Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Dianggap Remeh, Faktanya Begadang Memberi Dampak bagi Kesehatan Mental
30 November 2022 22:12 WIB
Tulisan dari Zalfa Nadhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aktivitas begadang pada zaman sekarang sudah tidak lagi menjadi hal yang asing. Begadang bagi sebagian orang sudah menjadi kebiasaan yang sering dilakukan, entah karena ada tugas yang belum terselesaikan atau hanya sekadar melakukan hobi seperti menonton siaran sepak bola favorit, membaca buku, atau bermain gawai. Akibatnya, terlalu sering begadang akan menimbulkan dampak buruk bagi seseorang baik secara fisiologis maupun psikologis.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, manusia membutuhkan waktu tidur di malam hari setidaknya 6–9 jam per hari untuk mendapatkan istirahat yang maksimal. Pada saat tidur tubuh akan berusaha untuk memperbaiki kondisi fisik dan juga mental. Kebiasaan begadang sangat tidak dianjurkan bagi anak-anak dan remaja karena pada saat tidur tubuh akan memproduksi hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan membangun massa otot.
HUBUNGAN BEGADANG DAN EMOSI
Pada saat kita tidur otak akan lebih aktif untuk berpikir, mengingat, dan belajar. Otak akan lebih aktif memproses informasi yang kita dapatkan pada saat tidur. Ketika seseorang terus terjaga hingga larut malam maka otak akan terus bekerja dan menyebabkan fungsi kerja otak tidak maksimal pada pagi hari. Oleh karena itu, seseorang akan sulit mengatur emosi, suasana hati, dan badan menjadi cepat lelah pada pagi hari. Rasa lelah karena kurangnya waktu tidur membuat seseorang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dengan maksimal. Emosi akan mudah terpancing hanya karena hal-hal kecil yang sebenarnya bisa diabaikan.
ADVERTISEMENT
Menurut Profesor Matt Walker, Profesor Ilmu Saraf dan Psikologi University of California, mengatakan ketika seseorang kurang tidur bagian otak yang dinamakan amigdala akan mengalami peningkatan aktivitas sebesar 60 persen. Amigdala adalah bagian otak yang terlibat untuk mengatur emosi, maka dari itu peningkatan aktivitas amigdala akan memengaruhi kemampuan otak dalam mengontrol emosi.
Peneliti dari studi biomolekul mencatat bahwa mereka yang sering begadang cenderung mengalami gangguan emosi hingga gangguan kepribadian (Montaruli dkk., 2021). Di samping itu, penelitian lainnya menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki efek yang signifikan pada suasana hati. Peneliti University of Pennsylvania menemukan bahwa subjek yang dibatasi hanya 4,5 jam tidur semalam selama satu minggu dilaporkan merasa lebih stres, marah, sedih, dan kelelahan mental. Ketika subjek kembali tidur normal, mereka melaporkan peningkatan yang cukup signifikan dalam suasana hati mereka.
DAMPAK KURANG TIDUR PADA KESEHATAN MENTAL
Adanya hubungan yang bersifat kompleks antara kesehatan mental dan kurang tidur. Secara tidak langsung keduanya memiliki kaitan yang erat. Contohnya, seseorang akan merasa sulit tidur ketika ia sedang stres. Di sisi lain, ketika seseorang kurang waktu tidurnya atau terganggu waktu tidurnya akan memperburuk kondisi mental seseorang. Dampak lainnya dari kurang tidur bagi kesehatan mental adalah depresi, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan kecemasan, dan gangguan psikologis lainnya.
ADVERTISEMENT
CARA AGAR WAKTU TIDUR CUKUP DAN MEMILIKI KUALITAS TIDUR YANG BAIK
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah konsisten pada jadwal tidur yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan mengatur jadwal tidur sesuai dengan anjuran jam tidur yang baik yakni 6–9 jam. Misalnya, mengatur jam tidur setiap jam 21.00 maka coba atur alarm untuk bangun pada jam 05.00
Kebiasaan bermain gawai sebelum tidur dapat menyebabkan tidur larut malam. Hal ini, dikarenakan adanya sinar blue light yang dihasilkan oleh gawai tersebut sehingga hormon melatonin dalam tubuh kita akan menurun yang menyebabkan berkurangnya rasa ngantuk.
ADVERTISEMENT
Mengatur cahaya ruangan menjadi lebih gelap atau redup dapat membuat seseorang lebih cepat untuk mengantuk karena banyaknya hormon melatonin yang terproduksi. Cahaya yang terlalu terang pada saat tidur membuat otak akan lebih siaga sehingga otak sulit menerima sinyal untuk tidur.
Mengonsumsi makan-makanan yang bergizi dan melakukan olahraga setidaknya 30 menit per hari dapat meningkatkan kualitas tidur kita. Kurangi makan-makanan cepat saji dan jangan mengonsumsi minuman beralkohol.
Menghentikan aktivitas fisik maupun otak yang berlebihan. Cobalah untuk mengatur pernafasan untuk lebih tenang agar seluruh saraf dan otot pada tubuh tidak tegang.
KESIMPULAN
Banyak dampak buruk yang akan kita dapatkan apabila kita terus-menerus terjaga sampai malam. Kurangnya jam tidur akan menghambat aktivitas di kehidupan sehari-hari. Badan menjadi tidak segar, sulit konsentrasi, mudah terpancing emosi, dan dampak lainnya akan kita dapatkan baik secara fisiologis maupun psikologis.
ADVERTISEMENT
Kurang tidur juga berdampak pada kesehatan mental namun kita tidak bisa langsung mendiagnosis diri kita sendiri. Perlu ada bimbingan dari ahlinya apabila kita merasa tidak cukup istirahat karena sulit tidur (insomnia) atau gejala gangguan tidur lainnya yang sudah sangat mengganggu diri sendiri.
Referensi
Harvard Health Publishing, . (2008). Sleep and mood. Sleep and Mood | Need Sleep. Retrieved November 28, 2022, from https://healthysleep.med.harvard.edu/need-sleep/whats-in-it-for-you/mood
MacMillan, A. (2022, August 7). Is staying up late bad for you? Health. Retrieved November 28, 2022, from https://www.health.com/condition/sleep/health-risks-night-owl
Makarim, F. R. (2019, July 17). Kurang Tidur Bisa Pengaruhi kesehatan mental. Retrieved November 28, 2022, from https://www.halodoc.com/artikel/kurang-tidur-bisa-pengaruhi-kesehatan-mental
Manoach, D. S., & Stickgold, R. (2013). Why sleep? Frontiers for Young Minds. Retrieved November 28, 2022, from https://kids.frontiersin.org/articles/10.3389/frym.2013.00003
ADVERTISEMENT
Montaruli, A., Castelli, L., Mulè, A., Scurati, R., Esposito, F., Galasso, L., & Roveda, E. (2021). Biological rhythm and Chronotype: New Perspectives in health. Biomolecules, 11(4), 487. https://doi.org/10.3390/biom11040487
Savitrie, E. (2022). Kurang Tidur Dapat Mempengaruhi Kesehatan mental. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Retrieved November 28, 2022, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1674/kurang-tidur-dapat-mempengaruhi-kesehatan-mental
Universitas Medan Area, . (2022, August 12). Biro Administrasi registasi kemahasiswaan & informasi - universitas Medan area. BARKI Universitas Medan Area. Retrieved November 28, 2022, from https://bakai.uma.ac.id/2022/08/12/apakah-sering-begadang-dapat-menyebabkan-dampak-psikologis/