Konten dari Pengguna

Mengenali Kepribadian Melalui Kosep Diri, Moral, Nilai, Sikap, Dan Kreativitas

Zahwatunissa
Mahasiswi aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Oktober 2024 21:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahwatunissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seseorang Sedang Mengenali Diri Sendiri. (Sumber: https://www.pexels.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seseorang Sedang Mengenali Diri Sendiri. (Sumber: https://www.pexels.com).
ADVERTISEMENT
Semua orang ingin hidupnya berjalan dengan baik. Namun, untuk mencapainya, diperlukan rencana dan usaha yang kuat, serta niat dan konsistensi yang tinggi. Selain itu, seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengenali dan menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
ADVERTISEMENT
Konsep Diri
Konsep diri adalah sistem yang berkembang dan kompleks yang terdiri dari sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai, dan tingkah laku yang dimiliki setiap orang. Konsep ini akan masuk ke pikiran bawah sadar seseorang dan mengubah tingkat kesadaran mereka secara bertahap. Ini merupakan kenyataan bahwa seseorang lahir tanpa penilaian, harapan, atau kesadaran akan siapa dirinya sendiri. Oleh karena itu, pandangan seseorang dibentuk oleh proses belajar dari anak-anak hingga dewasa. Menurut teori konvergensi, terdapat pengaruh sebagian orang sekitar, yaitu lingkungan yang membentuk. Akan tetapi, pendidikan pertama yang didapatkan oleh seorang anak tetap dari kedua orang tua. Tingkah laku seseorang sangat mempengaruhi konsep diri. Perilaku seseorang merupakan cerminan dari mereka melihat diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Seseorang dapat menjadi konsep diri positif dan dapat pula menjadi seseorang yang memiliki konsep diri negatif. Seseorang dapat dikatakan memiliki konsep diri yang positif ketika, seseorang tersebut bersikap optimis, berani mencoba hal baru, percaya diri, antusias, dan sadar akan value mereka sendiri. Seseorang yang memiliki konsep diri negative dapat menimbulkan berkurangnya peluang, karena pandangan yang negative terhadap diri sendiri. Pandangan negative tersebut mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri, takut gagal dalam mencoba hal-hal baru, merasa diri bodoh, tidak mampu, dan pesimis.
Nilai dan Moral
Nilai dan moral merupakan dasar yang membentuk seseorang dalam berperilaku. Penting bagi kita untuk menghargai perbedaan pandangan dalam masyarakat, karena setiap individu memiliki tatanan nilai dan moral yang berbeda tergantung lingkungan dan budayanya. Untuk menjalani kehidupan yang damai, teratur, dan seimbang, moralitas merupakan komponen kepribadian yang dibutuhkan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial. Nilai dan moral ini juga peran penting dalam pengenalan pribadi seseorang. Nilai-nilai yang biasa menjadi contoh didasarkan pada pengalaman saat kita masih kecil, keluarga, dan lingkungan. Moral merupakan sebagai ajaran baik ataupun buruk tentang perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sikap
Sikap adalah komponen psikologis individu yang sangat penting karena merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku, yang akan sangat memengaruhi perilaku tersebut. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan, dan memengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif ini, kecenderungan untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi termasuk. Selain itu, Chaplin (1981) menyatakan bahwa sikap tersebut berasal dari budaya, kenalan, dan personal. Artinya, mereka lebih cenderung percaya bahwa keyakinan ini akan berlaku dalam kebudayaan tertentu di mana seseorang dibesarkan. Jadi ada sikap kolektif yang menjadi stereotipe sikap kelompok budaya masyarakat, sebagian besar dari sikap itu merupakan dari generasi ke generasi di keluarga. Namun dalam beberapa tingkah laku seseorang juga dapat berkembang selaku orang dewasa berdasarkan pengalaman diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk memahami masalah dan tantangan dalam hidup mereka, membuat hipotesis baru, berbagi hasil, dan mengubah dan menguji hipotesis yang telah dibuat. Agar dapat melakukan semua itu perlu adanya dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif yang ada pada dirinya.
Menurut Clark (1988), pendekatan terhadap kreativitas adalah menggunakan pendekatan holistik untuk menjelaskan konsep kreativitas dengan mengacu pada kemampuan berpikir, merasa, mengindra, dan intuisi. Clark berpendapat bahwa kreativitas itu mencakup sintesis dari fungsi-fungsi thinking, feeling, sensing, dan intuiting.
.
.
.
Dosen Pengampu: Maolidah, M.Psi.