Konten dari Pengguna

Pembelajaran Agama Islam yang Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal
Mahasantri UIN Gusdur Pekalongan
5 Mei 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Agama Islam seharusnya bisa diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Islam adalah agama yang membawa kasih sayang dan keadilan untuk seluruh umat manusia. Dalam ajaran Islam, tidak ada pembedaan antara orang yang memiliki fisik sempurna dan mereka yang hidup dengan keterbatasan. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menuntut ilmu, termasuk ilmu agama.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW telah memberi contoh luar biasa dalam memperlakukan kaum difabel. Beliau menghormati dan memberi peran kepada sahabat-sahabat yang memiliki disabilitas. Salah satu contohnya adalah Ibnu Ummi Maktum, seorang tunanetra yang diberi kehormatan menjadi muadzin dan bahkan pernah dipercaya memimpin shalat. Ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk belajar dan berkontribusi dalam agama.
Namun, dalam kenyataannya, pembelajaran agama bagi penyandang disabilitas masih menghadapi banyak tantangan. Banyak sekolah dan lembaga keagamaan belum menyediakan fasilitas atau materi yang sesuai. Guru-guru belum banyak yang mendapat pelatihan khusus, dan alat bantu seperti Al-Qur’an Braille atau video dengan bahasa isyarat masih sangat terbatas. Bahkan, masih ada anggapan keliru di masyarakat bahwa anak difabel tidak perlu belajar agama secara mendalam.
ADVERTISEMENT
https://pixabay.com/id/photos/braille-menyentuh-bahasa-benjolan-7326486/
Padahal, setiap Muslim berhak mengenal Tuhannya, mencintai Rasulnya, dan mempelajari nilai-nilai Islam seperti sabar, syukur, dan tolong-menolong. Untuk mewujudkan hal ini, pendidikan agama perlu dirancang secara inklusif. Guru harus dilatih agar mampu mengajar siswa dengan kebutuhan khusus. Materi pelajaran juga perlu disesuaikan agar lebih mudah dipahami, misalnya melalui gambar, suara, atau alat bantu visual lainnya. Selain itu, kerja sama dengan keluarga dan komunitas sangat penting untuk mendukung proses belajar anak secara menyeluruh.
Pendidikan agama yang inklusif bukan hanya tentang menyediakan fasilitas, tapi juga tentang mengubah cara pandang kita. Kita perlu menyadari bahwa anak-anak dengan disabilitas bukanlah beban, melainkan bagian dari masyarakat yang memiliki potensi dan hak yang sama. Dengan memberikan akses pembelajaran yang setara, kita sedang membangun masa depan yang lebih adil dan penuh kasih.
ADVERTISEMENT
Islam adalah agama yang memuliakan setiap insan. Dengan menjadikan pembelajaran agama lebih ramah bagi penyandang disabilitas, kita sedang mengamalkan ajaran Islam yang sejati: menghargai setiap manusia, apapun keadaannya.