Konten dari Pengguna

Solusi Kendala Pendidikan Akidah di Sekolah untuk Masyarakat Berakhlak

Zahrotul Alaniyah
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
19 Oktober 2024 3:18 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrotul Alaniyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-fokus-dangkal-gadis-448877/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-fokus-dangkal-gadis-448877/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan uantuk mendukung pendidikan, termasuk pendidikan akidah. Namun, di lapangan kita masih menghadapi banyak kendala, terutama dari segi mentalitas masyarakat. Banyak orang tua yang kurang termotivasi untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, yang sering kali menghambat kemajuan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Tantangan utama di era globalisasi ini yang harus dihadapi adalah bagaimana ajaran akidah dapat disesuaikan dengan masyarakat yang terus berkembang. Sehingga pendekatan sosial menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pembelajaran yang disampaikan tidak hanya sebuah materi di sekolah namun juga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
Seperti sebuah tumbuhan yang tidak bisa tumbuh dengan baik karena kuangnya air dan sinar matahari. Begitu pula dengan hal ini, dukungan masyarakat sangat penting bagi instansi pendidikan untuk menghasilkan generasi yang berkualitas tidak hanya secara akademis namun juga secara spiritual dan moral.
Dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 110 yang berbunyi:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۝١
ADVERTISEMENT
Arti: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawa sebagai umat terbaik untuk mengarahkan kepada kebaikan dan mencegah keburukan. Hal ini menandakan bahwa pendidikan akidah harus berperan aktif dalam membentuk kepribadian seseorang yang mampu membawa kebaikan ke dalam masyarakat. siswa akan dilatih untuk berkontribusi dalam mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah perilaku buruk, sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan harus bisa membangun generasi yang cakap dalam moralitas dan bersinar di tengah tantangan yang ada.
ADVERTISEMENT
Agar siswa menjadi seorang yeng berkontribusi pada masyarakat, pendidikan akidah yang efektif harus mampu menanamkan nilai-nilai keislaman yang relewan dengan kehidupan masyarakat (Zakiyah Daradjat, 2007). Pendidikan akidah yang ideal harus mengajarkan siswa untuk memahami bahwa nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab tidak hanya menjadi pedoman dalam ibadah pribadi, tetapi juga harus tercermin dalam hubungan dengan sesama manusia.

Tantangan dalam Pendidikan Akidah

1. Integrasi nilai akidah dengan kehidupan sosial
Ketika ajaran akidah dimasukkan ke dalam teori, mereka tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Ini merupakan masalah besar dalam pendidikan akidah. Banyak siswa mempelajari nilai-nilai agama seperti kesederhanaan, kepedulian, dan kejujuran, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Ini mirip dengan resep masakan yang harus diterapkan dengan benar dengan bahan-bahan yang ada; jika tidak diterapkan dengan benar, hasilnya tidak akan memuaskan. Akibatnya, mengajarkan prinsip agama secara kontekstual dan relevan sangat penting. Misalnya, guru dapat menggunakan situasi sehari-hari yang dihadapi siswa, seperti bersikap jujur dengan teman atau keluarga. Dengan cara ini, siswa tidak hanya akan memperoleh pemahaman teoretis tetapi juga akan memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan dalam kehidupan nyata.
2. Pengaruh globalisasi
Anak-anak dan remaja dapat dengan mudah mendapatkan informasi di era modern, dan media sosial memungkinkan mereka terhubung dengan dunia luar. Namun fenomena ini juga membawa pengaruh negatif yang dapat merusak moral. siswa sering terpapar dengan norma dan nilai yang bertentangan dengan iman mereka. Siswa menghadapi tantangan untuk mempertahankan prinsip agama dan moral mereka di tengah berbagai pengaruh luar yang berkembang cepat. Untuk mengatasi ini, pendidikan akidah harus mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan memilih informasi mana yang sesuai.
ADVERTISEMENT
3. Kurangnnya dukungan masyarakat
Tidak selalu ada dukungan dari lingkungan sosial, jadi upaya pendidikan di sekolah tidak didukung oleh praktik nyata dii rumah atau masyarakat. Pendidikan akan sulit berkembang jika keluarga dan lingkungan sekitar tidak mendukung prinsip-prinsip yang diajarkan di sekolah. Sekolah dapat melibatkan orang tua dalam program yang diadakan dan memberikan informasi tentang bagaimana mereka bisa mendukung pembelajaran anak di rumah.
4. Faktor guru
Guru bertanggung jawab atas pembentukan lingkungan pembejalaran yang positif. Salah satu tantangan dalam pendidikan akidah adalah karakter guru. Guru yang tidak ramah, jujur, objektif, dan fleksibel dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak menyenangkan. Selain itu, keterbatasan pengetahuan guru adalah masalah lain. Terlalu banyak tugas guru, seperti mengajar di banyak kelas atau di berbagai sekolah, dapat mengurangi hasil belajar. Memberikan pelatihan yang memadai bagi pendidik harus membantu mereka mengelola kelas dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
5. Faktor fasilitas
Selain itu, fasilitas sekolah, seperti jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas, dapat menyebabkan kesulitan dalam pendidikan. Dalam kelas yang penuh sesak, mengelola siswa menjadi lebih sulit. Tidak hanya itu, ada sedikit ruang gerak di kelas dan alat pembelajaran yang cukup yang menghambat proses belajar-mengajar. Untuk mengatasi masalah ini, ruang kelas harus dirancang dengan lebih baik dan sumber daya yang cukup diperlukan.
6. Faktor peserta didik
Peserta didik adalah salah satu Peserta didik adalah salah satu komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Siswa yang tidak mengikuti aturan atau sering mengganggu pelajaran dapat mengganggu teman-teman mereka dan merusak suasana kelas. Oleh karena itu, penerapan standar tata tertib yang disepakati bersama sangat penting untuk menanamkan disiplin di sekolah. Siswa harus diajarkan untuk menghargai hak teman-temannya untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
ADVERTISEMENT

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

1. Pendekatan kontekstual
Agar pendidikan agama dan moral menjadi lebih relevan, mereka harus dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru dapat memberikan contoh nyata tentang bagaimana prinsip-prinsip seperti tolong-menolong, kejujuran, dan tanggung jawab dapat diterapkan di lingkungan sosial siswa. Ajaran agama harus disampaikan sesuai dengan zaman dan situasi yang dihadapi oleh siswa, seperti halnya menyesuaikan resep makanan dengan bahan-bahan yang tersedia.
2. Penguatan pendidikan akhlak melalui teknologi
Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan moral dalam menghadapi globalisasi. Untuk menyebarkan pesan positif, sekolah dapat memanfaatkan platform online dan media sosial. Untuk membantu siswa belajar menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab, mereka dapat diajak untuk membuat konten yang mengangkat moral seperti kejujuran dan gotong-royong.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatakan keterlibatan masyarakat
Untuk mengatasi kurangnya dukungan masyarakat, sekolah, keluarga, dan masyarakat harus aktif terlibat. Sekolah dapat melakukan program yang melibatkan orang tua dan masyarakat, seperti kegiatan sosial atau diskusi tentang nilai-nilai moral. Ini seperti membangun jembatan antara sekolah dan masyarakat, memberi siswa rasa bahwa prinsip-prinsip yang mereka pelajari di sekolah juga berlaku di lingkungan sekitar mereka.
4. Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru
Langkah pertama untuk mengatasi faktor guru adalah meningkatkan kemampuan mereka melalui pelatihan yang tepat. Sehingga mereka dapat mengelola kelas dengan lebih baik dan menciptakan suasana belajar yang ramah, adil, objektif, dan fleksibel, guru harus dibekali dengan kemampuan pedagogi yang efektif. Penjadwalan yang lebih masuk akal juga harus digunakan untuk mengurangi beban mengajar yang terlalu berat. Ini akan memungkinkan guru untuk fokus pada kualitas pengajaran dan memperkaya pengetahuan mereka tanpa merasa terbebani. Selain itu, pemerintah dan pihak sekolah harus memastikan bahwa guru merasa baik sehingga mereka dapat terus memberikan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
5. Pembentukan karakter peserta didik melalui disiplin yang terstruktur
Sangat penting untuk menerapkan tata tertib sekolah yang jelas dan disepakati bersama oleh semua anggota staf sekolah. Siswa harus tahu pentingnya menghormati proses pembelajaran dan hak teman-teman mereka dengan melakukan kebiasaan perilaku disiplin ini secara teratur. Guru juga harus berperan aktif dalam membangun hubungan baik dengan siswa mereka, memberikan contoh perilaku yang baik, dan menghargai upaya siswa untuk menjadi lebih disiplin.
6. Peningkatan fasilitas dan penataan kelas yang lebih baik
Sekolah harus meningkatkan penataan kelas dengan mempertimbangkan jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas untuk membuat pengelolaan kelas lebih mudah. Sekolah harus memastikan bahwa ruang kelas yang luas dan nyaman tersedia untuk memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, ruang kelas yang nyaman dan cukup luas akan membuat suasana belajar menjadi lebih nyaman dan efektif.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Rahmawati, Endang Ekowati, and Halimatus Sa’diyah. “Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak Dan Upaya Mengatasinya Pada Siswa Kelas X IIS 1 Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadiin Sidoharjo Jati Agung Lampung Selatan.” Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2023, 1–9.
Indrawan, Indrawan, and Nur Alim. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak.” Edudeena : Journal of Islamic Religious Education 6, no. 2 (2022): 117–28. https://doi.org/10.30762/ed.v6i2.639.
Nuha, Nazahah Ulin. “Pemahaman Pendidikan Agama Islam Dalam Dinamika Sosial Masyarakat” 10, no. 2 (2024): 611–22.
Indrawan, Indrawan, and Nur Alim. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak.” Edudeena : Journal of Islamic Religious Education 6, no. 2 (2022): 117–28. https://doi.org/10.30762/ed.v6i2.639.