Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ragam Budaya Minangkabau : Sebagai Bagian dari warisan Kebudayan Nusantara
5 November 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Zaky Islami Pasha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dimana setiap pulau terbagi dalam berbagai wilayah, Salah satu wilayah yang terkenal akan kebudayaannya yaitu Sumatra Barat.
Di Sumatra barat terdapat (suku/masyarakat) Minangkabau yang mempunyai daya tarik tersendiri karena kebudayaannya yang unik dan beragam.
Masyarakat Minangkabau
Masyarakat Minangkabau atau lebih di kenal dengan orang minang merupakan kelompok etnik yang berasal dari dataran tinggi Minangkabau, Sumatra Barat. Mereka merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal di pulau Sumatra Barat dengan ciri khas yang masih ada hingga saat ini, Budaya yang sering di jumpai pada masyarakat Minangkabau yakni budaya matrilineal yaitu sistem keturunan yang melalui jalur ibu, dan masyarakat Minangkabau juga mewariskan harta warisan dan tanah dari ibu kepada anak perempuannya.
Berikut Unsur-Unsur nilai yang ada dari zaman sebelumnya hingga sekarang.
1. Sistem Pengetahuan
Masyarakat Minangkabau dikenal dengan pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga menjadikan budaya yang diwariskan dari generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang dalam berbagai aspek seperti cerita rakyat dan adat istiadat tetap terjaga dengan baik.
Dan juga masyarakat Minangkabau juga melestarikan tradisi (babaliak ka surau) yakni kegiatan untuk generasi muda yang bertujuan membina karakter generasi muda dan melestarikan budaya keagamaan di surau/masjid. Di surau/masjid ini para generasi muda akan belajar berbagai ilmu seperti Membaca Al-Qur’an dan kajian tentang agama, ilmu bela diri dan juga belajar tentang kepemimpinan dalam organisasi.
2. Sistem Religi
Agama yang mayoritas di anut oleh masyarakat Minangkabau yakni Agama Islam. Dengan berpegang teguh pada agama Islam ini, Masyarakat Minangkabau pun memiliki filosofi yang kuat yaitu “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang berarti ajaran/aturan adat Minangkabau harus sesuai dengan ajaran agama islam yaitu pada dasarnya ialah Al-Qur’an.
Dengan kuatnya ajaran agama Islam pada masyarakat Minangkabau ini, jika ada dari anggota masyarakat Minangkabau yang keluar dari agama islam (murtad), maka orang tersebut akan dibuang dari masyarakat Minangkabau secara keseluruhan. Istilah ini disebut dengan ‘dibuang sepanjang adat.’
3. Sistem Bahasa
Bahasa Minangkabau atau baso Minang merupakan suatu bahasa Austranesia yang digunakan oleh suku Minangkabau. Bahasa Minangkabau juga sering di anggap sebagai bahasa melayu dengan dialek yang berbeda-beda. Bahasa Minang memiliki beragam dialek yang berbeda di berbagai daerah, terdapat dialek yang sedikit berirama, dan juga terdapat dialek yang datar saja juga sedikit keras/lantang. Dialek Minangkabau beragam seperti :
• Dialek Pasaman : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman.
• Dialek Agam-Tanah Datar : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan dan Pesisir Selatan.
• Dialek Lima Puluh Kota : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya.
• Dialek Koto Baru : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Dharmasraya
• Dialek Pancung Soal : Dituturkan oleh masyarakat di Pesisir Selatan
Dari lima dialek tersebut dialek yang di gunakan oleh orang minang untuk berkomunikasi antar satu sama lain ialah Dialek Agam-Tanah Datar dikarenakan jumlah penutur terbanyak serta memiliki persebaran geografis yang terluas di Sumatra Barat, Dialek Agam-Tanah Datar ini digunakan sebagai bahasa umum di pusat kota Sumatra Barat dengan menghilangkan ciri-ciri dialektal (ciri-ciri kedaerahan).
Selain dialek pada bahasa Minangkabau, terdapat juga Kato Nan Ampek.
Kato Nan Ampek ialah tata cara bahasa yang sopan dan beretika ketika berkomunikasi dengan orang lain. Kato Nan Ampek ini merupakan tatanan sosial bagi kehidupan masyarakat Minangkabau terdapat 4 kata ketika berbicara di Minangkabau yakni:
• Kato Mandaki (Kata Mendaki) : ialah bagaimana cara berkata dan bertutur yang baik layaknya menghormati orang yang dewasa atau lebih tua dibanding kita, Baik dari segi umur, status sosial dari orang tersebut. Biasanya Kato Mandaki ini digunakan kepada Orang tua, Guru, Dosen, Ustadz dan lain sebagainya.
• Kato Manurun (Kata Menurun) : ialah bagaimana cara berkata dan betutur yang santun dan lembut kepada yang lebih kecil dibandingkan dengan kita, biasanya kato manurun digunakan ketika berkomunikasi ke yang lebih kecil seperti abang dengan adek, Orang tua dengan anaknya dan guru kepada para murid-muridnya.
• Kato Mandata (Kata Mendatar) : adalah tata cara berbicara dengan orang yang sama besar dari segi usia maupun status sosial, biasanya kato mandata digunakan ketika berkomunikasi dengan teman sebaya atau seumuran dan pada kato mandata ini harus ada rasa saling menghargai satu sama lain yang berarti harus berkata-kata tanpa menyakiti/menyinggung perasaan orang lain.
• Kato Malereng (Kata Melereng) : ialah bagaimana cara berkata dam bertutur baik dan sopan kepada orang yang di segani, biasanya kato malereng ini tidak ceplas-ceplos di ucapkan secara terus terang, terkadang kato malereng ini di ucapkan layaknya sindiran.Contoh kato malereng yaitu ketika berbicara dengan Sumando, Ipar, Mamak dan lain sebagainya.
Dari keempat penjelasa kato nan ampek tersebut dapat di simpulkan bahawa berbicara harus menggunakan bahasa yang baik dengan orang yang tepat supaya tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Minangkabau rata-rata ialah perdagangan, perdagangan merupakan kegiatan yang sudah di warisi dari generasi sebelumnya dan juga masyarakat Minangkabau masih menggunakan pasar tradisional untuk menjual dan membeli barang kebutuhan hidup dikarenakan swalayan dan minimarket besar tidak di anjurkan oleh pemerintah ditakutkan angka penghasilan dari pasar tradisional akan menurun dan juga para masyarakat yang berada di Sumatra Barat akan kehilangan lapangan pekerjaan.
5. Sistem Kesenian
Keberagaman kesenian di Minangkabau banyak dan masih di wariskan karena banyak nilai-nilai budaya yang penting dan tradisi turun temurun agar tidak hilang. Berikut keseniannya
Alat musik tradisonal Minangkabau ialah ‘Talempong’ digunakan pada upacara adat
Kemuadian tariannya adalah ‘Tari Pasambahan’ yang di gunakan untuk menyambut tamu ketika ada kegiatan penting.
Kebudayaan Minangkabau sebagai benda dan artefak
Kebudayaan di Minangkabau tidak hanya berupa nilai-nilai penting namun Minangkabau juga memiliki benda-benda atau artefak yang diwarsikan secara turun temurun dari generasi yang sebelumnya
• Rumah Gadang : Merupakan lambang dari unsur Minangkabau, memiliki arsitekstur yang unik dengan atap runcing yang menjulang tinggi. Rumah gadang bukan hanya sebagai tempat tinggal namun juga menjadi pusat kegiatan sosial dan adat
• Keris : Merupakan senjata tradisional Masyarakat Minangkabau karena memiliki nilai estetika dan spiritual yang tinggi terkadang keris juga memiliki ukiran yang rumit
• Prasasti Ombilin : Merupakan batu yang berisi penghormatan terhadap adityawarman yang di sebut pandai membedakan dharma dan adharma.
• Saluang : Merupakan alat musik tradisional Minangkabau, yang dimana alat musik tiup terbuat dari bambu tipis atau talang.
ADVERTISEMENT
Zaky Islami Pasha_2410751021, Mahasiswa Universitas Andalas.