Konten dari Pengguna

Mengapa Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Belum Diterapkan di Indonesia?

Zahrah Aulia
Saya adalah pelajar SMA Citra Berkat
17 Februari 2025 9:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrah Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pexels/EmilianoArano
zoom-in-whitePerbesar
Pexels/EmilianoArano
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, mulai dari energi surya, angin, air, dan lain-lain. Semua orang tahu bahwa energi surya memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Meskipun begitu, energi yang sebenarnya memiliki potensi yang paling besar adalah energi gelombang laut. Energi gelombang laut adalah salah satu Energi Baru Terbarukan(EBT) yang memiliki kelebihan yang sangat menguntungkan di era digaungkannya perubahan iklim ini. Kelebihan Energi Gelombang Laut 1.) Ramah Lingkungan Energi gelombang laut merupakan energi yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat mendorong perubahan iklim. 2.) Berkelanjutan Selain ramah lingkungan, energi ini tentunya berkelanjutan karena energi ini tidak akan habis. Energi gelombang, dapat dimanfaatkan dengan konverter yang menangkap energi gelombang laut dan menggunakannya untuk menghasilkan listrik. Jenis-jenisnya sendiri terdiri dari 3 yaitu konverter overtopping, konverter bada berosilasi, dan konverter air berosilasi. Berdasarkan penelitian National Oceanic and Atmospheric Administration selama 21 tahun terakhir, laut di wilayah selatan Indonesia memiliki gelombang yang tingginya 2 meter dengan rata-rata periode gelombang selama 12 detik. Hal ini merupakan suatu potensi yang besar untuk dibangunnya Pembangun Listrik Tenaga Gelombang Laut(PLTGL). Namun, untuk membangun PLTGL terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi oleh Indonesia. Tantangan yang Perlu Dihadapi 1.) Biaya awal dan perawatan yang mahal Penggunaan PLTGL sebagai sumber listrik membutuhkan biaya awal yang mahal dan juga perawatan untuk pembangkit ini diperkirakan sangat mahal, karena akan terendam dalam air asin yang terus bergerak. Pergerakan yang konstan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan, PLTGL ini kemungkinan besar memerlukan perawatan yang rutin, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya mahal. 2.) Perlunya gelombang yang kuat dan konsisten Hampir sama seperti PLTB bahwa kekuatan dan konsistensi sangat diperlukan untuk menghasilkan energi listrik yang konsisten, sehingga membangun PLTGL tidak dapat dilakukan di sembarang tempat dan perlu dipertimbangkan lebih jauh. 3.) Dapat membahayakan ekosistem laut Membangun PLTGL di daerah pantai bisa membahayakan ekosistem laut. Area penangkapan ikan dapat terpengaruh atau pembangkit listrik dapat menyebabkan korosi pantai yang lebih parah, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dampak lingkungan sebenarnya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan PLTGL.
ADVERTISEMENT
4.) Infrastruktur dan teknologi yang kurang memadai
Indonesia saat ini belum mampu mendesain atau membuat infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk membangun dan memanfaat Energi Baru Terbarukan(EBT). Indonesia memang memiliki potensi yang sangat besar terhadap gelombang laut. Namun, Indonesia sendiri belum dapat memanfaatkan PLTGL sebagai sumber energi listrik. Pembangunan PLTGL memang membutuhkan banyak pertimbangan dari berbagai tantangan yang dimiliki. Maka dari itu, dibutuhkannya kematangan dalam perencanaan dan memahami konsekuensi penggunaan PLTGL lebih lanjut.