Konten dari Pengguna

Mengajar Bersama Zahra

Zahrah Muthmainnah
Mahasiswa program ekstensi Universitas Paramadina
11 Juli 2021 18:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrah Muthmainnah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jelas Zahra pengajar muda salah satu lembaga baca tulis Qur'an yang dengan senang hati membagikan kisah perdananya mengajar anak-anak kecil melalui aplikasi chat whatsapp.
Zahra mahasiswi matematika Universitas Sriwijaya Palembang sudah lama sekali tidak menginjakkan kakinya di kampusnya tercinta. Pandemi lah alasan kenapa sudah dua semester ini ia menghabiskan seluruh masa Pendidikannya di kediamannya yang ada di Bekasi. Hal ini membuat dia memiliki banyak waktu senggang.
Saat liburan semester datang, waktu luang yang ia miliki semakin banyak. Hal itu mendorong Zahra mencari kesibukan untuk mengisi liburannya agar jauh lebih bermanfaat. Berbekal ketertarikannya kepada anak-anak kecil, Zahra akhirnya mendaftarkan diri di salah satu Lembaga baca tulis Qur'an. Lewat lembaga itulah dia memulai petualangannya di dunia pengajaran.
selain mengajar baca tulis Qur'an, Zahra juga mengajak muridnya belajar mewarnai dan kegiatan fun learning lainnya. (sumber; dokumentasi pribadi zahra nur khofifah)
Niat awal Zahra yang hanya ingin mengisi waktu liburannya perlahan mulai berubah seiring berjalannya waktu. Dia kini berniat untuk mentransfer ilmu-ilmu yang telah ia dapatkan selama enam tahun mondok di salah satu pondok pesantren modern di kuningan jawa barat. Dia juga berharap ilmu yang dia tanam kepada anak muridnya akan menjadi amal jariyah yang akan terus menjadi sumber pahala bagi dirinya kelak.
ADVERTISEMENT
Minat Zahra terhadap anak kecil sebenarnya sudah ada sejak dulu, dia kerap kali mengumpulkan anak-anak di sekitar rumah untuk dia ajari menghitung menggambar atau sekadar bermain. Pengalaman mengajar secara professional pertama nya ini menjadi hal yang sangat ia syukuri.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat rutinitas kita kembali berubah. Begitu juga dengan Zahra dan anak muridnya, untuk melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Zahra mengabarkan kondisi kesehatannya beserta seluruh riwayat berpergiannya kepada wali murid. Ia juga menanyakan mengenai sistem seperti apa yang ingin mereka terapkan untuk melangsungkan kelas.
Ada wali murid yang meminta tetap melaksanakan KBM tatap muka dengan persyaratan protokol kesehatan yang ketat serta tidak adanya kontak fisik antara murid dan pengajar. Ada juga wali murid yang meminta KBM ditunda sampai keadaan kembali pulih.
ADVERTISEMENT
Namun keadaan berkata lain, Zahra yang baru-baru ini terinveksi virus corona akhirnya terpaksa menunda semua kelas sampai keadaan kembali normal.
Selalu ada tantangan dari keputusan yang diambil, begitu juga hal nya dengan mengajar anak kecil. Dengan rentang umur murid antara 2-5 tahun, Zahra harus memutar otak bagaimana cara terbaik supaya murid-muridnya bisa menerima dan mau mengikuti kelas sampai akhir agenda. Ada kalanya anak-anak itu tidak menyukai materi yang disampaikan, sehingga Zahra harus mencari cara lain untuk membuat muridnya menyukai pelajaran yang telah dia siapkan.
Zahra juga memiliki murid yang tahun ini baru genap berusia dua tahun, di mana cara bicaranya kadang masih belum bisa dimengerti. Berkomunikasi dengan anak itu merupakan tantangan besar yang harus Zahra lalui.
ADVERTISEMENT
Untuk ke depannya apabila semester ganjil sudah dimulai, Zahra mungkin akan mengurangi jumlah anak murid yang ia pegang. Ia akan menyesuaikan dengan jadwal kuliahnya dan lebih banyak mengambil murid yang mau melakukan KBM lewat daring saja.