Konten dari Pengguna

Street Feeding dan Polemik di Masyarakat

Zakiyah Auliya
Mahasiswa S1 Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
6 Januari 2025 10:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zakiyah Auliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kucing (sumber: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing (sumber: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Kucing adalah salah satu hewan yang hidup berdampingan dengan manusia. Mereka tumbuh sebagai hewan jinak yang biasanya dijadikan sebagai hewan peliharaan. Kucing mempunyai bulu indah dan tingkah yang lucu sehingga banyak orang tergerak hatinya untuk menyayangi dan merawatnya. Kucing memiliki angka populasi yang besar mencapai 600 juta di seluruh dunia. Di Indonesia, terdapat kurang lebih 4,8 juta kucing peliharaan dan 250 juta ekor kucing jalanan. Banyaknya jumlah kucing jalanan membuat pecinta hewan khususnya kucing menunjukkan kepeduliannya dengan melakukan vaksinisasi dan sterilisasi massal. Namun, karena banyaknya tenaga yang besar untuk melakukan kegiatan tersebut, banyak orang yang memilih untuk melakukan hal sederhana seperti street feeding.
ADVERTISEMENT
Street feeding adalah suatu kegiatan memberikan makanan kepada hewan liar atau hewan jalanan yang tidak berpemilik. Street feeding biasanya dilakukan kepada kucing-kucing jalanan. Kegiatan street feeding di Indonesia mulai populer pada tahun 2021. Street feeding dilakukan di banyak tempat seperti lingkungan sekolah dan pasar. Para pecinta hewan khususnya kucing atau biasa dikenal dengan cat lovers akan memberikan makanan dry food atau wet food pada beberapa wadah dan meletakkannya di trotoar atau jalan. Namun, kegiatan street feeding ini belum disertai dengan tanggung jawab dan cenderung salah langkah.
Adanya street feeding bertujuan untuk membantu kucing jalanan agar tidak kelaparan. Melakukan street feeding akan memudahkan kucing jalanan untuk makan terlebih kucing jalanan yang terluka atau sudah tua. Street feeding juga dapat mencegah kucing jalanan terpapar penyakit karena makanan yang diberikan terjamin kebersihan dan gizinya. Street feeding juga memberi kita rasa senang karena dapat membantu hewan. Selain itu, orang yang melihat akan tergugah hatinya untuk peduli pada hewan-hewan di jalanan.
ADVERTISEMENT
Penolakan terhadap kegiatan street feeding sering terjadi di masyarakat. Dibalik tujuan positif yang diharapkan oleh para pecinta hewan, Sebagian masyarakat menilai street feeding memberikan dampak yang buruk misalnya dalam segi kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Para pecinta hewan yang melakukan street feeding terkadang abai terhadap sampah yang disebabkan oleh kegiatan mereka. Sisa makanan yang berserakan, belum lagi wadah yang terbuat dari plastik membuat pemandangan setelah street feeding menjadi ‘horor’. Makanan yang ditinggalkan begitu saja dapat menarik hama seperti tikus dan kecoa. Jika musim hujan datang, makanan yang tercampur dengan air hujan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selain masalah kebersihan lingkungan, street feeding mendapat penolakan karena dianggap memperbanyak populasi hewan liar atau jalanan sehingga dapat menyebabkan overpopulasi. Para pecinta hewan yang melakukan street feeding tanpa dibekali dengan pengetahuan yang lebih lanjut dapat menyebabkan street feeding sebagai sumber dari overpopulasi. Seharusnya, pecinta hewan lebih menekankan pada vasksinisasi dan strerilisasi, sehingga fenomena overpopulasi pada hewan liar atau jalanan dapat teratasi. Pengendalian overpopulasi ini nantinya dapat lebih berguna untuk menurunnya resiko penyebaran penyakit, meningkatnya kebersihan lungkungan, dan masyarakat dapat hidup berdampingan dengan hewan jalanan.
ADVERTISEMENT
Street feeding yang dilakukan tanpa pengetahuan akan hanya menyebabkan kerugian dan tidak menyelesaikan masalah yang ada. Street feeding dinilai dapat menyebabkan penularan penyakit antara hewan satu dan lainnya. Mekanisme penularannya yaitu ketika banyak hewan berkumpul untuk makan, maka penyebaran penyakit menular pada hewan seperti penyakit rabies, kurap, infeksi cacing, dan infeksi saluran penapasan. Terdapat pula resiko penularan penyakit pada hewan ke manusia atau biasa disebut zoonosis. Bukannya membuat masyarakat simpati, resiko penyebaran penyakit ini nantinya akan membuat hewan liar dianggap sebagai hama karena dapat menyebabkan penyakit.
Street feeding juga dinilai dapat menyebabkan hewan liar atau jalanan ketergantungan. Contohnya pada hewan kucing yang merupakan hewan habitual ketika diberi makan di tempat yang sama secara terus menerus mereka akan kembali lagi di hari-hari berikutnya. street feeding dapat menyebabkan hewan liar atau jalanan kehilangan kemampuan untuk menari makanan sendiri. Rantai makanan yang semula berjalan dengan normal dapat terganggu dan rusak. Hal ini yang dikhawatirkan dapat menyebabkan overpopulasi pada hewan liar dan hewan yang seharusnya dapat dikontrol oleh rantai makanan.
ADVERTISEMENT
Dibalik banyaknya penolakan di masyarakat, seharusnya tindakan street feeding dapat ditinjau ulang dan tidak serta merta dilarang pelaksanaannya. Konsep dasar street feeding sebagai sarana untuk membantu makhluk hidup lainnya dan juga untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap hewan-hewan liar, memiliki tujuan yang baik untuk kehidupan. Pembenahan pelaksaanan street feeding dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab agar tetap menjaga lingkungan dan pembekalan ilmu pengetahuan adalah hal yang wajib diketahui oleh pelaku street feeding. Jangan sampai tujuan street feeding yang baik dan mulia menjadi salah karena tidak adanya rasa tanggung jawab dan ilmu yang malah menyebabkan banyak masalah lainnya.
Zakiyah Auliya, mahasiswa S1 Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.