Konten dari Pengguna

Penerapan Metakognitif dalam Membantu Siswa Memahami Proses Berfikir

Zahwatunissa
Mahasiswi aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahwatunissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Berfikir (Sumber: https://www.pexels.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berfikir (Sumber: https://www.pexels.com).
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran tidak hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, namun lebih dari itu, terdapat berbagai teori yang menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi secara internal pada individu. Beberapa teori yang memberikan landasan bagi pemahaman ini antara lain adalah teori kognitif, metakognitif, dan pendekatan konstruktivisme. Tulisan ini akan menjelaskan peran metakognitif dalam membantu siswa memahami proses berfikir.
ADVERTISEMENT
Para ahli psikologi menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif (metacognitive), yaitu pengetahuan tentang kognisi (Wellman, 1988). Metakognitif merupakan kesadaran akan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, serta kemampuan untuk mengendalikan dan menyesuaikan perilaku seseorang.
Penerapan metakognitif dalam belajar
Terdapat lima komponen dalam peroses digunakannya metakognitif, sebagai berikut:
Komponen berisi rumusan tujuan pembelajaran secara tertulis yang ada di dalam RPP, sehingga metakognitif di dalam hal ini harus memiliki dasar tujuan pembelajaran yang jelas.
Semua siswa harus dapat mengevaluasi kemampuan mereka dalam proses pembelajaran sebelum memutuskan metode pembelajaran mana yang akan mereka pilih.
Ketika strategi diterapkan, peserta didik harus dapat mengamati dan mengendalikan kemampuan berpikir mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru hanya bertanggung jawab untuk memberi arahan.
ADVERTISEMENT
Peserta didik dapat bekerja sama dengan berbagai strategi yang telah mereka pilih. Setelah itu, peserta didik harus menentukan di mana strategi akan ditempatkan untuk kemudian dipilih apakah masih dapat digunakan atau tidak.
Tujuan dilakukannya evaluasi adalah membuat siswa tahu strategi mana yang pantas atau sesuai digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Dengan ini metakognitif memainkan peran penting dalam membantu peserta didik memahami dan mengendalikan proses berfikir mereka sendiri.