Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kajian Membaca untuk Kepentingan Studi dalam Kegiatan Literasi Membaca
9 November 2022 9:28 WIB
Tulisan dari Rita Zahara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas mengenai judul artikel ini mari kita mengetahui mengenai apa itu membaca. Membaca merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yang termasuk komponen dari komunikasi tulisan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca merupakan suatu aktivitas yang melibatkan penglihatan, ingatan, kecerdasan, dan keterampilan untuk memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan penulis kepada pembaca melalui media tulis.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tertera pada judul artikel ini, yaitu tentang membaca untuk kepentingan studi mari kita mengenal terlebih dahulu apa itu membaca untuk kepentingan studi. Membaca untuk kepentingan studi merupakan membaca untuk menemukan sebuah informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu masalah studi untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang yang ditekuninya. Membaca untuk kepentingan studi bukan sekedar menemukan sebuah informasi tertentu dari bahan bacaan, melainkan lebih dari itu. Membaca untuk kepentingan studi sama dengan membaca intensif karena membaca intensif membutuhkan pemahaman begitu pula dengan membaca untuk kepentingan studi.
Sebuah penunjang keberhasilannya pendidikan di Indonesia adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan yang luas. Hal tersebut dapat diwujudkan ketika seseorang mempunyai minat membaca yang tinggi. Membaca merupakan salah satu aktivitas dalam kegiatan berliterasi yang merupakan sebuah kunci bagi majunya sebuah pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan tidak diukur dari banyaknya anak yang mendapatkan nilai tertinggi, melainkan banyaknya anak yang gemar membaca baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
ADVERTISEMENT
Tetapi sangat disayangkan minat literasi membaca di Indonesia masih terbilang rendah. Programme for International Student Assessment (PISA), mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Pada tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Hal tersebut membuktikan bahwa kesadaran pentingnya membaca buku di Indonesia masih sangat rendah.
Sejak tahun 2016, Gerakan Literasi Nasional ditetapkan oleh pemerintah. Melalui Gerakan Literasi Sekolah diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan buku untuk pengetahuan agar tingkat literasi membaca di Indonesia mendapatkan sebuah peningkatan dari sebelumnya. Selain itu, seorang peserta didik diharapkan mampu membedakan sebuah informasi yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Sedangkan apa yang dimaksud dengan Gerakan Literasi Sekolah? Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.
ADVERTISEMENT
Dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti salah satunya mengenai kegiatan membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca para peserta didik. Gerakan Literasi Sekolah mempunyai tiga tahapan yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Gerakan Literasi Sekolah memiliki tujuan, yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah supaya mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tetapi sejak adanya Pandemi Covid-19, membuat Gerakan Literasi Sekolah ditiadakan sementara dikarenakan diharuskannya kegiatan belajar mengajar melalui media daring atau online. Hal tersebut membuat kegiatan membaca mengalami penurunan kembali, dikarenakan para peserta didik jarang membaca buku dan lebih banyak berinteraksi melalui gadget.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya hal tersebut peran orang tua sangat penting disini, karena diharapkannya para orang tua bisa membimbing anak-anaknya untuk bisa terus membaca buku di setiap harinya meskipun tidak bersekolah tatap muka. Jadi, membaca tetap merupakan kunci untuk mendapatkan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Dan, program yang sudah dibuat oleh pemerintah yaitu Gerakan Literasi Sekolah diharapkan bisa menumbuhkan minat membaca bagi para peserta didik.