Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Dampak Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji Di Kalangan Mahasiswa
5 Desember 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Zahwa Nurislamia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Makanan cepat saji atau sering dikenal dengan sebutan fast food merupakan semua jenis makanan yang mengandung gula, garam, lemak, kalori dalam jumlah tinggi tetapi rendah dalam kandungan mikrononutrien seperti vitamin, mineral, asam amino, dan serat (Praktikawati dkk, 2019). Fast food merupakan makanan yang biasa dikonsumsi para remaja terutama pada kalangan mahasiswa sebagai pengganti makanan rumahan karena penyajiannya yang mudah dan praktis. Sehingga, para remaja khususnya mahasiswa banyak mengkonsumsi fast food. Padahal, mengkonsumsi fast food secara berlebih tidak baik bagi tubuh karena bisa menyebabkan beberapa masalah. Pada fast food, tidak hanya terdapat gula, garam, lemak, dan kalori yang berlebih namun juga terdapat zat aditif yang berfungsi sebagai pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa, penambah aroma, penggumpal, maupun pengenyal. Berikut ini adalah dampak dari pola konsumsi makanan cepat saji terhadap kesehatan.
ADVERTISEMENT
1. Obesitas atau kegemukan - Kegemukan yang dialami anak anak maupun remaja dapat disebabkan karena gaya hidup masa kini, seperti mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food modern yang mengandung tinggi lemak dan kalori namun memiliki kandungan serat, vitamin, dan mineral yang rendah. Makanan tersebut diantaranya seperti burger, pizza, dan french fries (Damopoli & Masi, 2013).
2. Meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi(hipertensi) Makanan cepat saji, seperti kentang goreng memiliki rasa yang enak bagi kebanyakan orang. Tanpa disadari, makanan tersebut mengandung garam yang tinggi yang dapat meningkatkan air liur dan sekresienzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk terus makan - makanan tersebut. Tingginya kandungan lemak jahat dan natrium mengganggu keseimbangan sodium dan potasium dalam tubuh, sehingga menyebabkan hipertensi (Marwan, 2017).
ADVERTISEMENT
3. Pengaruh pada Organ Dalam Diketahui bahwa natrium mempengaruhi sistem renin-angiotensin dari ginjal, sehingga menyebabkan vasokonstriksi arteri kecil, yang mengarah pada perkembangan hipertensi. Demikian juga, garam yang digunakan untuk persiapan mempengaruhi ekskresimelalui ginjal, sehingga mempengaruhi sistem ginjal. Kolesterol tinggi dari junkfood juga mempengaruhi hatidalam jangka panjang di mana ia dimetabolisme sebagaihati, yang pada akhirnya merusaknya. Kolesterol dan garam diketahui memicu tekanan darah, stroke, dan penyakit jantung dalam suatu rantai, (Chen, dkk, 1974).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi makanan cepat saji adalah:
1. Pengaruh Teman Sebaya Peran teman sebaya sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan cepat saji. Hal ini dikarenakan remaja mendapatkan dukungan dari teman sebaya nya untuk mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu, Mahasiswa juga lebih senang untuk makan bersama teman-temannya dibandingkan makan bersama dirumah dengan keluarga, sehingga menyebabkan remaja memiliki pola makan yang buruk.
ADVERTISEMENT
2. Tempat Nyaman untuk Berkumpul Mahasiswa sering menjadikan restoran cepat sajisebagai tempat yang nyaman untuk mereka berkumpul, baik untuk mengerjakan tugas ataupun hanya untuk saling bercengkrama. Tempat makan yang nyaman dan santai, tata ruang yang menarik, terlebih lagi disediakan wifi gratis bagi para pengunjungnya merupakan daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa untuk dapat berkumpul dan makan di restoran cepat saji tersebut. Hal ini menyebabkan semakin bertambahnya frekuensi konsumsi makanan cepat saji yang dilakukan oleh mahasiswa. Posisi restoran yang sangat strategis juga mempengaruhi tingginya pola konsumsi makanan cepatsaji pada mahasiswa. Jarak dekat maupun jarak yang jauh tidak menjadi halangan bagi para mahasiswa untuk dapat makan makanan cepat saji.
3. Harga yang Murah
ADVERTISEMENT
Harga yang murah namun mendapatkan porsi yang besar turut mengambil peran terhadap kebiasaan mahasiswa mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu, restoran cepat saji juga sering mengadakan diskon besar-besaran dan juga paket hemat yang semakin meningkatkan kemauan remaja untuk datang dan mengonsumsi makanan cepat saji.
Kurangnya pengetahuan dan perubahan gaya hidup mengenai asupan makanan sehat menyebabkan perilaku makan yang buruk dan paparan konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dan konsumsi makanan bergizi seimbang yang tidak seimbang serta aktivitas fisik yang cukup akan menimbulkan berbagai penyakit, baik degeneratif maupun metabolik.Masa remaja merupakan fase proses pertumbuhan dan perkembangan, baik primer maupun sekunder, dan keadaan seseorang pada masa dewasa sangat ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja.
ADVERTISEMENT
References
Anggi Indah Yuliana, M. F. (2023, Agustus 2). Edukasi Kesehatan : Bahaya Konsumsi Fast Foodpada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas KH. A. Wahab Hasbullah. PERTANIAN: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT, 4.Anggie Annisa Permatasari, F. P. (2024, Juni). Dampak Makanan Cepat Saji Bagi Kesehatan Tubuh Pada Kalangan Remaja. Jurnal Ventilator: Jurnal riset ilmu kesehatan dan Keperawatan, 2, 111.Denissa Alfora, E. S. (2023, Februari 1). Pengaruh konsumsi makanan cepat saji terhadap gizi remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 45-46.Mahatir, D. W. (2023, Juni). HUBUNGAN POLA MAKAN MAKANAN CEPAT SAJI / INSTANT PADA REMAJA. PROFESIONAL HEALTH JOURNA, 4, 68.Nuri Andriani, A. N. (2024). PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI PADA REMAJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN. Public health Journal, 5-7.
ADVERTISEMENT