Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan
28 November 2021 6:08 WIB
Tulisan dari ZAIDAN RAHMAN THARIQ RAMADHAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam, akhlak menempati posisi yang sangat sakral dan sangat penting. Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat sekitar 1.500 ayat mengenai macam macam akhlak. Dua setengah kali lebih banyak daripada ayat mengenai hukum yang baik entah itu berdasarkan teori atau praktiknya. Belum lagi yang terdapat pada hadits Nabi, yang memberikan banyak sekali contoh penerapan baik melalui ucapan maupun perbuatan, etika luhur serta dalam segala aspek kehidupan. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan bukanlah sebuah moralitas yang bersyarat dan konteks, tetapi moralitas yang benar memiliki nilai mutlak. Entah itu nilai baik dan buruk, nilai terpuji serta nilai tercela berlaku dalam semua aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku yang saya baca mengenai Akhlak dan Perilaku, Secara penjelasan mengenai asal usul katanya, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluqun yang berarti budi pekerti, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan, membuat, atau menjadikan dan seakar dengan kata Khaliq yang berarti Pencipta serta makhluq yang berarti diciptakan atau dibentuk. Kesamaan akar kata di atas menggambarkan sebuah penjelasan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak sang Khaliq (Tuhan yang maha esa) dengan perilaku makhluq (manusia).
Tata krama dan perilaku seseorang terhadap orang lain dengan keadaan lingkungan sekitarnya barulah mengandung nilai akhlak yang sebenarnya, Ketika tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq. Mengapa demikian? Karena Akhlak semata mata bukan saja merupakan sebuah bentuk tata krama atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, akan tetapi juga sebuah bentuk norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, bahkan hubungan dengan alam semesta sekalipun.
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam yang bersifat universal, Akhlak harus bisa diaktualisasikan dalam segala aspek kehidupan mulai dari individu, masyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi mengenai akhlak tersebut tentunya memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, serta kepada sesama manusia beserta lingkungannya. Umumnya, pada aktualisasi akhlak (hak dan kewjiban) seorang hamba kepada Tuhannya terlihat dari beberapa hal seperti pemahaman, perilaku, sikap, serta gaya hidup yang dipenuhi dengan adanya kesadaran nilai tauhid kepada Allah SWT. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai macam bentuk perbuatan amal baik, ketaqwaan, ketaatan dan menjalankan ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam bentuk aktualisasi akhlak dalam kehidupan, antara lain adalah sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1.) Akhlak Kepada Allah SWT
Menurut buku yang ditulis oleh Yazid Bin Abdul Qaddir mengenai Akhlak kepada Allah SWT, terdapat minimal 4 alasan mengapa manusia harus berakhlak kepada tuhannya, yakni Allah SWT. Yang pertama adalah, karena Allah SWT lah yang telah menciptakan serta menghidupkan manusia (berdasarkan Q.S At-Thariq ayat 4-7). Lalu yang kedua, karena Allah SWT telah memberikan banyak sekali bentuk nikmat pancaindra, mulai dari penglihatan, pendengaran, akal dan pikiran, serta hati nurani didalam anggota tubuh yang sempurna kepada manusia. Lalu yang ketiga, karena Allah SWT telah menyediakan segala macam sarana dan bahan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia, seperti contohnya adalah bahan makanan dan minuman yang berasal dari hewan hewan ternak, tumbuhan yang dapat dikonsumsi, air, udara, dan masih banyak lagi (berdasarkan Q.S. Al- Jatsiyah ayat 12- 13). Lalu yang keempat, Karena Allah SWT lah yang telah memberikan kemuliaan bagi manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai seluruh penjuru dunia mulai dari daratan hingga lautan (berdasarkan Q.S. Al-Isra ayat 70).
ADVERTISEMENT
Dari keempat hal tersebut lahirlah sebuah bentuk tingkah laku dan perbuatan dari manusia kepada Allah SWT, yang akan di gambarkan melalui beberapa macam bentuk aktualisasi akhlak kepada Allah SWT secara lebih rinci yaitu sebagai berikut :
1.) Mensucikan Allah dan memuji-Nya.
2.) Bertawakkal (berserah diri kepada Allah SWT), Berdasarkan konteks mengenai tawakkal kepada Allah SWT, manusia harus mempercayakan diri kepadanya dalam menjalankan suatu pekerjan yang telah direncanakan secara matang dan menyeluruh.
3.) Memiliki prasangka baik kepada Allah SWT, dengan cara yakni meyakini bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah kepada makhluknya hanyalah sebuah bentuk kebaikan.
4.) Menjalankan peribadahan hanya kepada Allah SWT saja tanpa menyekutukannya.
5.) Berdo’a hanya kepada Allah SWT, Berdo’a sendiri artinya meminta segala sesuatu kepada sang pencipta, agar sesuatu yang sedang dikejar atau sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Oleh karena itu untuk dapat mengaktualisasikan akhlak kepada Allah SWT, tentunya berdoa merupakan sebuah nilai penting bagi kita umat islam yang ada di dunia.
ADVERTISEMENT
6.) Dzikir, yaitu ingat kepada Allah SWT. Dalam Islam, manusia diperintahkan untuk selalu ingat kepada Allah apapun keadaannya, baik di waktu senggang maupun di waktu sibuk, baik di waktu sendirian maupun di waktu sedang bersama-sama, baik di waktu sehat maupun di waktu sakit, Dzikir yang diperintahkan dan dianjurkan dalam Islam tidak terbatas jumlahnya atau dengan kata lain Dzikirlah sebanyak-banyaknya. Menurut Ibnu Atha berdasarkan buku yang ia tulis mengenai Dzikir, Dzikir itu dapat dibagi kepada tiga bentuk, antara lain adalah sebagai berikut :
Yang pertama, yaitu Dzikir Ja’il, atau mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan perkataan yang memiliki kandungan arti pujian, syukur dan do’a kepada Allah SWT dengan lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerakan hati, misalnya dengan membaca kalimat kalimat tahlil, tasybih, takbir dan tahmid.
ADVERTISEMENT
Kedua, Dzikir Kafi, atau dzikir yang dilakukan secara khusyuk, oleh bentuk perasaan dan ingatan hati, baik secara lisan maupun tidak.
Ketiga, Dzikir Haqiqi, yaitu tingkatan dzikir yang paling tinggi yang dilakukan oleh manusia melalui seluruh jiwa dan raganya, secara lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperdalam upaya untuk memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah SWT dan mengerjakan segala sesuatu yang telah diperintahkan-Nya.
7.) Memiliki rasa syukur kepada Allah SWT, yaitu menyadari bahwa segala bentuk nikmat yang dirasakan merupakan bentuk pemberian atau karunia Allah SWT dan merupakan bentuk anugerah dari Allah SWT semata. Sehingga, apabila manusia mendapatkan rasa nikmat, maka pergunakan sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT.
Itulah berbagai macam bentuk aktualisasi akhlak kepada Allah SWT dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
2.) Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir dalam Islam, suka dukanya dalam menyebarluaskan agama Islam sangatlah banyak. Berakhlak kepada Rasulullah SAW pada dasarnya adalah sejauh mana seorang manusia mau mengikuti ajaran dan tuntunan beliau sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Semakin manusia mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan bentuk mengikuti perintah dan menjauhi segala larangannya, berarti semakin kuat pula bukti bahwa manusia berakhlak kepada Rasulullah. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh manusia dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, berarti semakin jauh lah Ia dari tuntunan Rasulullah, yang berarti semakin tidak berakhlak kepada Rasulullah.
Berikut ini adalah bentuk bentuk aktualisasi akhlak terhadap Nabi Muhammad SAW :
ADVERTISEMENT
1.) Meyakini akan kebenaran segala sesuatu ataupun apa yang telah disampaikannya.
2.) Mencintainya serta mengikuti jejak langkah keimanannya.
3.) Mengikuti segala bentuk syariat dan pedomannya.
4.) Melakukan shalawat nabi kepada Rasulullah SAW di setiap waktu senggang.
5.) Mewarisi risalah risalah rasulullah dan segala bentuk perkataannya sesuai dengan hadits.
3.) Akhlak Kepada Sesama Manusia
Selain berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, seorang manusia juga diperintahkan untuk berakhlak terhadap sesama manusia itu sendiri. Bentuk bentuk aktualisasi akhlak terhadap sesame manusia antara lain adalah sebagai berikut :
1. Akhlak kepada diri sendiri, bentuk aktualisasi akhlak kepada diri sendiri adalah mengenai bagaimana seseorang berperilaku dan bersikap yang terbaik terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu, karena dari situlah seseorang akan dapat menentukan arah perilaku dan sikapnya yang terbaik kepada orang lain, sebagaimana yang sudah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa mulailah segala sesuatu itu dimulai dari diri sendri. Begitu juga ayat dalam Al-Qur’an, yang telah memerintahkan umat manusia untuk senantiasa memperhatikan diri terlebih dahulu baru memperhatikan orang lain, “Hai orang-orang yang berima, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka”, (Q.S. At-Tahrim ayat 6).
ADVERTISEMENT
Contoh bentuk aktualisasi akhlak manusia terhadap diri sendiri berdasarkan apa yang ada pada bentuk ajaran agama Islam adalah menjaga harga diri dan kehormatan diri sendiri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dan merusak tubuh secara lahir dan batin, menjaga kehormatan seksual baik itu laki laki maupun perempuan, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran serta bersikap bijaksana kepada diri sendiri.
2. Akhlak dalam keluarga, bentuk aktualisasi akhlak dalam keluarga sendiri merupakan akhlak yang pada dasarnya terbagi menjadi dua bentuk perilaku. Pertama, akhlak kepada orang tua. Serta yang kedua, akhlak kepada anak sebagai seorang yang dilahirkan dari orang tua yang merupakan darah daging orang tua itu sendiri. Oleh karena itu, akhlak kepada keluarga sendiri pun juga merupakan sebuah hal yang penting untuk diaktualisasikan.
ADVERTISEMENT
3. Akhlak kepada orang lain, baik itu akhlak kepada tetangga, akhlak kepada orang lain yang berbeda agama, akhlak pemerintah kepada rakyatnya, maupun akhlak rakyat kepada pemimpinnya.
Semoga dengan cara-cara serta penjelasan yang saya lampirkan, akan bermanfaat untuk kita khususnya sebagai seorang muslim untuk senantiasa berada di ajaran islam yang sesuai dengan perintah Allah dan nabi-nabinya khususnya baginda Nabi Muhammad SAW. Serta, kita juga dapat senantiasa untuk mengaktualisasikan berbagai macam bentuk akhlak yang mulia di dalam kehidupan kita.