Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bercocok Tanam dengan Metode Aerofarm untuk Penggunaan Lahan Minimum
6 Juni 2021 18:07 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zayyan Kamala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk kian meningkat khususnya wilayah perkotaan yang diiringi dengan kebutuhan pangan yang meningkat. Akan tetapi produksi pangan yang minim dan dengan kian meningkatnya biaya kebutuhan pangan di perkotaan, bercocok tanam di rumah dapat menjadi solusi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan. Bagi warga perkotaan, memiliki lahan kosong untuk bercocok tanam adalah hal yang jarang ditemui.

Sekarang, telah ditemukan alternatif bagi warga yang ingin bercocok tanam dari rumah masing-masing tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan juga memakan lahan yang banyak. Penasaran kan? Yuk disimak!
ADVERTISEMENT
Alternatif yang ditemukan ini merupakan suatu system cocok tanam yang bernama system Aerofarms. Apa sih aerofarms itu? Sesuai dengan unsur Namanya yaitu aero, system ini merupakan metode bercocok tanam dengan prinsip penggunaan udara sebagai media penyebar unsur hara dan air. Struktur dari system aerofarm ini memanfaatkan lahan secara vertikal atau biasa disebut dengan metode pertanian vertikultur. Dengan adanya cocok tanam secara vertikal ini, lahan sempit pun dapat dimanfaatkan dengan tambahan terpenuhinya kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik.
Sistem ini akan membantu cocok tanam dalam ruangan dengan rak bertingkat dengan bantuan kuantitas air dan cahaya yang cukup. Sistem ini mudah diterapkan dan tentunya bermanfaat. Proses menanam dengan cara vertikultur dapat dilakukan dengan bahan, wadah, ukuran, atau model yang bervariasi dan hanya perlu menyesuaikan dengan keinginan penanam dan kondisi sekitar. Kuantitas air yang lebih sedikit, lahan yang kecil serta teknik cocok tanam lebih mudah dan biaya lebih minim dibandingkan bercocok tanam dengan sistem lain seperti hidroponik.
ADVERTISEMENT
Sistem aerofarm ini menggunakan udara sebagai media penyebar unsur hara dan air dengan menggunakan sistem misting atau oksigenasi kabut. Sistem ini juga menggunakan lampu LED sebagai sumber cahaya, kipas angin sebagai sumber udara, dan juga menggunakan pupuk organik cair. Sistem ini terbukti sangat efisien karena menggunakan lahan yang sedikit serta pemeliharaannya tidak rumit.
Metode ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan atau keuntungan dari metode ini salah satunya adalah tumbuhan dapat tumbuh tanpa sinar matahari maupun tanah sehingga dapat maka dapat mencegah penggunaan pestisida serta dapat menggunakan lahan yang sempit namun hasil tanaman tetap banyak. Selain itu, pemeliharaan tumbuhan juga lebih hemat dan mudah karena menggunakan oksigenasi sehingga penggunaan airnya lebih sedikit dibandingkan pertanian dengan media tanah atau hidroponik. Siklus panen tumbuhan yang menggunakan teknik ini juga lebih cepat serta dapat terprediksi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pengelolaan metode aerofarm ini terbilang sedikit rumit karena akar tanaman yang dikembangbiakkan harus selalu mendapat semprotan larutan nutrisi dengan intensitas tertentu sehingga akar dapat menyerap nutrisi dengan maksimal agar tanaman tidak kering dan tidak layu. Salah satu solusi untuk menghadapi hal ini ialah dengan penggunaan sensor dan kontrol untuk penyemprotan otomatis.
Selain itu, metode aerofarm juga kurang optimal pada beberapa negara dengan empat musim karena membutuhkan cahaya dan suhu matahari yang cukup dengan penyinaran sepanjang tahun agar panen dapat terus dilakukan. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan teknologi pencahayaan buatan yang mirip dengan matahari serta pengaturan suhu, khususnya pada saat musim dingin.
Oleh karena itu, mari kita mencoba untuk bercocok tanam dirumah dengan metode sistem aerofarm!
Sumber :
ADVERTISEMENT
Asniati, Ery Muchyar Hasiri, dan Rizki Yanti. 2019. Sistem Kontrol Otomatis Penyiraman Tanaman Dengan Metode Budidaya Tanaman Sistem Aeroponik Menggunakan Mikrokontroler Atmega 2560. Jurnal Informatika 8 (1): 38.
Rahayu, Flourensia Sapty. 2012. Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi. Jurnal of Information Sistems. 8 (1): 22-23.
Sinaga, Yohanna V. 2016. Hubungan Antara Perilaku Asertif dan Perilaku Cyberbullying di Jejaring Sosial pada Remaja. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Siregar, S. dan Muhammad R. 2018. Monitoring dan Kontrol Sistem Penyemprotan Air untuk Budidaya Aeroponik Menggunakan NodeMCU ESP8266. Jurnal Teknik ITS. 7(2): 380-385.
Sumarni, E., Ardiansyah, dan N. Farid. Aplikasi Nozel Pada Dua Varietas Kentang Untuk Produksi Benih Secara Aeroponik. Jurnal Biofisika 10 (1): 2.
ADVERTISEMENT