Konten dari Pengguna

Belajar Mengatasi Rob dari Negara Penjajah

12 Mei 2017 15:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zainal Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belajar Mengatasi Rob dari Negara Penjajah
zoom-in-whitePerbesar
Mempunyai tempat tinggal yang nyaman adalah impian setiap orang. Namun, hal ini tidak dapat dirasakan oleh masyarakat Semarang dan Demak yang bertempat tinggal di pesisir Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa ini.
ADVERTISEMENT
Banjir rob atau banjir air pasang yang seolah menjadi tamu langganan setiap sore menjelang petang, menjadikan impian memiliki tempat tinggal yang nyaman hanya sia-sia. Banjir rob benar-benar menggangu kenyamanan, hampir tiap tahun rumah warga selalu ditinggikan karena permukaan air laut yang terus naik tiap tahunnya. Jalanan pun sering rusak akibat terkikis air laut yang selalu datang setiap harinya.
Namun, warga tak punya pilihan lain untuk mencari tempat tinggal lain, alasannya apalagi kalau bukan mata pencaharian. Hampir seluruh warga pantura di daerah tersebut menggantungkan kehidupannya sebagai nelayan atau peternak tambak ikan. Pemerintah tak bisa memaksa masyarakat untuk pindah karena tidak dapat menjamin penghasilan yang setara di tempat tinggal barunya nanti.
Belanda merupakan negeri kincir angin yang kita tahu ketinggian permukaan daratan di negara tersebut berada di bawah permukaan laut. Sehingga, sering orang bertanya: "Kok bisa? Kenapa jarang banjir?"
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten Demak serius ingin mempelajarinya dan kemudian diterapkan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Demak.
Seperti yang telah dikabarkan oleh sebellas.com, selama sekitar satu minggu, pada April lalu, Bupati Demak H.M. Natsir dan Sekda Singgih Setyono bersama rombongan observasi tentang pola penanganan rob dan banjir di negeri kincir angin.
Belajar Mengatasi Rob dari Negara Penjajah (1)
zoom-in-whitePerbesar
Menurut H.M. Natsir, sesungguhnya sistem yang digunakan Belanda sangatlah sederhana namun terarah. Mereka membangun bendungan dan tanggul yang tentunya telah diperhitungkan matang-matang.
Belanda pun merespon baik, dengan adanya kunjungan kerja ini, diperkirakan pada 2018 akan dimulai pembangunan infrastruktur tanggul dan bendungan sepanjang Demak-Semarang yang juga bekerjasama dengan pemerintah Belanda.
Bupati Demak menambahkan, semoga dengan adanya proyek pembangunan ini, masyarakat nantinya tetap dapat tinggal dengan nyaman di tempat tinggal mereka sekarang, tanpa perlu khawatir kehilangan mata pencaharian bahkan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT