Konten dari Pengguna

Sensory Play dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Zahra Putri Salwa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
15 Desember 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahra Putri Salwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Bahasa dalam kehidupan sehari-hari menjadi aspek fundamental bagi manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan suatu pesan atau perasaan, tetapi bahasa juga memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif, sosial dan emosional tiap individu. Pada anak usia dini, kemampuan berbahasa menjadi fondasi bagi pembelajaran di masa depan. Sementara itu, bahasa juga menjadi media yang dapat menyatukan berbagai budaya. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam melatih perkembangan bahasa pada anak adalah melalui sensory play. Sensory play merupakan suatu permainan yang bertujuan untuk mengasah sensorik pada anak, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Permainan ini memiliki efek positif dalam mengasah kecerdasan anak sejak dini.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Sensory Play?
Sensory play atau permainan sensori merupakan permainan yang merangsang dan memberikan stimulus pada panca indera anak sejak dini. Stimulasi yang diberikan biasanya melalui permainan atau kegiatan yang menyenangkan agar seluruh panca indera anak dapat mengenal dunia sekitar. Dalam sensory play, tubuh dilibatkan dalam gerakan, keseimbangan dan juga kesadaran spasial yang mendorong terjadinya stimulasi pada panca indera anak. Dengan melatih berbagai rangsangan sensorik, anak dapat mengeksplorasi dunia sekitar secara mendalam dan menciptakan fondasi yang kuat untuk perkembangan bahasa, kognitif dan sosial.
Sensory play memiliki metode pembelajaran berbasis permainan yang efektif dalam melatih perkembangan sensorik pada anak serta mendukung perkembangan bahasa, seperti bermain dengan air, pasir, atau bahan yang bertekstur sehingga dapat mendorong anak untuk mendeskripsikan perasaan dan pengalaman yang dialami, memperkenalkan konsep baru dan juga meningkatkan kemampuan berbicara secara spontan. Selain itu, aktivitas ini dapat memperkaya kosakata anak melalui pengalaman langsung. Misalnya saat anak bermain dengan pasir, mereka dapat belajar kata-kata seperti “kasar,” “lembut,” atau “kering.” interaksi ini mendorong anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan atau pikirkan, sehingga memperluas kemampuan komunikasi mereka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang terbiasa dengan aktivitas sensory play juga lebih peka terhadap keadaan yang melibatkan emosional. Hal ini karena sensory play tidak hanya meningkatkan keterampilan verbal, tetapi juga memperkuat kemampuan berbicara dengan orang lain dan meningkatkan keterampilan sosial. Dalam aktivitas kelompok, anak belajar untuk berbicara setelah mendengarkan dan memahami instruksi, yang dimana kedua hal tersebut berkontribusi pada perkembangan bahasa.
Metode sensory play saat ini telah banyak diterapkan baik itu di lingkungan sekolah maupun di rumah. Selain melatih sensorik anak, metode sensory play ini dapat meningkatkan minat belajar anak akrena pembelajaran dilakukan di luar ruangan. Dikutip dari artikel ilmiah karya Ika dan Riska (2021) yang berjudul “Meningkatkan Minat Belajar Anak dengan Pembelajaran di Luar Kelas Melalui Penerapan “Sensory Play” di KB Puspa Giri Indiro”, aktivitas sensory play ini dinilai lebih efektif dalam pembelajaran karena menyenangkan dan mempraktekkan secara langsung, sehingga anak mampu mengembangkan kreativitas dan inisiatif secara personal serta perkembangan bahasa, kognitif, motorik kasar, sosial emosional, serta kemampuan koordinasi mata dan tangan terasah.
ADVERTISEMENT
Aktivitas Sensory Play yang Mendukung Perkembangan Bahasa
Contoh aktivitas sensory play. Foto: Dokumentasi Pribadi
Ada berbagai aktivitas sensory play yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan bahasa pada anak usia dini. Salah satunya adalah bermain dengan adonan mainan (playdough). Aktivitas ini melatih kemampuan sensorik anak untuk berbicara mengenai tekstur, bentuk, atau warna yang mereka buat. Permainan pasir dan air juga populer karena anak dapat mengeksplorasi berbagai konsep fisika sederhana sambil belajar kosakata baru. Melalui aktivitas ini, anak dapat mendeskripsikan apa yang mereka rasakan, yang dimana dapat membantu memperkaya bahasa deskriptif mereka.
Sensory play tidak hanya dapat dilakukan di luar rumah. Sensory play dapat dengan mudah diterapkan ke dalam rutinitas harian yang dilakukan di rumah. Bahan yang digunakan juga sederhana dan mudah didapatkan seperti beras berwarna, agar agar, dan juga jelly. Jika aktivitas ini menjadi rutinitas yang anak lakukan, dampak yang signifikan dapat dirasakan dalam perkembangan bahasa anak usia dini. Diperlukan kesadaran bagi orang tua bahwa sensory play adalah bagian integral dari pendidikan anak usia dini untuk menciptakan karakter anak sekaligus keterampilan berbicara pada usia dini.
ADVERTISEMENT