Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Balimau Kasai; Tradisi Masyarakat Riau Menyambut Ramadhan Menjadi Wisata Religi
13 April 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Zakia Dewi Assyahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Balimau kasai merupakan tradisi mensucikan diri dalam menyambut bulan suci ramadhan. Balimau kasai adalah tradisi turun temurun dan upacara istimewa yang dilaksanakan masyarakat riau khususnya suku melayu dalam menyambut bulan suci ramadhan.
ADVERTISEMENT
Balimau kasai berasal dari kata, Balimau yaitu air yang dicampur limau sedangkan kasai yaitu wangi-wangian. Sehingga balimau ini merupakan tradisi mandi menggunakan air yang dicampur dengan jeruk atau limau, masyarakat mempercayai tradisi ini sebagai upacara membersihkan diri atau menyucikan diri untuk menyambut bulan ramadhan.
Masyarakat sangat antusias bergembira sehingga berbondong-bondong menuju aliran Sungai Kampar dan sungai rokan, Riau, untuk melaksanakan tradisi ini. Selain menjalani balimau, di sana juga digelar berbagai atraksi seni menarik.
Tradisi balimau kasai ini tidak hanya kegiatan mandi-mandi limau saja tetapi juga dimeriahkan dengan acara tradisional lainnya, seperti sambutan tari persembahan melayu, tari zapin, pancat pinang, pacu sampan, kesenian talempang dan lantunan lagu melayu atau ocu.
Gubernur Riau Syamsuar yang menghadiri acara tradisi balimau kasai di Riau yang menjadi agenda wisata religi nasional.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Provinsi Riau akan mengusahakan untuk menjadikan Balimau Kasai yang syarat religi ini sebagai event nasional," kata Syamsuar.
Melihat antusias masyarakat dan ramainya wisatawan dari luar daerah untuk melaksanakan balimau kasai ini menjadikan kesempatan riau untuk menambah daya tarik wisata religi nya dan keunikan tradisi riau untuk menarik wisatawan yang ingin berkunjung keriau. Balimau kasai hingga Saat ini masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat sebagai upaya menyambut bulan suci Ramadan.