Konten dari Pengguna

Tips Efektif Menghadapi Tekanan di Dunia Pendidikan Kedokteran

Zaskia Rizka Abidah
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.
30 Desember 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaskia Rizka Abidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mahasiswi kedokteran dibawah tekanan. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahasiswi kedokteran dibawah tekanan. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Pendidikan kedokteran sering dianggap sebagai salah satu bidang akademik yang sangat menantang dan sulit. Tidak heran, kalian yang menjadi mahasiswa kedokteran sering merasa seperti membawa beban dunia di pundak kalian. Bayangkan saja, harus menghafal ratusan istilah medis, memahami penyakit yang rumit, menjalani jam praktik yang panjang, hingga menghadapi ekspektasi tinggi dari keluarga dan lingkungan. Tapi jangan khawatir, semua ini bisa diatasi dengan strategi yang tepat. Yuk, simak beberapa tips berikut agar perjalanan kalian untuk menjadi dokter tidak terasa begitu berat!
ADVERTISEMENT
1. Mengelola Waktu dengan Baik
Manajemen waktu adalah kunci. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di BMC Medical Education, mahasiswa kedokteran yang mampu mengelola waktu dengan baik cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Caranya? gunakan planner atau aplikasi manajemen tugas untuk mengatur jadwal kalian. Pisahkan waktu untuk belajar, beristirahat, dan bersosialisasi. Jangan lupa, beri prioritas pada tugas yang penting dan mendesak, serta hindari kebiasaan menunda-nunda. Misalnya, jika kalian tahu ada ujian besar dalam dua minggu, mulailah belajar dari sekarang dengan mencicil materi setiap harinya. Dengan begitu, kalian tidak akan merasa panik dan kelelahan di saat-saat dekat ujian.
2. Terapkan Metode Belajar yang Efektif
Belajar sepanjang malam dengan kopi sebagai teman setia mungkin terdengar seperti hal yang baik, tapi sebenarnya pembelajaran ini tidak efektif. Penelitian menunjukkan bahwa belajar dalam sesi pendek dengan fokus penuh jauh lebih produktif daripada belajar maraton. Gunakan teknik pomodoro yaitu belajar selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit, dan ulangi. Selain itu, gunakan teknik visualisasi, seperti diagram atau peta konsep, untuk memahami materi yang kompleks. Berdiskusi dengan teman juga bisa membantu menguatkan pemahaman kalian. Jangan ragu untuk bertanya pada dosen atau senior jika ada konsep yang sulit untuk dipahami.
ADVERTISEMENT
3. Jaga Keseimbangan Hidup
Dunia kedokteran sering kali menuntut pengorbanan besar, tapi itu tidak berarti kalian harus mengabaikan kehidupan pribadi. Pastikan kalian tetap meluangkan waktu untuk hobi, olahraga, atau sekadar bersantai. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit sehari dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental. Selain itu, tidur yang cukup juga sangat penting. Tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan. Kurang tidur tidak hanya menurunkan konsentrasi, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan fisik dan emosional kalian.
4. Bangun Lingkungan Sosial yang Mendukung
Tekanan yang dirasakan selama pendidikan kedokteran akan lebih mudah dihadapi jika kalian memiliki orang-orang yang bisa diandalkan. Bangun hubungan yang baik dengan teman seangkatan, keluarga, atau bahkan mentor. Mereka bisa menjadi tempat berbagi cerita dan memberikan dukungan saat kalian merasa kewalahan. Bergabunglah dalam komunitas atau organisasi yang relevan dengan minat kalian. Selain memperluas koneksi, inijuga memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain.
ADVERTISEMENT
5. Latih Kesehatan Mental Kalian
Menurut data dari Journal of Medical Education and Curricular Development, sekitar 30% mahasiswa kedokteran di seluruh dunia mengalami kecemasan yang signifikan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sangat penting. Cobalah praktik meditasi untuk membantu mengurangi stres. Ada banyak aplikasi gratis yang bisa membantu kalian memulai, seperti Headspace atau Calm. Jika tekanan terasa terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog.
6. Fokus pada Tujuan Akhir
Saat merasa lelah atau frustrasi, ingatkan diri kalian tentang alasan mengapa kalian memilih jalan ini. Pendidikan kedokteran memang penuh tantangan dan membutuhkan waktu yang lama, tetapi tujuannya adalah untuk membantu orang lain dan menyelamatkan nyawa. Bayangkan kebahagiaan pasien yang berhasil sembuh berkat usaha kalian, itu pasti akan menjadi motivasi yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
7. Kurangi Ekspektasi yang Tidak Realistis
Kadang tekanan terbesar bisa datang dari diri sendiri. Tidak perlu menjadi sempurna dalam segala hal. Kalian tidak harus selalu mendapatkan nilai terbaik atau tahu segalanya. Ingatlah bahwa proses belajar adalah perjalanan panjang. Fokuslah untuk terus berkembang daripada menuntut kesempurnaan.
Pendidikan kedokteran memang berat, tetapi dengan strategi yang tepat, perjalanan ini bisa menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah diatas dapat digunakan untuk menghadapi tekanan ini. Hal yang terpenting adalah ingat bahwa kalian tidak sendirian. Sebagian besar mahasiswa kedokteran menghadapi tantangan yang serupa dan kalian selalu bisa meminta bantuan jika merasa kewalahan. Selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah. Semangat terus, calon dokter masa depan!.
ADVERTISEMENT