Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Marhaban Ya Ramadan Memaknai Bulan Ramadan Sebagai Bulan Literasi Islam
10 Februari 2025 12:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zayyid Atthariq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![https://www.pexels.com/photo/the-setting-of-the-mosque-with-the-scenery-and-people-visiting-17219208/](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkj9n3e2atqs10711y82nf4z.jpg)
ADVERTISEMENT
Tak terasa bulan Ramadan akan segera tiba, Ramadan juga memiliki makna yang tak terbatas, dalam diri seorang muslim bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, bulan Ramadan juga sering disebut dengan bulan revolusi diri, tentu pada bulan ini, seluruh umat muslim berlomba lomba untuk memperbaiki diri mereka masing masing, meninggalkan kebiasaan kebiasaan yang menjadikan nya kotor dan jauh akan perintah tuhan nya, dengan cara menggantinya dengan segala perbuatan baik agar bisa lebih bersih dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ramadan dikenal dengan berbagai julukan. ada (bulan puasa), (bulan beribadah malam), (bulan pengampunan), atau (bulan berbuat baik). Tapi, yang tidak boleh dilupakan, Ramadan juga disebut (bulan al quran).
Banyak pemaknaan lain yang juga turut menjuluki bulan suci ini, karna memang begitu luar biasanya bulan tersebut, namun juga penulis memaknai bulan ini dengan bulan literasi, bukan tanpa alasan, jika diihat dari sejarah dan juga pengambilan riwayat riwayat sahabat nabi, bulan ini selalu berhubungan dengan literasi, terutama tentang turun nya Al-Quran yang menjadi salah satu mukjizat nabi muhammad saw.
Peristiwa pertama kali turun nya al quran kepada nabi muhammad saw seharusnya membuat cukup sadar umat muslim tentang pesan yang terkandung di dalam nya, bukan perintah ibadah yang sudah jelas, melainkan “membaca” lah yang dijadikan perintah pertama sebagai pondasi umat muslim yang diharapkan, tentu dari sini lah peradaban suatu kaum dimulai.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa riwayat malaikat jibril sampai berulang ulang ketika menyampaikan wahyu pertama tersebut. namun menariknya pada saat yang sama justru nabi muhammad saw belum sama sekali menguasai baca tulis, bukan kah pada saat kecil nabi dijadikan orang yang kepercayaan saja, berkat kejujuran beliau dan sifat amanah yang melekat sejak kecil yang membuat masyarakat mekkah menyimpan rasa kepercayaan kepada beliau.
Lalu mengapa sang pengantar wahyu tersebut tidak memberikan wahyu tentang penting nya menjaga kepercayaan atau tentang sifat kejujuran, yang sudah mendarah daging sejak kecil, disinilah pandangan Ramadan sebagai bulan literasi itu menjelaskan bahwa yang sebetulnya Allah SWT tidak hanya memerintahkan nabi membaca secara lisan saja, melainkan Allah SWT juga memerintahkan nabi Muhammad saw untuk membaca wahyu dengan memanifestasikan ke seluruh ciptaan alam semestanya, pesan itu terlihat pada kandungan wahyu pertama ayat 1-2, yang isinya dia (Allah) meminta sang nabi berefleksi tentang hakikat dasar manusia, yaitu diantaranya penciptaan dan asal usul kejadian nya sendiri.
ADVERTISEMENT
Terdapat peristiwa lain ketika selesai nya perang badar para tahanan perang kaum quraisy tidak mendapatkan siksaan atau bahkan pembunuhan secara sepihak oleh pasukan kaum muslimin, tetapi yang dilakukan adalah memberikan sarana pendidikan untuk bisa saling memberikan ilmu pengetahuan dan mengasah kemampuan membaca dan menulis, ini beliau lakukan untuk menggambarkan dan memproyeksikan umat muslim untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan dan itu artinya unggul dalam bidang literasi.
Literasi dalam bulan ramadan bukan hanya bermaksud untuk ilmu pengetahuan saja, tentu juga untuk memberikan pelajaran bahwa tujuan berpuasa tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menumbuhkan daya kesadaran sosial untuk bisa lebih peka terhadap kondisi sekitar.
Alih alih mencelakakan diri akibat berpuasa selama 30 hari, tentu itu adalah pemikiran orang orang yang tidak memahami puasa secara ilmu pengetahuan dan juga bisa di katakan orang yang kurang secara literasinya, padahal pada kenyataan nya berpuasa sangat banyak mengundang manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
ADVERTISEMENT
Dalam satu riwayat, nabi pun pernah menyindir orang orang yang berpuasa tanpa ilmu pengetahuan, hasilnya mereka hanya mendapatkan haus dan lapar nya saja, yang seharusnya mereka bisa lebih mendapatkan kebermanfaatan puasa dari sekedar hanya haus dan lapar saja.
Hal hal di atas tentu harus dijadikan semangat bagi kita umat muslim di zaman kini, untuk bisa mengimplementasikan pelajaran yang terkandung dalam peristiwanya, memberikan faham bahwa membaca al quran di saat bulan Ramadan bukan hanya urusan bacaan saja, melainkan juga mengilhami semua pelajaran yang terkadung pada ayat ayat yang dibaca, agar senantiasa dapat memahami bagaimana Allah swt menurunkan firman nya dengan tujuan menjadikan umat muslim memahami asal usul dan seluruh ciptaan nya.
ADVERTISEMENT
Demikian juga kita harus bisa lebih belajar, bagaimana hari ini umat islam jatuh, banyak nya pertumpahan darah sesama saudara, hilang nya rasa kemanusiaan dan tidak saling menghargai, sejarah telah mencatat dengan lengkap dari banyak nya perspektif, bahkan ketika masa kehancuran bangsa barat mereka menyebut diri nya sebagai dark age, dan juga pada saat yang sama umat islam sedang dalam masa kejayaan nya, namun hari ini kita hanya bisa bernostalgia tanpa bisa kembali ke masa masa itu
Ramadan kali ini harus dijadikan momentum bagi kita semua untuk bisa kembali mengembalikan niat yang lurus itu, menjadikan bulan ramadan ini dengan bulan literasi, mengembalikan semangat juang yang kuat, dan tentu kembali merebut kuasa yang sudah dihabiskan oleh bangsa barat yang selalu mencoba menghentikan api semangat para pejuang islam.
ADVERTISEMENT