Konten dari Pengguna

Energi Bayu jadi Potensi Besar Bagi Indonesia, Bagaimana dengan Hasilnya?

Zahrah Aulia
Saya adalah pelajar SMA Citra Berkat
28 Januari 2025 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrah Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Energi bayu atau angin adalah salah satu bentuk energi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Berada di antara dua benua dengan iklim tropis dan memiliki daratan yang luas, Indonesia dapat memiliki potensi yang tinggi terhadap energi bayu, yaitu sebesar 155 gigawatt dengan 94,2 gigawatt offshore wind dan 60,6 gigawatt onshore wind. Wilayah timur Indonesia menjadi 40 persen bagian yang memiliki potensi tersebut. Namun, apakah Indonesia sudah memanfaatkannya secara maksimal? Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu sumber listrik yang termasuk dalam renewable energy. Di era renewable energy digaungkan akibat meningkatnya suhu bumi yang dapat memicu perubahan iklim. Memanfaatkan angin sebagai sumber listrik merupakan salah satu bentuk pilihan bijak untuk dilakukan. Terlebih lagi, penggunaan PLTB ini memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan energi lain, sehingga energi ini menjadi energi yang efisien untuk dilakukan. Selain biaya yang lebih murah, energi bayu juga merupakan energi yang bersih, sehingga tidak memiliki emisi gas yang berdampak buruk terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Setiap kelebihan pasti ada kekurangannya, penggunaan PLTB sebagai sumber listrik ini juga akan memberikan dampak seperti polusi suara yang dihasilkan. Hewan-hewan seperti burung dan kelelawar juga akan menghadapi ancaman karena banyaknya turbin angin yang beroperasi. Penggunaan PLTB juga tidak bisa didapat manfaatnya secara konsisten, karena angin dipengaruhi oleh cuaca.
Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Indonesia terhadap Penggunaan PLTB di Indonesia
1.) Angin yang Tidak Kuat dan Konsisten
Meskipun PLTB merupakan energi yang efisien, penggunaan PLTB memerlukan angin yang kuat dan konsisten, sehingga perbedaan cuaca dapat mempengaruhi kinerja PLTB. Indonesia sendiri merupakan negara tropis yang memiliki kecepatan dan konsistensi angin yang lebih rendah dibandingkan negara subtropis seperti Tiongkok. Maka dari itu, Indonesia masih perlu menyelidiki lokasi yang cocok untuk didirikan PLTB.
ADVERTISEMENT
2.) Biaya investasi awal yang Mahal
Biaya investasi awal yang diperlukan untuk membangun turbin angin yang mahal tentunya akan menjadi tantangan juga bagi Indonesia. Namun, biaya yang diperlukan akan cenderung murah jika sudah dioperasikan.
3.) Keterbatasan infrastruktur dan teknologi
Hal ini juga menjadi hambatan bagi Indonesia untuk mengembangkan PLTB. Saat ini Indonesia masih merupakan negara berkembang yang belum mampu untuk menciptakan teknologi tingkat tinggi, sehingga infrastruktur dan teknologi masih terbatas. Indonesia telah memanfaatkan energi bayu sebesar 0,1 persen dari potensi yang dimiliki atau sebesar 152,3 megawatt pada 2024. Penggunaan energi batubara masih menjadi penggunaan energi terbesar di Indonesia. Indonesia belum mampu untuk memanfaatkan potensi energi bayu yang dimiliki. Green RUPTL akan memastikan membangun PLTB dengan kuantitas 597 MW pada 2030 atau sekitar 0,38 persen dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Harapannya, ini menjadi awal baik penggunaan renewable energy Indonesia untuk semakin meningkat.
ADVERTISEMENT