Konten dari Pengguna

Konsep Manusia Dalam Bertuhan

Mohammad zahrul nizam
Mahasiswa politeknik negeri banyuwangi
25 Desember 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad zahrul nizam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konsep Manusia Dalam Bertuhan. Oleh : Mohammad zahrul nizam. Mahasiswa politeknik negeri Banyuwangi bany.
Konsep agama dalam bertuah adalah meyakini akan adanya tuhan, dalam suatu agama konsep ketuhanan sangatlah penting untuk memberikan sebuah argumen atau penjelasan yang logis untuk pemeluk agama tentang kebenaran dan keberadaan tuhan itu sendiri. dalam islam konteks ketuhanan iyalah harus mempercayai akan adanya ciptanya seperti alam semesta dan mahluk-mahluknya. Adapun dalam islam sendiri agar kita lebih dekat dengan sang pencipta maka kita harus melaksanakan apa yang di perintahkan dan menjauhi apa yang di larang. Dengan cara kita melaksanakan itu semua maka kita akan mendapatkan perlindungan dari allah dan hidup kitaakan terasa lebih tenang dan lebih aman. Konsep manusia dalam bertuhan mencakup berbagai pandangan tentang hubungan dan interaksi antara manusia dan tuhan. Adapun berikut pandangan utama yang di bahas adalah: Monoteisme: yaitu pandangan bahwa ada satu tuhan yang maha esa, yang merupakan pencipta dan penguasa alam semesta. Dalam monoteisme, tuhan sering di anggap sebagai etnis transenden dan personal, yang memiliki hubungan langsung dengan manusia. Politeisme: berbeda dengan monoteisme, politeisme yaitu percaya pada keberadaan banyak dewa atau tuhan yang masing-masing memiliki kekuatan dan peran yang berbeda. Contoh dari ini adalah agama tradisional Yunani, Romawi, dan Hindu, yang memiliki berbagai dewa dengan sifat dan kekuatan yang beragam. Deisme: ini adalah pandangan yang menganggap tuhan sebagai pencipta yang menciptakan alam semesta dan kemudian tidak campur tangan lagi. Deisme menekankan rasionalitas dan hukum alam , dan sering kali menolak wahyu dan keyakinan agama yang di dasarkan pada otoritas suci. Ateisme: Ateisme adalah pandangan yang menolak adanya tuhan atau dewa. Para ateis bisa memiliki pandangan yang berbeda beda mengenai arti kehidupan dan moralitas tanpa adanya tuhan, sering kali mengandalkan logika dan sains Agnostisisme: Agnostisisme adalah posisi yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang tuhanatau kehidupan setelah mati tidak dapat di capai atau diketahui dengan kepastian. Agnostik berpendapat bawa kita tidak dapat memiliki keyakinan yang kuat baik dalam adanya tuhan maupun tidak adanya tuhan. Spiritualitas individu: Banyak orang yang mengadopsi sikap spiritulitas yang mungkin tidak sesuai dengan struktur agam formal. Mereka mungkin memiliki keyakinan pribadi tentang kekuatan atau energi universal tanpa merujuk kepada agama tertentu. Relatif agama: Pandangan ini menganggap bahwa semua agam adalah valid dalam konteks budaya mereka masing-masing dan bahwa tidak ada satu pandangan agama yang lebih benar dari pada yang lain. Eksistensialisme dan keragaman konsep tuhan: Dalam eksistensialisme, individu di hadapkan pada kebebasan untuk menentukan makna hidup mereka sendiri, termasuk pemahaman tentang tuhan. Beberapa eksistensi mungkin mempertanyakan keberadaan tuhan atau melihat tuhansebagai bagian dari pencarian makna pribadi.
ADVERTISEMENT