news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menuntut Diri Berlebihan, Produktif atau Toxic Productivity?

Zahra Ristianingsih Siregar
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
7 Desember 2022 9:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Ristianingsih Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.canva.com/design/DAFS-eeHx2o/Cdg-65fvfIDldzRsF7BCyw/view?utm_content=DAFS-eeHx2o&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=homepage_design_menu
zoom-in-whitePerbesar
https://www.canva.com/design/DAFS-eeHx2o/Cdg-65fvfIDldzRsF7BCyw/view?utm_content=DAFS-eeHx2o&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=homepage_design_menu
ADVERTISEMENT
"Lelah deh, tetapi nanggung ah!", Ujar Anda yang sudah mulai lelah dengan aktivitas namun terus memaksakan diri.
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda berada di situasi seperti ini? Memaksakan diri untuk melanjutkan aktivitas yang dijalani walau sudah merasa lelah dan butuh istirahat. Saya yakin, di antara pembaca sekalian pasti ada yang pernah mengalami hal tersebut.
Mungkin tujuan Anda melakukan hal tersebut agar bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan baik. Namun, sadarkah jika yang Anda lakukan itu tergolong toxic productivity?
Sebelum beralih ke pembahasan selanjutnya, Anda harus tahu terlebih dahulu apa arti dari toxic productivity itu sendiri.
Menurut Dr. Julie Smith, toxic productivity adalah keinginan untuk melakukan sesuatu secara terus-menerus apa pun itu dan akan begitu menyesal apabila tidak melakukan banyak hal, terutama hal yang mengembangkan diri.
Setelah membaca pengertian di atas, apakah Anda berpikir bahwa menjadi produktif adalah hal yang salah? Tentu saja tidak! Menjadi produktif adalah hal yang baik, terutama jika produktif yang dilakukan mampu membuat diri Anda lebih berkembang. Namun hal tersebut dapat berubah menjadi 'bencana' apabila dalam melakukan produktivitas tersebut, Anda mengabaikan kesehatan, kehidupan sosial, dan aspek lainnya.
ADVERTISEMENT
Apakah Anda Termasuk Toxic Productivity?
"Kira-kira, produktif yang saya lakukan itu sehat atau toxic productivity, ya?", Tanya Anda dalam hati.
Banyak yang tidak sadar saat mengalami toxic productivity. Contohnya, mahasiswa yang terus memaksakan diri untuk mengikuti banyak kepanitiaan, padahal dirinya sudah di ambang batas. Contoh lain adalah pekerja yang berkutat dengan kesibukannya sampai lupa waktu dan tidak sadar bahwa hal itu mulai melampaui kapasitasnya.
Daripada bertanya-tanya dan menerka-nerka sendiri, lebih baik kenali ciri-ciri orang yang termasuk toxic productivity, yuk!
1. Menaruh Harapan Terlalu Tinggi pada Diri Sendiri
Setiap orang pasti memiliki harapan yang tinggi pada dirinya, terutama Anda sendiri. Harapan tersebut senantiasa dijadikan acuan untuk bekerja lebih keras agar dapat mewujudkannya. Namun, hal tersebut dapat membuat mental kita tidak stabil karena tekanan yang terlalu tinggi, loh!
ADVERTISEMENT
2. Selalu Tidak Puas dengan Diri Sendiri
Dengan segala pencapaian yang telah diraih, Anda menjadi tidak pernah merasa puas. Selalu merasa kurang dan ingin lebih dari pencapaian yang telah diraih, padahal semua pencapaian Anda sudah lebih dari cukup untuk diapresiasi.
3. Terlalu Memaksakan Diri
Memaksakan dan menuntut diri secara berlebihan juga termasuk ciri-ciri toxic productivity, loh! Terus mengerjakan sesuatu dengan kondisi badan yang tidak fit dan lelah karena memforsir diri secara berlebihan.
4. Terbayang-bayang Perasaan Bersalah jika Tidak Mengerjakan Sesuatu
Jika sudah mengidap toxic productivity akut, Anda akan merasa bersalah jika hanya berdiam diri. Bahkan, untuk istirahat pun Anda akan merasa bersalah. Terkadang, pengidap toxic productivity memandang orang yang berdiam atau beristirahat sebagai orang yang malas, loh! Seram juga, ya?
ADVERTISEMENT
Apa yang Terjadi jika Mengalami Toxic Productivity?
Tentu saja toxic productivity memberi dampak pada kehidupan orang yang mengalaminya. Berikut adalah beberapa dampak dari toxic productivity, yuk kita simak!
1. Terganggunya Kesehatan
Hal ini terjadi karena dalam melakukan aktivitasnya, mereka mengesampingkan kebutuhannya, seperti tidur, minum, dan makan sebagai hal kesekian. Dengan begitu, kondisi kesehatan mereka menurun sebab terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu.
2. Hilang Kedekatan dengan Orang Sekitar
Saking seringnya menghabiskan waktu untuk pekerjaan yang dilakukan, tanpa disadari Anda mulai melewati waktu bersama orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, bahkan kekasih. Menjadi produktif boleh-boleh saja, namun harus segera disadari kalau Anda juga butuh teman untuk sekadar berbincang santai ataupun bersenda gurau.
3. Merasa Cemas Berlebihan
ADVERTISEMENT
Cemas berlebih juga menjadi dampak dari toxic productivity, loh! Hal itu terjadi karena para penderitanya selalu merasa harus produktif, sehingga saat melihat orang lain mengerjakan sesuatu akan merasa tertinggal. Dengan merasa tertinggal itulah yang menyebabkan timbulnya kecemasan berlebih pada diri sendiri.
Bisakah Toxic Productivity diatasi?
Toxic productivity tentu saja bisa diatasi dengan beberapa cara. Apa yang bisa mengatasi toxic productivity, ya? Yuk langsung simak beberapa cara untuk mengatasinya!
1. Menyadari Tanda-tanda Toxic Productivity
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi toxic productivity adalah mengetahui dan menyadari apakah Anda termasuk toxic productivity atau tidak. Setelah menyadarinya, Anda bisa melakukan hal-hal lanjutan untuk mengatasi toxic productivity tersebut.
2. Sadar Jika Diri Anda Bukan Robot
ADVERTISEMENT
Hal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah menyadari bahwa diri Anda bukanlah robot yang tidak kenal lelah. Diri Anda adalah manusia yang membutuhkan istirahat serta makan yang cukup.
3. Membuat Skala Prioritas
Dengan dibuatnya skala prioritas, Anda dapat menentukan mana hal yang harus diutamakan terlebih dahulu. Setelah membuat skala prioritas, semua hal dapat dilakukan dengan merata.
4. Berpikir Realistis
Hal selanjutnya yang dapat dilakukan adalah memiliki pikiran yang realistis. Dengan begitu, diri akan menjadi lebih santai dalam mengerjakan sesuatu.
Setelah disajikan pembahasan mengenai toxic productivity, semoga Anda bisa lebih memahami diri sendiri. Sadari ciri-ciri toxic productivity dan segera atasi jika sudah mengganggu kehidupan Anda.