Membumikan Pancasila Melalui Perut

Zackir L Makmur
Pemerhati masalah sosial budaya, menulis beberapa buku fiksi dan non fiksi, dan bergiat di IKAL Strategic Center (ISC).
Konten dari Pengguna
24 Februari 2023 7:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zackir L Makmur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluaraga adalah basis terkecil untuk sebuah bangsa, maka di sinilah letak peran signifikan ketahanan pangan. Bilamana suatu bangsa yang strata keluarga miskin tidak makan, bangsa ini rapuh terhadap ketahanan pangan. Inilah hal-hal yang dijaga olehbergulirnya sistem ekonomi Pancasila.
ADVERTISEMENT
Demikian premis yang terangkat ke permukaan dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan IKAL Startegic Center (ISC). Kemudian dari sini pula muncul pertanyaan yang mendesak dan penting, yakni: apa itu sistem ekonomi Pancasila? “Sistem ekonomi Pancasila untuk kesejahteraan semua, untuk kebahagiaan semua orang,” tegas Prof. Dr. Paul Soetopo Tjokronegoro, MA. MPE.
Prof. Paul Soetopo adalah ekonom senior dari IKAL Strategic Center (ISC), yang juga pernah menjabat Deputi Gubernur Bank Indonesia tampil sebagai pembicara dalam Diskusi Publik ISC pada Kamis 25 Februari 2023, di Sekretariat ISC, Jakarta. Dalam forum yang mengusung tema Insight On Ekonomi Pancasila, Prof. Paul Soetopo menjelaskan 5 sistem ekonomi Pancasila.
Lebih lanjut Ketua Bidang Ekonomi ISC ini menjabarkan ekonomi Panacsila, pertama bahwa roda ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral, dan sosial. “Kedua, sistem ekonomi Pancasila untuk pemerataan sosial. Dengan tidak membiarkan ketimpangan ekonomi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan olehnya bahwa prinsip ketiga ekonomi Pancasila, adalah semangat nasionalisme ekonomi. “Ini untuk perlindangan yang kuat, tangguh, dan mandiri. Ini pula adalah ketahanan ekonomi,” ujarnya seraya mengimbuhkan sistem keempat, yakni demokrasi ekonomi, yang didasarkan pada kerakayatan dan kekeluargaan.
Kerakyatan jangan sampai direduksi hanya sampai pada pemain-pemain ekonomi. Tetapi kerakyatan tetapi juga termasuk yang tidak pemain-pemain ekonomi,” jelasnya seraya mengungkapkan bahwa yang kelima adalah keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil.
Selain itu Prof. Paul Soetopo juga menguaraikan bahwa sistem ekonomi Pancasila, adalah sistem ekonomi khas Indonesia. Digali dari kekayaan falsafah Indonesia. “Pertanyaannya, apakah seluruh sila-sila sudah menjadi basis perkonomian bangsa ini? Apakah kita ini sudah berada pada sistem ekonomi Pancasila, atau sistem ekonomi gado-gado, atau sistem ekonomi kapitalis liberal. Ini yang selalu ditanyakan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Acara diskusi ini dibuka oleh
Wakil Ketua Ketua I Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, MSi., MSc, PhD. bersama para pengurus ISC dan pembicara diskusi publik. (foto.dok.zackir)
Acara diskusiki publik ISC sedang berlangsung dengan pembicara Prof. Paul Soetopo. (foto.dok.zackir)
, dan ditutup oleh Sekretaris Jenderal ISC Laksd TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto, SH, MH. Diskusi ini secara online dan offline, juga ditayangkan kanal Youtube Ikal Strategic Center. Hadir dalam acara ini secara tatap muka antara lain Wakil Sekretaris Jenderal ISC Dr. Dra. Nieta Hidayani, MBA., MM., Ketua dan Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM Irjen. Pol. (Purn) Drs. Bekto Suprapto, MSi. dan Nurmadjito, SH, MH. Shum.
Serta Wakil Ketua Bidang Hankam R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, SE., MA., Wakil Ketua Bidang Sosialisasi, Komunikasi dan Kerja Sama Dipl. Ing. Lily S. Wasitova, Capt. Marcellus Jawawibawa, serta empat pakar eknomi dan hukum dari lembaga audit.
Sebagaimana diketahui, setiap Rabu, ISC dalam tradisinya mengadakan Diskusi Publik, kecuali di Rabu ada hal lain maka digantinya pada Kamis. ***
ADVERTISEMENT