Alasan 4 Sehat 5 Sempurna Perlu Kita Tinggalkan

Zahra Krisnadi
A lifetime learner, Registered Dietisien
Konten dari Pengguna
2 Juli 2020 5:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Krisnadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makanan 4 sehat 5 sempurna. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan 4 sehat 5 sempurna. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah teman sehat mengenal 4 sehat 5 sempurna? Dari zaman duduk di bangku sekolah kita sudah dikenalkan dengan slogan 4 sehat 5 sempurna. Slogan ini dipopulerkan oleh guru besar ilmu gizi pertama di Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo, pada tahun 1952. Namun, apakah slogan 4 sehat 5 sempurna masih berlaku hingga sekarang?
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita bahas terlebih dahulu mengenai 4 sehat 5 sempurna. Seperti yang kita ketahui bahwa 4 sehat terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Sedangkan 5 sempurna adalah susu sebagai pelengkap yang menyempurnakan. Konsep slogan ini dirasa paling sederhana dalam menjelaskan pentingnya keragaman jenis makanan dalam menu makanan kita sehari-hari. Memang benar bahwa tubuh membutuhkan nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu gizi, konsep 4 sehat 5 sempurna sudah tidak digunakan lagi dengan beberapa pertimbangan
Berikut ini alasan slogan 4 sehat 5 sempurna sudah tidak digunakan:
Penekanan pesan
Penekanan pesan difokuskan pada menu makanan saja. Sedangkan untuk menjadi sehat tidak hanya diperlukan menu makanan yang sehat saja. Kita perlu mempraktikkan pola hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun, aktivitas fisik 30 menit per hari dan minum air mineral 8 gelas per hari
ADVERTISEMENT
Susu bukan penyempurna
Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna susu dianggap sebagai penyempurna. Banyak yang beranggapan jika tidak minum susu maka gizi kita tidak sempurna. Padahal kandungan protein dalam susu bisa digantikan dengan lauk pauk hewani seperti ayam, ikan atau telur. Sedangkan kandungan kalsium, zat besi, dan fosfor bisa diperoleh dari lauk pauk bahkan dari sayuran hijau. Jika kebutuhan protein sudah tercukupi, minum susu justru akan menambah porsi protein dan membuat kandungan gizi makanan kita jadi tidak seimbang. Buat kamu yang tidak suka atau alergi susu, tenang, susu bukanlah sebuah penyempurna makanan.
Penjelasan mengenai porsi
Konsep 4 sehat 5 sempurna tidak menjelaskan porsi yang ideal untuk makanan sehari-hari. Tentu saja hal ini dapat disalah artikan oleh orang-orang. Jika mengonsumsi dengan porsi yang sedikit atau terlalu banyak, maka tidak akan terjadi keseimbangan energi. Mengonsumsi dengan porsi terlalu banyak dapat menyebabkan obesitas. Sebaliknya, jika mengonsumsi dengan porsi terlalu sedikit akan menyebabkan underweight atau undernutrition.
ADVERTISEMENT
Tidak ada solusi pengganti nasi
Tidak ada solusi pengganti nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Padahal nasi bisa saja digantikan dengan mi, gandum, jagung, singkong, oatmeal, dll. Banyak orang Indonesia yang mempraktikkan makan nasi dengan lauk mi. Hal ini sama saja dengan makan karbohidrat dengan lauk karbohidrat. Wah jadi tidak seimbang dong.
Pentingnya minum putih
Ke mana perginya air putih? Justru tubuh lebih membutuhkan air putih karena posisinya tidak bisa digantikan dengan minuman apa pun. Konsep 4 sehat 5 sempurna tidak mencakup konsumsi air putih.
Nah, sudah paham kan mengapa 4 sehat 5 sempurna perlu kita tinggalkan? Setelah meninggalkan konsep 4 sehat 5 sempurna, lalu kita pakai pedoman apa? Tentu saja kita akan move on ke Pedoman Gizi Seimbang. Kalau ada yang menyeimbangkan, kenapa harus cari yang sempurna?
ADVERTISEMENT