I Love Papandayan, Pengalaman Mendaki Gunung Paling Proper di Jawa Barat

Zahrah Muthmainnah
Mahasiswa program ekstensi Universitas Paramadina
Konten dari Pengguna
20 April 2024 23:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrah Muthmainnah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir Februari 2024, disaat hujan sedang sering-seringnya turun, beberapa kawan tiba-tiba mengajak saya mendaki Gunung Papandayan di daerah Garut, Jawa Barat. Pertama kali mendaki gunung dengan ketinggian 2.665 mdpl ini, Saya sempat kaget dengan berbagai fasilitas dan kemudahan yang tersedia di sepanjang jalur pendakian.
ADVERTISEMENT
Bayangan saya naik gunung itu berarti lepas dari fasilitas kamar mandi yang nyaman, bawa perbekalan yang banyak karena tidak ada orang yang jualan makanan, dan kalaupun ada pasti inflasinya akan gila-gilaan, wong di tempat wisata yang ada di dataran rendah saja inflasinya bisa bikin geleng-geleng kepala, apalagi di tempat wisata di dataran tinggi.
Namun semua stigma itu seketika patah ketika saya menyaksikan dan merasakan sendiri kemudahan ketika mendaki gunung ‘proper’ satu ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Saya melabelkan Papandayan sebagai gunung paling ‘proper’ di Jawa Barat.
dokumentasi pribadi
1. Unlimited Toilet Acces
Jujur, buat Saya, hal yang paling malas dilakukan saat mendaki gunung adalah mengendap di balik semak, mencari tempat sepi demi menunaikan hajat dan panggilan alam yang sudah minta dirilis. Oleh karena alasan ini, banyaknya toilet yang tersedia di Papandayan menjadi anugerah bagi Saya karena bisa dengan puas pergi pup dan pipis tanpa khawatir ada yang tidak sengaja melihat atau akan kekurangan air bersih. Tidak hanya menyediakan kamar mandi, beberapa pos bahkan dilengkapi dengan mushola yang akan memudahkan kalian menjalankan rutinitas beribadah.
ADVERTISEMENT
Dengan nominal simaksi yang terhitung cukup mahal, Rp55.000/ orang, kalian sudah tidak perlu lagi membayar uang kebersihan setiap kali akan menggunakan toilet. Pokoknya unlimited toilet acces!
dokumentasi pribadi
2. Banyak Warung di Jalur Pendakian, bahkan Area Kemah
Fakta bahwa Papandayan punya banyak sekali warung di sepanjang jalur pendakiannya baru Saya ketahui setelah kami bawa banyak sekali bahan masakan kayak lagi mau ngadain demo masak di area camp nanti. Saya sempat heran dan tidak percaya sambil bertanya ke teman yang memang pernah ke sini “Ini beneran warungnya ada sampai atas?”
Makin kaget lagi waktu tahu inflasi harga makanan di warung yang ada di jalur pendakian Gunung Papandayan tidak sampai bikin dompet seret. Kayak, kok bisa sih???
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian terjawab ketika Saya melihat motor trail mondar-mandir di sepanjang jalur pendakian, ya bisa lah, wong ke atas juga ada jalur motor.
dokumentasi pribadi
3. Trek Pendakian yang Ramah untuk Kaki dan Mata
Baru kali ini Saya pulang dari mendaki gunung tanpa oleh-oleh rasa nyeri di sekitar paha dan selangkangan. Normalnya, habis turun gunung selangkangan Saya biasanya berasa mau putus dan cara jalan Saya akan sedikit aneh selama 2-3 hari kedepan, tapi kali ini saya malah bisa lari dan naik tangga tanpa nyeri kaki sama sekali.
Trek jalur pendakian di Papandayan menyajikan pemandangan aliran sungai dan batu yang mayoritas tertutup belerang. Beberapa jalur didominasi oleh undakan tangga dari bebatuan. Kalian beberapa kali juga akan menemukan jalur tanah dengan pepohonan yang rimbun (walau itu jarang-jarang sekali) dengan jalur pendakian yang relatif tidak terlalu curam.
dokumentasi pribadi
Namun, meski terdengar mudah, latihan fisik dan pemanasan tetaplah menjadi dua hal yang paling penting kalian lakukan. Jangan mentang-mentang treknya pendek dan tidak securam gunung lain, kamu memilih mengabaikan dan berakhir dengan kondisi badan yang kurang maksimal saat pendakian.
ADVERTISEMENT
Buat yang gak mau hiking, Gunung Papandayan bahkan menawarkan opsi naik ojek sampai area kemah loh, benar-benar ‘proper.’
dokumentasi pribadi
4. Security 24 Jam
Berasa lagi ada di perumahan, Gunung Papandayan bahkan dilengkapi dengan security yang menjaga pos di area camp selama 24 jam. Sebelum kami berenam menggelar tenda di area camp Ghober Hoet, security yang berjaga di pos memberikan beberapa informasi yang penting untuk kami ketahui. Mereka bahkan ikut membantu kami memasang flysheet dan menawaran kami stop kontak untuk mengisi daya handphone.
5. Ada TPS (Tempat Pembuangan Sampah) Bahkan di Pos 9
Berbeda dengan mendaki di gunung lain, yang ketika turun kita harus membawa gembolan plastik hitam berisi sampah selama pendakian, Papandayan di beberapa posnya dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah sementara yang bikin kalian ga perlu ‘gembal-gembol’ trashbag yang kadang bocor itu ke area basecamp. Dijamin naik gunung ini bawaannya gak akan berat-berat amat.
ADVERTISEMENT
6. Ada Kolam Pemandian Air Panas
Ini adalah alasan sebenarnya mengapa Gunung Papandayan saya nobatkan menjadi gunung paling ‘proper’ di Jawa Barat. Bayangkan – setelah Kamu capek hiking dan menggigil karena udara dingin di Garut (apalagi kalau hujan), kalian disambut dengan kepulan asap hangat dari kolam pemandian yang bisa meredakan kedinginan serta pegal-pegal di badan kalian. Suhu air yang beneran panas bikin badan kita yang awalnya kayak abis dicambuk warga itu berasa di pijetin sama mba-mba salon.
View dari pemandian yang menyajikan cantiknya landscape alam Kawasan Wisata Papandayan bikin lokasi ini cocok jadi tempat foto untuk story Instagram dengan caption ‘berenang with the view.’ Kondisi kolam pemandian yang juga relatif bersih bikin berendam di sini setelah kelelahan mendaki menjadi experience yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Ada dua kolam pemandian yang ukurannya cukup besar, hanya saja kemarin, saat Saya dan teman-teman sedang berendam, salah satu kolamnya sedang kosong airnya. Entah apa sebabnya. Pemandian air panas ini ada di area parkiran TWA Papandayan dan bisa kalian akses dengan tiket berbayar seharga Rp20.000.
“Semoga pemandian air panas kayak gini ada di semua jalur turun pendakian” begitulah doa yang kami panjatkan selama berandam disini, berendam di sini setelah mendaki real merupakan definisi, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
dokumentasi pribadi
Kira-kira itulah alasan kenapa gunung ini saya nobatkan jadi gunung paling ‘proper’ di Jawa Barat. Kalau ada kesempatan untuk kembali, saya janji akan bawa backpack saja ke sini!
ADVERTISEMENT