Melonjaknya Harga Bahan Sembako dan Bahan Pangan di Masa Pandemik

Sembako adalalah hal terpenting dalam kehidupan manusia karena sembako merupakan sumber kehidupan dari setiap manusia,tanpa sembako atau bahan pangan manusia tidak dapat hidup karena manusia membutuhkan sumber energi dan stamina serta daya tahan tubuh yang kuat. Hal itu bisa didapat jika seseorang itu mendapatkan asupan makanan yang cukup bagi tubuhnya,jika tidak maka seseorang itu akan mengalami berkurangnya daya tahan tubuh serta sangat mudah terkena penyakit- penyakit disekelilingnya. Oleh karena itu sembako dan bahan pangan menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia.

Pada awalnya harga sembako di Indonesia tidak terlalu menentu,terkadang naik dan terkadang menurun sesuai dengan keadaan di Negara Indonesia,tetapi akhir-akhir ini setelah terjadi nya wabah covid-19 di Indonesia harga sembako di Indonesia semakin melonjak sangat tinggi dikarenakan beberapa factor seperti menurunnya ekonomi di Indonesia,banyak pabrik-pabrik yang ditutup,banyak karyawan-karyawan yang di PHK serta harga jual barang yang tinggi yang tidak mampu menyaingi atau meminimalisir keadaan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu,harga sembako di Indonesia semakin naik,namun tidak pernah separah saat covid-19 ini,saat covid-19 ini harga ekonomi atau harga sembako meningkat sekali.

Adapun beberapa harga bahan baku yang melonjak tersebut, di antaranya adalah harga kedelai dari Rp6.700 menjadi Rp 8.500, di mana kedelai saat ini masih mudah ditemui di Pulau Jawa, namun di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, kedelai mulai sulit dicari. Kemudian gula pasir, harganya naik dari Rp12.500 per kilogram (kg) menjadi Rp18.000 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp21.000 per kg di Kota Palu. Meroketnya harga juga terjadi pada bahan baku gula rafinasi, dari Rp9.000 menjadi Rp11.000, kemudian harga buah-buahan yang meningkat sekitar 20%, dan bahan baku susu segar naik dari Rp6.500 per liter menjadi sampai Rp8.500 per liter. Selain itu, harga jahe merah turut naik hingga melebihi 100% ,yakni dari Rp35.000 per kg menjadi Rp70.000 per kg, bahkan mencapai Rp130.000 per kg di Kota Palu.

Saat terdapat kabar dan berita bahwa di Indonesia sudah banyak yang terkena virus Corona,masyarakat panik,dan masyarakat langsung berbondong-bondong membeli bahan-bahan pokok dan perlengkapan kesehatan di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, Fenomena ini disebut panic buying.

Fenomena panic buying ditengah hebohnya virus corona,juga terjadi pada beberapa bahan pangan. Akibatnya harga komoditas ini ikut melonjak tinggi seperti yang terjadi pada jahe merah. Masyarakat begitu mengincar bahan pangan satu ini sebab diyakini ampuh menguatkan system imun tubuh sehingga virus corona tidak mudah masukdalam tubuh. Harga jahe merah melonjak signifikan bahkan melebihi harga daging ayam di Jakarta yang rata-rata dihargai Rp 35.690/ekor. Untuk harga tertinggi Rp 45.000/ekor dan terendah Rp 28.000/ekor.

Berikut harga bahan pangan yang naik akibat corona:

1. Jahe merah sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg. Di beberapa pasar di Jakarta, harga jahe merah bahkan bisa mencapai Rp 90 ribu/kg.

2. Harga temulawak naik menjadi Rp 50 ribu/kg dari semula hanya Rp 15 ribu/kg.

3. Harga bawang bombai naik hingga Rp 160 ribu/kg dari harga awal hanya Rp 15 ribu/kg.

Diketahui harga sejumlah bahan makanan ini naik karena adanya kenaikan harga di Pasar Induk Kramat Jati.

Terdapat dua bentuk kekhawatiran yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah khawatir kalau tidak belanja sekarang, bisa saja besok harga barang naik. Kedua, jika tidak belanja sekarang, maka esok hari barangnya sudah tidak ada. Seperti inilah kondisi panic buying yang sekarang ini terjadi.