Kunci dalam Cinta: Membangun Hubungan yang Kuat melalui Mindfulness

Zandra Zerlina
Mahasiswa Psikologi, Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
12 Desember 2023 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zandra Zerlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by prostooleh on Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Image by prostooleh on Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap kali Anda berinteraksi dengan pasangan, itu adalah kesempatan untuk saling menghargai dan merasakan kebersamaan. Tetapi, jika suasana hati sedang tegang dan salah satu atau kedua pasangan tidak memperhatikan perasaan dan kata-kata mereka, interaksi itu justru bisa membuat hubungan menjadi lebih sulit. Ini bisa melemahkan kepercayaan, koneksi, dan keintiman yang diinginkan oleh keduanya.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan salah satu teori paling terkenal tentang cinta adalah Stenberg’s triangular of love, yang dikemukakan oleh Robert Stenberg. Menurut Stenberg, setiap pengalaman cinta memiliki tiga unsur utama, yakni keintiman (intimacy), gairah (passion), dan komitmen (commitment)
Mindfulness dapat menjadi salah satu jalan untuk menjaga hubungan anda dengan orang yang anda sayangi. Mindfulness adalah peningkatan kesadaran dengan fokus pada pengalaman saat ini dan penerimaan tanpa memberikan penilaian. Menurut Baer et al. (2006), mindfulness adalah peningkatan kesadaran penuh dengan berfokus pada pengalaman saat ini dan penerimaan tanpa memberikan penilaian. Berdasarkan penelitian Baer et al. (2006) ditemukan tiga dimensi utama mindfulness:
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara membangun hubungan secara mindfulness?
berdasarkan 3 teori cinta menurut Stenberg dan 3 dimensi utama mindfulness oleh Baer dapat kita terapkan dalam hubungan kita dengan cara:
ADVERTISEMENT
Ketika kita membandingkan temuan ini dengan teori cinta Stenberg, dapat dilihat bahwa unsur-unsur cinta seperti keintiman, gairah, dan komitmen sejalan dengan dimensi-dimensi mindfulness tersebut. Keintiman mencerminkan kemampuan untuk bertindak dengan kesadaran dalam hubungan, gairah mungkin terkait dengan kemampuan mengobservasi dan merespons stimulus emosional, sementara komitmen dapat dikaitkan dengan kemampuan menerima tanpa penilaian, yang melibatkan dedikasi terhadap hubungan tanpa terjebak dalam penilaian negatif. Dengan demikian, baik praktik mindfulness maupun unsur-unsur cinta dapat dilihat sebagai aspek-aspek yang saling terkait, menciptakan dasar bagi hubungan yang sehat dan berkelanjutan.
Mindfulness mengajarkan kita untuk sadar dan penerimaan secara utuh terhadap hubunngan, tentunya upaya menjaga hubungan secara mindfulness bertujuan untuk saling menghargai pasangan.
Namun, fase perpisahan adalah bagian yang tak terhindarkan. Setiap pertemuan akan diikuti dengan perpisahan, entah itu meninggalkan atau ditinggalkan. Ini adalah realitas dan konsekuensi yang harus dihadapi dalam hubungan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Baer, R. A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). Using self-report assessment methods to explore facets of mindfulness. Assessment, 13(1), 27-45.
Sternberg, R. J. (1986). A Triangular Theory of Love. Psychological Review, 93(2), 119–135. https://doi.org/10.4324/9780203311851