Bukan Sekadar Bendera Terbalik

Konten dari Pengguna
23 Agustus 2017 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaid A. Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Indonesia dikibarkan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Indonesia dikibarkan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ah, biasa aja lah..
Yang berkata seperti itu pada insiden bendera Merah Putih terbalik adalah sesuatu yang “biasa” saja mungkin perlu bertanya pada para pemuda di Surabaya tahun 1945. Tepatnya pada para pemuda yang merobek warna biru pada bendera Belanda di Hotel Yamato.
ADVERTISEMENT
Ceritanya begini…
Pada suatu sore, tanggal 19 September 1945, saat waktu menunjukkan jam 21.00, Mr. W.V.Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato pada sisi sebelah utara.
Melihat bendera Belanda berkibar, tentu membuat arek-arek Suroboyo menjadi marah. Mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.
Melihat situasi yang tidak stabil, di sisi agak belakang halaman hotel, tentara Jepang berjaga-jaga. Namun hal itu tidak membuat gentar para Arek Surabaya. Justru mereka mulai masuk ke hotel dan konflik pun tak terhindarkan. Pada  peristiwa itu kemudian menyebabkan Mr. W.V. Ch Ploegman tewas oleh para pejuang.
ADVERTISEMENT
Bendera Belanda yang berwarna merah, putih dan biru itu dirobek pada bagian warna birunya dan kemudian dikibarkan kembali menjadi bendera Indonesia yang berwarna merah dan putih.
Kita tentu cukup memaklumi reaksi sebagian besar masyarakat Indonesia yang marah atas insiden itu.
Kalau ada yang bilang, “Gak usah lebay, cuma bendera terbalik doang..” mungkin bisa kita kirimkan orang itu kembali ke tahun 1945. Biar dia tahu bagaimana rasanya memiliki harga diri, martabat dan rasa bangga pada simbol bangsa-negara.
Bendera Indonesia terbalik SEA Games 2017 (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Indonesia terbalik SEA Games 2017 (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
“Ah, cuma bendera kebalik doang…”
Ya, itu cuma bendera. Bendera terbalik dalam ajang SEA GAMES yang sudah bertahun-tahun dihelat. Sebuah acara internasional. Maka kebanggaaan itu ada dalam diri tiap atlit yang bertanding. Mereka bertanding tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk bangsa dan negaranya.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran bila banyak masyarakat Indonesia yang marah. Saat ini pemerintah pun sudah mengirimkan secara resmi nota protes. Dan setahu saya, pemerintah Malaysia pun sudah meminta maaf atas insiden teledor itu.
Memang ini hanya soal insiden bendera terbalik, tapi kita juga harus sadar bahwa yang terbalik itu bendera bangsa dan negara kita. Sebuah bangsa dan negara yang telah diperjuangkan dengan darah. Hingga saat ini kita bisa meraih dan menikmati kemerdekaan.
Jadi, ketika kita ingat bagaimana penting dan bermaknanya sebuah simbol negara, maka mari kita ingat kembali peristiwa perobekan warna biru pada tahun 1945 di Surabaya kala itu.
Bukan Sekadar Bendera Terbalik (2)
zoom-in-whitePerbesar