Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tebing Candi, Panorama Tersembunyi di Kawasan Pertambangan
28 Agustus 2021 14:03 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zahrah Muthmainnah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau kalian tahu betapa kayanya bumi Bogor, kalian akan terkesima dengan bentang alam yang Bogor miliki. Puluhan bahkan ratusan goa yang tersembunyi di perut bumi, air terjun di sudut wilayah yang jarang diketahui, gunung yang menjulang melindungi kota ini, serta perbukitan tebing karst yang memiliki pesonanya tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kesempatan kali ini mengantarkan aku dan beberapa senior serta saudara pergi mengunjungi tebing setinggi 40 meter di tengah kawasan pertambangan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat. Menemukan lokasi tebing ini bukan hal yang mudah. Kalian akan menemukan jalan tanpa aspal yang dipenuhi batuan kapur. Belum lagi kalau turun hujan, jalanan akan dipenuhi genangan air dan lumpur yang kalau salah, kalian bisa tercebur dan terjebak masuk ke dalam nya.
Apabila berangkat dari Depok, kalian bisa melalui Jalan Raya Bogor atau melewati Jalur Alternatif Cibubur. Perjalanan menggunakan kendaraan bermotor menghabiskan waktu kurang lebih 90 menit dari daerah Beji, Depok. Kendaraan bermotor bisa kalian bawa ke lokasi tebing atau tepatnya parkir di depan mulut goa yang cukup besar. Untuk melakukan pemanjatan di tebing ini, kalian bisa terlebih dahulu melakukan perizinan ke KPA Gembala yang selama ini mengelola Kawasan sekitar Tebing Candi.
ADVERTISEMENT
Kawasan Tebing Candi memiliki bentang alam yang cukup indah, mulut goa yang besar, tebing-tebing yang mengadang jalan, serta danau hasil proses pertambangan menjadi lokasi yang bagus untuk mengambil gambar.
Pada hari pemanjatan, aku dan temanku, Kora, melakukan pemanasan terlebih dahulu supaya otot serta sendi kami tidak kaget saat digunakan memanjat. Selesai pemanasan kami melakukan orientasi medan dan pemetaan mengenai jalur yang akan kami lalui untuk mencapai top.
Tebing ini merupakan tebing ‘sisa’ pertambangan yang terdiri dari dua pitch. Pada perjalanan menuju pitch satu, kalian akan menemukan banyak rekahan yang cocok untuk dipakaikan phyton. Sedangkan dari pitch satu sampai pitch dua (top) yang karakteristiknya merupakan batuan dalam (seperti ornamen goa), kalian akan menemukan celah untuk memasukkan choke sebagai pengaman. Aku dan Kora membagi tugas. Aku yang akan menjadi leader dari ground sampai pitch satu, sedangkan Kora akan menjadi leader dari pitch satu sampai top.
ADVERTISEMENT
Selesai berdoa, dan melakukan partner check aku mulai memanjat. Karena permukaan batu yang kasar serta kemiringan permukaan tebing yang tidak terlalu ekstrem aku tidak menemui banyak kesulitan. Pemanjatan berjalan mulus sampai sekitar 17 meter ketinggian. Pada ketinggian itu, aku menemukan rekahan yang menjorok ke depan di bagian kepala. Pegangan yang minim benar-benar menyulitkan aku naik ke ketinggian selanjutnya. Setelah mendapat banyak masukan dari tim darat yang menonton dari bawah, akhirnya aku berhasil naik dengan menyangkutkan cowstail di hanger bagian kanan atas dengan membuat etrier sebagai pijakan.
Setelah memasang pengaman di pohon kersen dan memasang set hanging belay, Kora, sebagai cleaner mulai memanjat. Pemajatan dilakukan di bawah terik sinar matahari pukul 12 siang dengan latar belakang tim darat yang sedang enak-enaknya minum es.
ADVERTISEMENT
Kora tiba di pitch satu tanpa kesulitan yang berarti, membawa es entah merek apa yang bukannya bikin haus hilang tapi bikin tenggorokan tambah tercekik.
Setelah menyelesaikan agenda makan-makan, Kora sebagai leader berikutnya mulai mempersiapkan diri. Kesulitan pertama ditemukan saat ingin memasang pengaman pertama. Batuan di sekitar situ seakan tidak mempan dipasang phyton, antara batunya yang hancur atau phyton yang tidak mau menyangkut. Setelah berputar mencari lokasi yang cocok, Kora memutuskan memasang pengaman di rekahan yang muat dimasuki webbing.
Karakteristik batuan yang penampakannya berkilat saat terkena cahaya itu menjadi tantangan sendiri karena permukaannya yang licin dan bentuknya yang sulit di grip. Ada sekitar 20 menit sampai akhirnya pengaman ke dua berhasil dipasang.
ADVERTISEMENT
Pemanjatan sampai top berlangsung sekitar satu setengah jam, melawan rasa ngantuk sambil sesekali berteriak karena tidak membawa tiga HT (Handie Talkie). Pukul dua siang akhirnya Kora tiba di top. Aku segera menyusul sambil melakukan pembersihan jalur.
Dari atas tebing kalian akan menemukan ring yang sudah terpasang untuk memasang set rappelling. Kalian juga bisa melihat lebih luas kawasan pertambangan Klapanunggal dan panorama indah yang tersembunyi di kawasan pertambangan ini.