Konten dari Pengguna

Peran Kecerdasan Emosional dan Kepribadian dalam Meningkatkan Pembelajaran

Zahra Salbiyah Aniqah Syach
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Desember 2024 11:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Salbiyah Aniqah Syach tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku yang bertumpuk di meja perpustakaan. (Sumber: https://www.istockphoto.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku yang bertumpuk di meja perpustakaan. (Sumber: https://www.istockphoto.com).
ADVERTISEMENT
Penelitian dalam jurnal berjudul “How is the Emotional Intelligence and Personality of Student in Following the Learning Process?” yang diterbitkan pada Journal of Educational Research and Evaluation membahas mengenai pentingnya kecerdasan emosional dan kepribadian mahasiswa dalam mendukung proses pembelajaran. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif yang meneliti 100 mahasiswa Program Studi PGSD, Universitas Musamus, Merauke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mahasiswa umumnya baik, tetapi terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan, salah satunya adalah kemampuan mengendalikan emosional dalam diri sendiri. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga memaparkan peran kepribadian mahasiswa yang dapat memengaruhi proses belajar.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini memfokuskan pada lima dimensi kecerdasan emosional, yaitu kemampuan mengenali emosional diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, memahami emosional orang lain (empati), dan membangun hubungan sosial yang baik. Melalui lima dimensi tersebut, mahasiswa menunjukkan kemampuan yang baik dalam membangun hubungan sosial. Namun, terdapat hal yang masih perlu untuk ditingkatkan, seperti kemampuan dalam mengelola emosional. Kelemahan dalam dimensi ini dapat memengaruhi kemampuan mahasiswa untuk bekerja dengan efektif, baik dalam kelompok maupun secara individu, terutama ketika dihadapkan dengan berbagai tekanan akademik.
Selain kecerdasan emosional, penelitian ini juga mengeksplorasi pentingnya kepribadian dalam proses pembelajaran. Sebagian besar mahasiswa PGSD cenderung memiliki kepribadian ekstrovert yang membuat mahasiswa tersebut lebih mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, terdapat pula mahasiswa yang menunjukkan kecenderungan untuk bersikap pasif ketika diminta untuk menyampaikan pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian dapat memengaruhi cara mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Melalui tulisan ini akan membahas mengenai kecerdasan emosional dan kepribadian yang dapat memengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam proses belajarnya. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan terkait pengembangan kedua aspek ini yang akan membantu mahasiswa menghadapi tantangan akademik, meningkatkan kemampuan kerja sama, dan membangun rasa percaya diri. Dengan memahami hasil penelitian tersebut, dapat memberikan pemahaman terkait pentingnya peran pendidikan dalam mendukung pengembangan emosional dan kepribadian mahasiswa.
Kecerdasan Emosional Membantu Mengelola Tantangan Akademik
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dalam dirinya sendiri, serta memahami perasaan orang lain. Dengan penelitian tersebut, mahasiswa menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengenali emosionalnya dan membangun hubungan sosial yang positif. Hal ini dapat dilihat melalui cara yang dilakukan mahasiswa dalam menjalin komunikasi yang efektif dengan teman sebayanya, menunjukkan empati, serta menciptakan kerja sama yang saling mendukung dalam pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan emosional tidak hanya berfokus pada pengenalan emosi. Kemampuan ini juga mencakup pengendalian emosional dalam berbagai situasi yang penuh dengan tekanan. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mampu mengelola stres dengan lebih efektif, menjaga keseimbangan mental, dan tetap produktif di tengah kondisi yang penuh dengan berbagai tantangan. Hal ini menjadi kunci utama bagi mahasiswa untuk mampu menjalani proses pembelajaran dengan lebih maksimal.
Kecerdasan emosional tidak hanya berdampak pada keberhasilan akademik, tetapi berperan pula pada pembentukan karakter mahasiswa. Dengan memahami dan mengelola emosionalnya, mahasiswa mampu menjadi individu yang lebih bijaksana, sabar, dan mampu menghadapi berbagai dinamika kehidupan. Pengembangan kecerdasan emosional menjadi bagian penting dalam pendidikan karena mampu memberikan manfaat yang menyeluruh untuk mendukung kesuksesan individu maupun sosial.
ADVERTISEMENT
Terdapat tantangan dalam hal mengelola emosional, terutama ketika mengendalikan rasa amarah. Kemampuan ini sangatlah penting karena dapat membantu mahasiswa untuk tetap tenang dan fokus ketika dihadapkan dengan berbagai tekanan akademik, seperti tugas yang menumpuk atau adanya ujian. Mahasiswa yang mampu mengelola emosionalnya dengan baik, maka ia akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan teman-temannya dan memiliki problem solving yang baik ketika dihadapkan pada suatu masalah.
Kecerdasan emosional tidak hanya membantu mahasiswa untuk tetap tenang dalam situasi yang penuh dengan tekanan, tetapi juga mendorongnya untuk mengambil keputusan secara bijak. Kemampuan ini menjadi aspek penting dalam membangun daya tahan diri (resiliensi) di lingkungan akademik. Selain itu, kecerdasan emosional juga berperan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan dosen maupun sesama mahasiswa lainnya. Kemampuan untuk berempati, mendengarkan, dan memahami orang lain memungkinkan mahasiswa untuk berkomunikasi lebih efektif. Kecerdasan emosional bukan hanya memengaruhi pencapaian akademik secara individu, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kualitas interaksi sosial yang dibangun selama proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Peran Kepribadian dalam Proses Belajar
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kepribadian yang bersifat ekstrovert. Selain itu, terdapat pula beberapa mahasiswa yang lebih pendiam atau tidak percaya diri untuk berbicara di depan kelas, hal ini dapat dikenal dengan kepribadian introvert.
Mahasiswa ekstrovert umumnya memiliki kemampuan yang baik dalam membangun interaksi sosial, seperti diskusi kelompok, presentasi, atau kerja sama dalam berbasis proyek. Mahasiswa dengan kepribadian ini cenderung lebih mudah menyampaikan pendapatnya dan mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Namun, keaktifan ini dapat membuatnya kurang fokus pada beberapa aspek secara detail atau terburu-buru dalam menyelesaikan tugas tanpa mempertimbangkannya secara mendalam. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dengan kepribadian ini untuk tetap melatih kemampuan analitisnya agar pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan optimal.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, mahasiswa introvert biasanya lebih teliti dan mampu berpikir secara mendalam. Mahasiswa dengan kepribadian ini sering kali menunjukkan keunggulannya dalam berpikir kritis dan menyelesaikan tugas yang memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. Meskipun mahasiswa dengan kepribadian ini sering kali terlihat pasif saat diskusi bersama, namun ketika diberikan kesempatan untuk berbicara, ia mampu mengemukakan ide yang cemerlang. Tantangan bagi mahasiswa dengan kepribadian ini adalah meningkatkan rasa percaya diri untuk lebih aktif dalam menyampaikan berbagai pendapatnya di depan umum.
Untuk mendukung mahasiswa dengan kepribadian yang berbeda-beda, sistem pendidikan perlu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman secara menyeluruh. Misalnya, mahasiswa ekstrovert akan lebih berkembang jika diberikan kesempatan untuk berinteraksi melalui diskusi kelompok, presentasi, serta tugas yang berbasis proyek bersama. Kegiatan seperti ini dapat membantu dalam memanfaatkan kemampuan berbicara dan bekerja sama. Sementara itu, mahasiswa introvert lebih nyaman dengan tugas individu atau refleksi mandiri. Agar mahasiswa introvert lebih percaya diri, dosen dapat memberikan pendekatan yang mendukungnya. Misalnya, dosen dapat menggunakan metode pembelajaran yang menggabungkan berbagai kegiatan, seperti diskusi online atau presentasi dalam kelompok kecil, agar semua mahasiswa mampu berpartisipasi dengan baik. Selain itu, dosen juga dapat menciptakan suasana kelas yang ramah dan mendukung, dengan tidak memberikan tekanan berlebihan pada mahasiswa introvert untuk segera berbicara di depan umum. Memberikannya kesempatan untuk menyampaikan pendapat secara perlahan. Melalui pendekatan ini, mahasiswa introvert dapat meningkatkan rasa percaya dirinya tanpa merasa terintimidasi oleh suasana kelas yang kompetitif.
ADVERTISEMENT
Ketika kebutuhan mahasiswa ekstrovert dan introvert diakomodasi dengan baik, hal ini dapat menciptakan suasana belajar yang saling mendukung. Mahasiswa dengan kepribadian yang berbeda-beda akan saling belajar dan memahami satu sama lain, sehingga tidak hanya meningkatkan kemampuan akademiknya, tetapi juga keterampilan sosial dan kerja sama. Dengan memperhatikan keberagaman kepribadian ini, pendidikan akan membantu dalam membentuk generasi yang tanggap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Lingkungan belajar yang mendukung beragam kepribadian juga membantu mahasiswa mengasah empati dan toleransi. Misalnya, saat tugas kelompok, mahasiswa ekstrovert dapat belajar untuk lebih mendengarkan pendapat orang lain, sementara mahasiswa introvert dapat melatih keberanian untuk berbicara dan berkontribusi secara aktif. Dengan cara ini, setiap individu belajar memahami bahwa keberhasilan sebuah tim bukan hanya tentang siapa yang paling banyak berbicara, tetapi juga bagaimana setiap anggota berkontribusi sesuai kemampuannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pendekatan yang komprehensif dapat meningkatkan rasa nyaman bagi mahasiswa selama proses pembelajaran. Ketika mahasiswa merasa lingkungan belajarnya mampu menghargai keunikan masing-masing, maka mahasiswa akan lebih termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan akademik. Hal ini tidak hanya mendukung prestasi individu, tetapi juga menciptakan suasana kelas yang positif dan harmonis. Dengan demikian, setiap mahasiswa akan merasa didengar, dihargai, dan termotivasi untuk berkembang secara optimal.
Simpulan
Kecerdasan emosional dan kepribadian memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran mahasiswa. Kedua aspek ini saling melengkapi dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang komprehensif dan mendukung keberagaman berbagai kepribadian, pendidikan dapat membantu mahasiswa untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga menciptakan generasi yang tanggap dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
ADVERTISEMENT