Konten dari Pengguna

Sering Mengonsumsi Makanan Pedas Dapat Menurunkan Risiko Kematian? Ini Faktanya!

Zalmadina Anrisa
Content Writer / Universitas Muhammadiyah Jakarta
26 November 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zalmadina Anrisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cabai bubuk makanan pedas yang ternyata dapat menurunkan risiko kesehatan. Sumber foto: gettyimages
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cabai bubuk makanan pedas yang ternyata dapat menurunkan risiko kesehatan. Sumber foto: gettyimages
ADVERTISEMENT
Makanan pedas banyak digemari oleh masyarakat luas. Berbagai macam makanan serta jajanan pedas nan gurih, pastinya mengguggah selera banyak orang. Tetapi, senyawa Capsaicin pada cabai dapat memberikan sensasi pedas dan panas, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata sering mengonsumsi makanan pedas tidak selalu berdampak buruk bagi tubuh manusia. Karena mengonsumsi makanan pedas dapat menurunkan risiko kematian manusia lho!
Sebuah studi penelitian BMJ pada tahun 2015 yang diikuti oleh 500.000 orang dewasa di Tiongkok antara tahun 2004 dan 2008, menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi makanan pedas setiap hari memiliki risiko kematian 14% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan pedas seminggu sekali.
Penelitian yang berjudul "Consumption of spicy foods and total and cause specific mortality: population based cohort study" tersebut, juga menyatakan bahwa dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan pedas kurang dari seminggu sekali, mereka yang mengonsumsi makanan pedas hampir setiap hari memiliki risiko kematian 14% lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Today.com, makanan pedas juga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan usus, sebagian besar karena efek antiradang dari capsaicin dari cabai tersebut. Sebuah studi American Heart Association pada tahun 2020, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi cabai memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker yang jauh lebih rendah.