Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Penganalisis Cerpen "Secangkir Kopi dan Sebuah Cerita" Karya Fadjriah Nurdiarsih
26 Oktober 2022 9:26 WIB
Tulisan dari Zahra Amelia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apresiasi adalah suatu tindakan mengenal dan menikmati karya sastra serta cenderung masuk sehingga kita diposisikan menjadi apresiator atau pula sebagai kritikus sastra, tindakan ini dapat dilakukan melalui sebuah pendekatan yaitu melalui unsur yang membentuk sastra itu, yang dikenal menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur ini meliputi tema, penokohan atau karakter tokoh, alur, amanat, setting, latar belakang sosial, dan latar belakang pengarang karya sastra itu.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan kali ini saya ingin mengapresiasi cerpen karya Fadjriah Nurdiarsih "Secangkir Kopi dan Sebuah Cerita" yang merupakan salah satu cerpen dari buku kumpulan cerpen Rumah Ini Punya Siapa? karya Fadjriah Nurdiarsih. Tema dalam cerpen ini menceritakan tentang persahabatan antara Seruni dan Dara yang sudah terjalin lama.
Tokoh, dalam cerpen ini terdapat beberapa tokoh. Tokoh utama adalah tokoh yang berperan sebagai sentra utama pada cerita. dalam cerpen ini tokoh utamanya yaitu Seruni. Tokoh pendamping merupakan tokoh yang mendampingi tokoh utama pada cerita. Dalam cerpen ini terdapat Enam yang menjadi tokoh pendamping yaitu Dara, Dhanu, Daisy, Kusuma Wijaya, ayah Seruni, ayah Dara, dan ibu Dara.
Penokohan, penokohan di cerpen ini mengacu bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita untuk bersikap serta menggambarkan karakter dan wataknya, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Seruni digambarkan sebagai tokoh gadis yang cantik. hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut "seperti biasa seruni sangat cantik menggunakan rok kembang-kembang selutut yang lebar, blus polos yang tersetrika licin dan rambut panjangnya dikuncir". Dara digambarkan sebagai tokoh gadis yang suka merokok, ujar seruni "kau masih merokok? sudah kubilang merokok itu tidak baik" (halaman 99). Dari Kutipan tersebut terdapat dara yang bersikap arogan namun menjadi sahabat baik bagi seruni. Selain itu, dara juga digambarkan sebagai tokoh yang pengertian dan pendengar cerita yang baik bagi seruni dalam kutipan "Pergilah. kita bisa bertemu lagi kapan-kapan", "sudah sana pergilah, bertemulah dengan rekan kerjamu" (halaman 104).
Dhanu digambarkan sebagai seorang suami yang tidak bertanggung jawab kepada seruni dalam kutipan "Tidak, dia hanya berubah. setahun yang lalu, tiba-tiba saja dhanu keluar rumah. pakaiannya tidak dibawa. tiba-tiba mengutus orang untuk mengambil barang-barangnya, katanya dia dapat pekerjaan baru" (halaman 102). Daisy digambarkan sebagai seorang tokoh yang manis dan tegas kepada sang adik seruni dalam kutipan cerpen "hmm, masih ingat kakaku kan, Daisy?", "hmm, tentu. manis, rambut keriting, dan sedikit galak" (halaman 100).
ADVERTISEMENT
Kusuma wijaya digambarkan sebagai tokoh adik yang berbakti dan meneruskan untuk mengelola perkebunan kopi keluarga besar dalam kutipan "Ya, dia di rumah keluarga besar kami di pinggir danau Toba. sehari-hari ia dan istrinya menemani ibuku. mereka mengelola perkebunan kopi warisan keluarga, kopi sindangkalang" (halaman 100-101). Ayah Seruni digambarkan dalam cerpen ini sebagai tokoh yang ramah "ayah Seruni sangat ramah dan penuh kasih sayang" (halaman 100). Ayah Dara digambarkan dalam cerpen ini sebagai tokoh yang arogan dan pemain wanita dalam kutipan "ayah sering berselingkuh" (halaman 101). dan yang terakhir Ibu Dara digambarkan dalam cerpen ini sebagai seorang tokoh yang emosional dalam kutipan "ibunya sering berteriak marah-marah dan suka membanting pintu" (halaman 101).
ADVERTISEMENT
Alur yang ada dalam cerpen ini adalah alur campuran (maju-mundur). Alur maju, diawal pengarang menceritakan tentang kisah secangkir kopi dan sebuah cerita sebenarnya mereka jarang sekali bertemu. dalam setahun, mungkin mereka hanya ada satu atau dua kali tatap muka. Itu pun dipaksakan jika salah satu di antara mereka mengirimkan pesan "Mari ketemu. Aku kangen". Kemudian alur mundur, pengarang flashback kepada beberapa tahun lalu.
Latar tempat pada cerpen ini adalah di sebuah kedai kopi waralaba; kampung halaman; plaza; perusahaan sarinah. Latar waktu pada cerpen ini diceritakan lima tahun lalu; diatas setahun; sekitar tiga tahun; satu tahun terakhir. Latar suasana pada cerpen ini menceritakan kebahagia dan kesedihan.
Sudut Pandang yang terdapat dalam cerpen "Secangkir Kopi dan Sebuah Cerita" adalah sudut pandang orang ketiga. Amanat yang terdapat dalam cerpen ini adalah persahabatan yang baik yaitu yang dapat mengerti keadaan satu sama lain dan menjadi seorang pendengar cerita yang baik.
ADVERTISEMENT
Selesainya menjalani proses pada pembuatan cerita pendek selama lima tahun, Fadjriah Nurdiarsih akhirnya meluncurkan buku pertamanya yaitu kumpulan cerita pendek Rumah Ini Punya Siapa?. Buku cerita pendek karya Fadjriah Nurdiarsih memuat 20 cerita pendek dengan tema yang beragam dan ceritanya berdasarkan pengalamannya tentang kehidupan keseharian budaya betawi. Jadi, kumpulan cerita pendek Rumah Ini Punya Siapa? tercipta berdasarkan apa yang dia tahu dan paham serta yang dekat dengannya. Buku kumpulan cerpen sangat bermanfaat dalam membumikan kisah di kampung-kampung Betawi pada saat itu dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Fadjriah Nurdiarsih atau yang biasa dipanggil Mpok Iyah merupakan seorang penulis perempuan asal Jakarta yang juga berprofesi sebagai editor bahasa, Dia belajar menulis cerpen sejak tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Keadaan sosial budaya yang digambarkan pengarang dalam cerpen ini adalah tentang adat istiadat atau tradisi yang masih sangat kental di lingkungan masyarakat. Pada dasarnya disini penulis ingin bercerita kepada pembaca tentang kisah persahabatan yang sedang bercerita di salah satu kedai kopi yang bernama waralaba.
Tanggapan saya perihal cerpen ini adalah cerpen ini sangat ringkas sehingga mudah membaca dengan keadaan santai serta pengarang menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Namun sangat disayangkan dalam cerpen ini ada beberapa pemborosan kata serta cerita ini berakhir dengan alur yang tidak jelas.