisasi. Globalisasi kerap membawa tantangan bagi negara-negara berkembang dalam mempertahankan identitas budaya mereka, terutama ketika berada di bawah tekanan kekuatan budaya dominan dari negara-negara besar.
Di sinilah peran simbol nasional seperti songkok hitam menjadi penting dalam memperkuat identitas bangsa. Simbol ini mengingatkan rakyat Indonesia akan pentingnya menjaga kedaulatan budaya dan identitas, sekaligus menegaskan posisi Indonesia di tengah percaturan geopolitik dunia yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Dengan menjunjung nilai-nilai lokal yang diwakili oleh songkok hitam, Indonesia dapat tetap relevan dan memiliki posisi strategis di dunia global tanpa kehilangan jati diri. Maka songkok hitam bukan hanya sekadar simbol tradisi, melainkan juga cerminan sikap bangsa Indonesia terhadap kedaulatan, kesetaraan, dan keadilan sosial.
Dalam geopolitik dan geostrategi Indonesia masa kini, menjaga identitas nasional menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan global yang sering kali mencoba merusak kesatuan sosial dan budaya lokal. Dengan menghargai dan merawat simbol-simbol seperti songkok hitam, bangsa Indonesia dapat mempertahankan karakter dan kekuatannya di tengah arus modernisasi dan globalisasi.
Songkok Hitam Dalam Konteks Diplomasi
Dalam konteks kebangsaan, songkok hitam, atau kopiah hitam, telah lama melambangkan ideologi persatuan dan kesetaraan yang menjadi fondasi kebangkitan nasional Indonesia. Sejak masa perjuangan, khususnya melalui peran tokoh seperti Ir. Soekarno, kopiah hitam bertransformasi dari sekadar aksesori menjadi simbol identitas nasional yang kuat.
ADVERTISEMENT
Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, menjadikan kopiah hitam sebagai penanda persatuan yang menyatukan keberagaman etnis dan budaya Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Dengan mengenakan kopiah hitam dalam setiap kesempatan resmi, Soekarno membawa pesan kebanggaan nasional dan semangat perlawanan terhadap dominasi asing, menjadikan kopiah hitam sebagai simbol solidaritas yang mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Maka kehadiran kopiah hitam di tengah acara-acara diplomatik internasional bukan hanya soal tradisi, melainkan juga soal menanamkan identitas kebangsaan di tengah percaturan geopolitik. Ketika simbol ini digunakan dalam situasi resmi, terutama ketika berinteraksi dengan negara-negara kuat, pesan yang disampaikan adalah bahwa Indonesia, meskipun menghormati budaya lain, tetap teguh pada budaya dan identitasnya sendiri.
Kopiah hitam membawa nilai simbolis yang mendalam, mencerminkan bahwa bangsa ini tidak kehilangan jati diri dan tetap menghargai perjuangan para pendahulunya. Hal ini penting di tengah arus globalisasi yang berpotensi mengikis identitas nasional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ke depannya, setiap pemimpin dan pejabat yang mewakili Indonesia di kancah internasional seharusnya mempertimbangkan untuk menggunakan kopiah hitam sebagai lambang identitas dan solidaritas kebangsaan.
Hal ini tidak hanya menambah wibawa negara, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang bangga dengan budayanya sendiri. Simbol ini akan terus mengingatkan Indonesia, bahwa sekalipun terlibat dalam diplomasi global yang kompleks, bangsa ini tidak akan melepaskan nilai-nilai luhur yang telah membentuk jati dirinya. Dengan memelihara simbol-simbol kebangsaan, Indonesia bisa lebih percaya diri dan teguh dalam menghadapi tantangan geopolitik global yang terus berkembang.
Simbol Nasionalisme dan Persatuan Bangsa Indonesia
Songkok atau kopiah hitam bukan sekadar pelengkap busana, melainkan simbol perjuangan yang penuh makna. Peci hitam ini, dalam sejarah kebangsaan Indonesia, pada mulanya dimodifikasi oleh HOS Tjokroaminoto menjadi ikon yang mencerminkan cita-cita nasionalis melawan kolonialisme.
ADVERTISEMENT
Lantas seperti dikukuh oleh Soekarno, di mana Presiden pertama ini selalu mengenakan kopiah hitam. Ini tidak hanya menjadi ciri khas pribadinya, tetapi juga sarana untuk menunjukkan dukungannya pada budaya lokal yang inklusif.
Sebagai simbol yang inklusif, kopiah hitam mewakili prinsip kesetaraan yang menjadi dasar perjuangan bangsa. Presiden Soekarno menjadikan peci hitam sebagai lambang perlawanan terhadap kolonialisme, yang juga mencerminkan nilai kesetaraan yang diajarkan oleh gurunya, HOS Tjokroaminoto.
Melalui kopiah hitam, Soekarno menyampaikan pesan bahwa semua rakyat Indonesia, dari berbagai suku dan agama, memiliki peran yang sama dalam membangun bangsa. Ia memperkenalkan kopiah hitam sebagai simbol bahwa kebebasan dan kemerdekaan, adalah hak setiap individu di negeri ini. Inilah yang membuat kopiah hitam menjadi lambang yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di bawah pemerintahan Soekarno, kopiah hitam bahkan memperoleh status resmi sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Peraturan pemerintah yang dikeluarkan pada masa itu mengukuhkan kopiah hitam ini sebagai simbol nasionalisme.
Pengakuan resmi ini memberikan legitimasi kepada kopiah hitam sebagai simbol persatuan dan kebanggaan Indonesia. Dengan langkah tersebut, Soekarno memastikan bahwa nilai-nilai nasionalisme dan semangat persatuan yang ia emban dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya melalui simbol yang dapat dikenali dan diterima secara luas.
Maka songkok hitam ini tidak hanya menjadi identitas bagi Soekarno pribadi, tetapi juga berfungsi sebagai simbol bagi semangat nasionalisme yang menyatukan Indonesia. Dalam situasi saat ini, kopiah hitam masih memiliki peran penting sebagai simbol yang mengingatkan bangsa akan perjuangan panjang untuk mencapai kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Songkok hitam adalah pengingat bahwa persatuan dan kebersamaan merupakan kekuatan utama Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dalam konteks yang semakin beragam dan terbuka, peci hitam tetap relevan sebagai lambang identitas dan solidaritas bangsa.
Sebagai warisan dari masa lalu, songkok hitam terus hidup dalam ingatan bangsa dan tetap memiliki relevansi bagi generasi saat ini. Melalui songkok hitam, bangsa Indonesia diingatkan akan nilai-nilai kesetaraan, persatuan, dan kebanggaan nasional yang menjadi fondasi dari perjuangan kemerdekaan.
Simbol ini juga mengajarkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi terus berubah, prinsip-prinsip dasar yang memperkuat bangsa tetap sama. Songkok hitam akan terus menjadi lambang yang menyatukan Indonesia dalam semangat nasionalisme dan keinginan bersama untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Ilustrasi. (Photo by Lighten Up on Unsplash)
Memakai “Mahkota Tanpa Hiasan"
ADVERTISEMENT
Kopiah hitam, yang dijuluki sebagai "mahkota tanpa hiasan," mencerminkan nilai-nilai sederhana namun mendalam yang dianut oleh para pejuang nasional. Tanpa hiasan atau ornamen, kopiah hitam melambangkan kesederhanaan dan ketulusan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Lantaran itu kopiah hitam adalah simbol keberanian yang tidak perlu dihiasi, karena kekuatannya terletak pada nilai-nilai kejujuran, persatuan, dan keadilan yang terkandung di dalamnya. Kopiah hitam tidak hanya menjadi simbol nasionalisme, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kemerdekaan diperjuangkan oleh orang-orang yang memiliki ketulusan dan tekad kuat untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Dalam konteks masa kini, kopiah hitam tetap relevan sebagai simbol identitas nasional yang kuat, terlebih ketika Indonesia menghadapi berbagai tantangan global. Songkok ini mengingatkan kita bahwa bangsa ini dibangun atas dasar perjuangan bersama dan solidaritas yang kuat, nilai-nilai yang sangat penting untuk dipegang dalam menghadapi globalisasi dan berbagai tekanan internasional.
ADVERTISEMENT
Dari itu penggunaan simbol ini dalam pertemuan internasional dapat memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa yang bangga dengan budayanya sendiri, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki identitas yang kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh kekuatan asing.
Dengan demikian, songkok hitam ini bukan hanya warisan dari masa lalu, tetapi juga merupakan bagian dari kebanggaan dan identitas Indonesia di masa kini. Ia mengajarkan pentingnya kebersamaan, kesederhanaan, dan keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan.
Melalui simbol ini, bangsa Indonesia diingatkan bahwa perjuangan mereka belum selesai, dan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para pendiri bangsa harus terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Kopiah hitam akan tetap menjadi simbol yang mengingatkan Indonesia akan jati dirinya, dan perjuangan yang membentuknya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. ***
ADVERTISEMENT