Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Ketahanan Pangan Memasuki New Normal
24 Juni 2020 19:36 WIB
Tulisan dari Zahra Ismi Oktafiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Virus Covid-19 yang akhir ini sedang menjadi permasalahan utama dunia yang memakan banyak korban termasuk di Indonesia. Pemerintah yang harus menindaklanjuti dan mencari cara agar keseimbangan ekonomi tetap terjaga di masa pandemi ini. Jika tidak cepat dalam menindaklanjuti maka perekonomian negara akan hancur. Salah satu hal yang dikhawatirkan dari dampak Covid-19 ini ialah ketahanan pangan negara. Ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi permasalahan utama yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Terutama saat ini Indonesia sudah memasuki era New normal, dimana masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan virus ini. Maka dari itu harus ada inovasi baru untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya dengan strategi bertani dan pola konsumsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Sedangkan ketahanan pangan merujuk pada ketersediaan pangan atau bahan makanan untuk menjamin manusia hidup sehat dan bisa bekerja produktif. Pangan menjadi salah satu permasalahan yang penting di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini. Bahkan Badan Pangan Dunia Food Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa akibat dari pandemi ini dunia diambang krisis pangan. Banyak upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah juga masyarakat mengenai ketahanan pangan. Presiden Jokowi juga menekankan bahwa ketahanan pangan sangat penting. Sesuai dengan UU No. 18/2012 tentang ketahanan pangan dimana kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan dengan tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragama dan bergizi.
ADVERTISEMENT
Virus Covid-19 dapat membatasi ruang gerak masyarakat, selain itu juga mempengaruhi kondisi ekonomi yang akibatnya dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup. Ketersediaan pangan sangat berkaitan dengan lingkungan juga ekonomi. Jika keduanya tidak terlaksana maka ketahanan pangan suatu negara tidak berjalan dengan baik. Pandemi ini juga membuat tekanan bagi para masyarakat itu sendiri, juga petani. Melalui berbagai cara pemerintah terus berupaya agar para masyarakat dan para petani dapat bertahan dan adaptif menyambut era New normal.
Menjaga ketahanan pangan negara, kementerian Pertanian mencari cara atau upaya untuk menguatkan ketahanan pangan di negara. Salah satunya melalui peningkatan nilai tukar petani (NTP) yang akan dilakukan dengan lebih baik. Salah satunya, melalui cara dengan menaikkan harga jual bahan pangan sehingga target penambahan NTP akan naik dan bertambah. Badan Pusat Statistik yang sebelumnya memproyeksikan beberapa komoditas pangan akan mengalami surplus hingga Juni 2020, (wartaekonomi.co.id, 21/6).
ADVERTISEMENT
Pangan dan lingkungan, keduanya justru harus saling mendukung dan bersama-sama menjamin keberlangsungan hidup makhluk hidup termasuk manusia. Lingkungan yang menjadi sarana utama penghasil pangan, daya dukungannya menjadi terbatas akibat pandemi ini. Sedangkan, kebutuhan manusia akan pangan semakin tinggi atau meningkat berjalannya dengan waktu dan pertumbuhan penduduk. Selain strategi bertani, pemerintah menginginkan saat memasuki era New normal masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Sebab walaupun sudah memasuki era New normal masyarakat tetap melakukan aktivitas secara terbatas, tidak bisa sembarangan dalam hal berinteraksi satu sama lain di luar rumah.
Memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dapat dimaksudkan dengan membuat lumbung pangan sendiri di rumah masing-masing. Maksud membuat lumbung pangan yaitu dengan menanam tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan di pekarangan ataupun halaman rumah. Hal tersebut dapat mengimbangi kebutuhan pangan setiap rumah. Ini menjadi salah satu hal penting sebagai cadangan pangan terutama di saat-saat seperti sekarang ini. Diversifikasi bahan pangan juga dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan. Maksud dari diversifikasi ini adalah memanfaatkan produk pangan lokal. Dimana sampai saat ini, masyarakat lebih banyak memenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi bahan pangan impor daripada bahan pangan lokal. Hal ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada produksi beras, dan beralih mengonsumsi bahan pangan selain beras, seperti ubi, singkong, jagung, dan lain-lainnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya dengan adanya persoalan virus Covid-19 dan memasuki era New normal, menjadi hal serius yang harus ditangani. Salah satu hal yang harus dipikirkan dan dikhawatirkan setiap negara adalah ketahanan pangan. Pemerintah harus sigap dalam menyikapi permasalahan atau persoalan ini. Selain pemerintah, petani dan masyarakat juga harus sigap dan pintar dalam menangani permasalahan pangan. Kerja sama antara pemerintah, para petani dan masyarakat. Dimana pemerintah yang segera mencari solusi, petani dan masyarakat yang menaati aturan dari pemerintah dapat memperbaiki permasalahan ketahanan pangan untuk memasuki era New normal akibat dari pandemi Covid-19. Dengan sama-sama saling melengkapi kita semua dapat memerangi virus ini dengan mudah.
Zahra Ismi Oktafiani, mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Al-Azhar Indonesia.
ADVERTISEMENT