Moneter AS Belum Stabil karena Rupiah Menurun

Zahra Hulul Aini
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
17 September 2023 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Hulul Aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber: freepik.com
Pada 27 Maret 2023 rupiah menurun jadi posisi Rp15.188 per dolar AS. Biasanya rupiah bergerak sekitar Rp15.160 per dolar AS hingga Rp15.192 per dolar AS. Sedangkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menguat menjadi Rp15.174 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.189 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Merosotnya nilai tukar rupiah adalah sebuah peringatan yang tidak dapat diabaikan bagi pemerintah dan pelaku pasar di Indonesia. Ketergantungan terhadap kondisi moneter Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah mempengaruhi stabilitas ekonomi kita. Saat Federal Reserve AS mencoba untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi dalam negerinya, dampaknya sering kali merembet ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Terlepas dari upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas mata uang rupiah, kenyataannya adalah bahwa kita masih rentan terhadap fluktuasi moneter global. Pada saat Amerika Serikat mencoba untuk mengatasi inflasi atau mengubah kebijakan suku bunga, pasar keuangan global merespons dengan cepat. Dan dampaknya dapat dirasakan di seluruh negeri, mulai dari harga bahan makanan hingga biaya pinjaman.
Sumber: freepik.com
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap moneter AS, Indonesia perlu terus memperkuat fundamental ekonominya sendiri. Hal ini mencakup diversifikasi ekonomi untuk mengurangi impor minyak dan komoditas lainnya, serta memperkuat industri dalam negeri. Selain itu, peningkatan inklusi keuangan dapat membantu masyarakat untuk lebih baik bersiap menghadapi gejolak ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penting untuk mengingat bahwa tidak hanya Indonesia yang mengalami dampak dari ketidakstabilan moneter AS. Ini adalah tantangan global yang membutuhkan kerjasama internasional dan perencanaan strategis. G20 dan organisasi internasional lainnya dapat memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan respons terhadap gejolak ekonomi global untuk melindungi negara-negara yang lebih rentan.
Dalam jangka pendek, langkah-langkah seperti diversifikasi investasi, pengelolaan risiko valuta asing, dan pemantauan ketat pasar keuangan global akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Namun, untuk jangka panjang, perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan kebijakan moneter akan menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap keadaan moneter AS yang belum stabil.