Konten dari Pengguna

Kejar Mimpi Semarang Dorong Semangat Cinta Budaya Lokal Lewat Event SANGKARA

Zaqiya Putri
Saya merupakan mahasiswa aktif di Universitas Diponegoro
27 Oktober 2024 11:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaqiya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Panitia dari Member dan Volunteer Kejar Mimpi Semarang (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Panitia dari Member dan Volunteer Kejar Mimpi Semarang (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)
ADVERTISEMENT
Semarang, 19-20 Oktober 2024 – Kejar Mimpi Kota Semarang berhasil memperingati perjalanan lima tahunnya dengan menyelenggarakan acara bertajuk SANGKARA "Sinau Saka Wicara, Nggawe Saka Karya". Acara ini dirancang sebagai perayaan budaya selama dua hari dengan mengusung tema “Gumregahing Budaya: Nyuksani Warisan Seni lan Guyub Rukun Sesarengan”. Tema tersebut dipilih karena besarnya kekayaan budaya Jawa Tengah yang perlu dirawat dan dilestarikan. Melalui tema ini, panitia berupaya menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda, untuk tak hanya merayakan keberagaman budaya, melainkan juga memahami betapa pentingnya menjaga seni dan budaya lokal di tengah derasnya globalisasi. Tak hanya pameran seni, talkshow, dan pagelaran budaya, acara SANGKARA juga menghadirkan bazaar yang mengikutsertakan beberapa pelaku UMKM lokal Semarang, seperti Lin-lin Ice Cream dan Komunitas ASN Mengajar Semarang yang memasarkan produk tas ecoprint.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama, acara SANGKARA yang diadakan oleh Kejar Mimpi Semarang di Gedung Monod, Kota Semarang, disemarakkan dengan berbagai kegiatan inspiratif. Mulai dari diskusi budaya hingga sesi talkshow bersama narasumber dari beragam bidang. Talkshow pembuka yang dibawakan oleh Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, seorang Dosen Fakultas Ilmu Budaya Undip, menjadi sesi pertama yang menarik perhatian dengan membahas bagaimana manusia menanggapi perubahan dalam kebudayaan. Dilanjutkan dengan sesi inspiratif lainnya, acara ini memberi wawasan mendalam bagi para peserta, terutama generasi muda, dalam memahami dan melestarikan budaya lokal.
Talkshow pertama yang dimulai pukul 13.15 WIB ini dibawakan oleh Prof. Dr. Mudjahirin Thohir dari Fakultas Ilmu Budaya Undip, dengan tema "Dibalik Perubahan dan Respon Manusia Terhadapnya." Beliau menjelaskan adanya empat tipe manusia dalam menanggapi perubahan, mulai dari yang pasif hingga proaktif. Prof. Mudjahirin juga menggarisbawahi pentingnya menjaga budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh luar yang bisa dikolaborasikan. Sebagai contoh, beliau membandingkan kebudayaan Suku Badui dalam yang masih menjaga tradisi, dengan masyarakat lain yang telah terpengaruh budaya Barat.
ADVERTISEMENT
Di sesi kedua, Ibu Pillani Ernawati, pemilik Craftonesia, berbagi kisah inspiratif mengenai bisnis kerajinan dari koran bekas yang bernilai tinggi. Dalam tema "Menggali Potensi Bisnis Kerajinan dan Peluangnya bagi Generasi Muda," Ibu Pillani membagikan strategi serta pengalaman dalam mengembangkan bisnis kreatif. Dari pemanfaatan sumber daya lokal hingga ekspansi ke pasar internasional, beliau memberi motivasi kepada peserta untuk terus berinovasi dan berkomitmen dalam menjalankan bisnis. Setelah sesi materi, peserta antusias dalam tanya jawab, salah satunya menanyakan cara memulai usaha di organisasi. Ibu Pillani menjawab, "Mulai dari ide sederhana dan gunakan barang-barang di sekitar kita. Tidak perlu modal besar, yang penting niat dan kemauan untuk mencoba serta memanfaatkan sumber daya yang ada."
ADVERTISEMENT
Talkshow ketiga menghadirkan Kak Restu Afrianto yang mengupas peran media sosial di era digital. Kak Restu membahas bagaimana generasi muda, terutama Gen Z, kerap tertutup di media sosial. Ia mengajak peserta agar lebih aktif dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi diri dan portofolio, namun tetap bijak dalam penggunaannya. Kutipan menarik dari Kak Restu adalah, “Boleh mengikuti arus, tapi jangan sampai terbawa arus.” Kak Restu juga menantang peserta membuat video kreatif tentang acara SANGKARA dan menjanjikan hadiah untuk tiga video terbaik.
Dokumentasi Pameran Seni pada Event SANGKARA (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)
Acara SANGKARA hari pertama diakhiri dengan pertunjukan seni dari berbagai talent lokal, seperti Ganiwarang, Andifa Rifqi Finazarwati, DFU, Elvira Tri Azalia, Sanggar Omah Budoyo, dan pertunjukan musik keroncong dari DISBUDPAR yang membawakan empat lagu. Acara dilanjutkan dengan tari-tarian dan teater daerah. Dengan kegiatan yang menggabungkan seni, budaya, dan diskusi bisnis, SANGKARA memberi dampak positif bagi peserta, khususnya dalam memperkuat rasa cinta terhadap budaya lokal, serta mendorong inovasi dan kreativitas generasi muda.
ADVERTISEMENT
Setelah hari pertama yang sukses dengan fokus pada pengembangan bisnis kerajinan lokal dan penampilan seni, SANGKARA melanjutkan acaranya pada 20 Oktober 2024. Hari kedua makin meriah dengan sesi talkshow inspiratif dan berbagai penampilan seni yang merayakan budaya Semarang.
Acara dibuka oleh Akira Valentino, seorang fotografer, yang berbagi wawasan tentang dunia fotografi dalam sesi bertema “Sebuah Seni Mengumpulkan Kenangan dalam Kilatan Lensa”. Akira memberikan panduan bagi pemula yang ingin mendalami fotografi, dengan menekankan pentingnya memperhatikan lingkungan, sudut pengambilan gambar, serta komposisi untuk menghasilkan foto yang bermakna.
Dokumentasi sesi Talkshow Sinau bersama Leader Kejar Mimpi Semarang dari generasi 1 sampai generasi 5 (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)
Sesi talkshow berikutnya diisi oleh para Leader Kejar Mimpi Semarang dari Generasi 1-5, yang berbagi cerita perjalanan lima tahun komunitas ini. Dalam diskusi bertema “Menilik 5 Tahun Tapak Perjalanan Kejar Mimpi”, mereka mengisahkan tantangan yang dihadapi, terutama pada masa pandemi COVID-19. Walaupun lebih banyak kegiatan dilakukan secara daring, Kejar Mimpi Semarang tetap aktif dan berhasil meraih berbagai penghargaan, di antaranya Komunitas Paling Aktif di Indonesia pada 2020 serta penghargaan Komunitas Kolaboratif dan Media Partner pada new normal di 2022.
ADVERTISEMENT
Sesi talkshow terakhir menghadirkan Heri Irfani, seorang jurnalis yang berbicara tentang “Perspektif Dunia Jurnalistik dalam Sosial Budaya”. Heri menggarisbawahi pentingnya mengangkat tema lokal untuk menarik perhatian produser dan membagikan tips tentang cara melakukan riset mendalam agar fakta yang ditemukan dapat dikembangkan dalam laporan jurnalistik.
Pada malam hari, acara dimulai dengan sambutan dari Budi selaku PIC dan Ibu Tanti Apriani, SH, M.MPar., perwakilan Disporapar. Dalam sambutannya, Budi mengucapkan terima kasih dan menyampaikan harapan agar penutupan SANGKARA berjalan lancar dan menghibur. Ibu Tanti mengajak para pemuda untuk mencintai budaya dan keragaman Indonesia dengan semangat nasionalisme. Di akhir sambutannya, ia memperkenalkan program Visit Jawa Tengah, inisiatif pariwisata yang bertujuan memudahkan pengunjung mengenal lebih jauh tentang pariwisata di Jawa Tengah. Penonton tampak antusias menunggu berbagai penampilan, antara lain Karawitan dari SMK Negeri 8 (SNAPAN), Tari Candik Ayu dan Tari Angsa dari Kariesta Production, Tari Anjani Putro dari Perwira Budaya, hingga Tari berjudul Obah Owah dari Tirang Community. Acara ditutup dengan Tari Nok Semarangan dari Komunitas Diajeng Semarang.
ADVERTISEMENT
Acara SANGKARA dari Kejar Mimpi Kota Semarang ini didukung oleh Pemerintah Kota Semarang, Disporapar Provinsi Jawa Tengah, dan Ayo Wisata Semarang. Radio partner yang terlibat meliputi USM Jaya FM, Radio Ichtus, dan e-Radio. Media partner acara ini antara lain Teater Koin, LPM Manunggal, UKM Kesenian Jawa Undip, Teater Diponegoro, Pensi Semarang, LPM Dimensi, Kronik Film, Jateng Punya Acara, Hima Seni Rupa, Event Semarang, Klik Solo, Ketawa Liar, Kawal Event, Amoghasida, Event Journal, Edaran Event, dan Info Event Semarang. Sponsor acara ini antara lain Aura Mineral, Indoprinting, Swara HT, Studi Galeri.Ma, Superskin, dan Tropipedia, serta didukung oleh community partner seperti BEM KM Udinus, Rotary Club, dan DFU.