Konten dari Pengguna

Tantangan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar

Zahra Puspita Kusuma
Siswi SMPN 7 Depok
8 Agustus 2023 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Puspita Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan P5 dalam kurikulum merdeka Di SMPN 7 Depok. Sumber : Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan P5 dalam kurikulum merdeka Di SMPN 7 Depok. Sumber : Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kebijakan terbaru untuk siswa sekolah oleh menteri pendidikan, Kemdikbud Ristek. Kebijakan Merdeka Belajar adalah langkah awal pembelajaran terbaru untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Pembelajar intrakurikuler yang memuat banyak kegiatan proyek secara berkelompok.
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan sebagai langkah awal pembelajaran dengan keterampilan dan pekerjaan kelompok yang dapat membentuk karakter siswa di seluruh Indonesia. Terdapat tantangan dalam implementasi penerapan kurikulum Merdeka, apa sajakah itu?
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, 25/2/2022, Kemdikbud telah menetapkan tiga pilihan dalam implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri pada tahun ajaran 2022/2023 ini.
1. Mandiri Belajar
Mandiri belajar ini artinya memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran yang berlandaskan Kurikulum Merdeka. Pada satuan PAUD, Kelas I, VII, dan X, boleh menerapkan beberapa prinsip dalam Kurikulum Merdeka tanpa harus mengganti kurikulum yang dipakai sebelumnya.
2. Mandiri Berubah
Mandiri Berubah ini merupakan satuan pendidikan diberi keleluasaan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.
ADVERTISEMENT
Di mandiri berbagi ini, setiap satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk bisa membuat sendiri perangkat ajar dalam melaksanakan kurikulum merdeka.
Keleluasaan diberikan demi terciptanya lingkungan belajar mengajar yang menyenangkan, bermakna, dan berkualitas. Namun tentu saja implementasi kurikulum merdeka belajar memiliki beberapa tantangan yang harus dilalui, di antaranya :
Pertama, kesiapan pendidik. Keleluasaan pengajaran akan berubah menjadi sulit apabila pendidik belum memiliki kesiapan yang diperlukan. Selama ini pendidik menilai siswa yang berbeda dalam satu bidang mata pelajaran yang sama. Di beberapa sekolah pelajaran seperti kesenian maupun kemampuan berbahasa belum dianggap suatu hal yang penting.
Dalam kurikulum ini pola pikir tersebut diubah dan diperbaiki. Merdeka belajar merupakan pembelajaran mandiri yang dapat membuat minat yang dimiliki berkembang. Maka dari hal tersebut Guru mestilah membantu siswa aktif dan mandiri dalam minat dan capaiannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kedua, kesiapan peserta didik. Selain kesiapan pendidik, anak didik juga harus memiliki kesiapan dalam memilih keleluasaan dalam memilih hal yang akan dipelajari. Dukungan dan masukan positif diperlukan agar anak merasa nyaman dengan metode pembelajaran terbaru. Orang tua dan Guru tidak memaksa maupun menekan, namun membimbing secara perlahan agar terciptanya pembelajaran yang sempurna dan berkualitas.
Semua mesti paham dan mengerti akan tugas masing-masing demi terciptanya lingkungan belajar yang mandiri, menyenangkan, dan berkualitas.
Semoga dengan terciptanya kurikulum terbaru siswa dan siswi di seluruh penjuru Indonesia akan dapat bergerak lebih leluasa dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Serta dapat membangun karakter sosial berbudaya yang sesungguhnya.