news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Suku Indian Yahi yang Berhasil Selamat dari Pembantaian

Zanuba Arifah chofsoh
Pendidikan Sejarah - Universitas Jember
19 April 2022 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zanuba Arifah chofsoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Sawyer Sutton: https://www.pexels.com/photo/shallow-photography-of-usa-flag-973049/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Sawyer Sutton: https://www.pexels.com/photo/shallow-photography-of-usa-flag-973049/
ADVERTISEMENT
Suku Yahi adalah penduduk asli Amerika negara bagian California yang tinggal di wilayah Deer Creek. Dipandang suku Indian liar keturunan terakhir pada abad modern. Di dalam suku ini tidak terdapat penguasa hidupnya berprinsip bahwa semua individu itu sama. Suku Yahi salah satu korban pertama dari kejadian "The Gold Rush". Pada masa tersebut, 300 ribu orang yang berasal dari Amerika Serikat mendarat ke California untuk mengumpulkan logam mulia.
ADVERTISEMENT
Mereka merasa wilayahnya berbahaya karena para pendatang dan masalah perebutan wilayah yang tidak bisa dihindarkan. Kemudian Suku Yahi berbondong-bondong menyerang orang-orang yang datang menambang emas disana.
Pada akhirnya mereka kalah disebabkan kurangnya senjata yang dimiliki dan kurangnya orang-orang untuk menyerang. Jumlah populasi penduduk Yahi untuk membantai juga menurun. Anggota Suku Yahi banyak yang meninggal sekitar kurang dari 100 orang.
Datangnya ras kulit putih Suku Yahi tidak memiliki tempat untuk berburu. Sungai-sungai berubah menjadi tempat mencuci emas dan rusa di hutan berkurang jumlahnya. Pada waktu 15 tahun, ras kulit putih hampir melenyapkan orang-orang Yahi. Jumlah mereka hanya tersisa 16 orang yang bersembunyi di pegunungan selama bertahun-tahun.
Pada 29 Agustus 1911 salah satu anggota suku tampak di peradaban modern, berusia paruh baya, ditemukan saat sedang mencari makan di kota. Ketika ditanya petugas yang menangkapnya dia tidak menyebutkan namanya. Suku Yahi berkonsisten pada tradisinya untuk tidak menyebutkan namanya kepada musuh.
ADVERTISEMENT
Pria tersebut ditawan dan dibawa ke Universitas California di Fransisco. Ahli antropolog universitas yang bernama Alfred Kroeber dan Thomas Waterman menyebutnya "Ishi" dalam bahasa Yana artinya laki-laki. Sejalan dengan waktu pria tersebut menerima julukan tersebut.
Diberinya apartemen dekat museum universitas oleh Alfred untuk Ishi tinggal di sana hingga akhir hidupnya. Dalam waktu beberapa tahun, Ishi berhasil belajar sebanyak 600 kata berbahasa Inggris. Kemudian dia juga mengajar antropolog mengenai budaya sukunya dan bahasa Yana.
Tahun 1865 ras kulit putih membantai Suku Yahi terdapat 40 anggota klan meninggal. Ishi dan anggota suku lainya berlari ke gurun. Tidak lama setelah itu, sebanyak 33 orang anggita Suku Yahi ditembak mati. Selama 44 tahun Ishi dan teman-temannya bersembunyi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1908 kelompok surveyor menemukan kamp mereka. Ishi dan temannya berhasil kabur, tetapi ibunya yang sedang sakit menetap di tenda dan meninggal ketika dia kembali. Temannya tidak kembali dan dia tinggal sendirian selama 3 tahun berkelana mencari makan di hutan.
Akhirnya Ishi melihatkan dirinya ke kota karena putus asa dan kelaparan Ishi dipekerjakan di museum. Dia menjadi salah satu objek museum tersebut. Di depan anak-anak dia melihatkan keterampilan yang dimilikinya yaitu membuat busur dan panah. Kemudian Ishi dengan pekerja museum berteman akrab.
Selama 5 tahun Ishi menjadi masyarakat modern dan bergabung bersama ras kulit putih. Ishi sudah terbiasa hidup di tempat terpencil dan alami sehingga menjadi sensitif terkena virus dan penyakit. Tepat pada 25 Maret 1916 dia meninggal karena terkena tuberkulosis kemudian tubuhnya diotopsi.
ADVERTISEMENT
Teman-temannya mencegah agar tidak diotopsi dan dimakamkan sesuai tradisi Yahi, hal tersebut gagal. Dokter Universitas California memisahkan otak Ishi agar diteliti sebelum badannya dikremasi. Abu anggota badan terakhir dikuburkan di pemakaman Bukit Olivet dekat San Francisco.
Pada 10 Agustus 2000 otak Ishi dikirim ke Smithsonian Institution di Washington oleh Alfred Kroeber, otak tersebut diberikan ke suku Pit River yang akan menguburkan otak dan abu Ishi di lokasi rahasia di wilayah Deer Creek.