Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Dilema Pendidikan Jarak Jauh
23 Juni 2020 5:54 WIB
Tulisan dari Zein Maestro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada akhir tahun yang lalu, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus yang mematikan. Ya, virus itu adalah Corona Virus Disease 2019 yang biasa dikenal dengan istilah COVID-19. Sebuah virus mematikan yang menyerang manusia lewat jalur pernapasan dan penyebarannya begitu sangat mudah dan cepat. Sudah tak terhitung lagi korban yang meninggal disebabkan oleh virus ini, siapa pun bisa terkena, jika daya tahan tubuhnya lemah. Untuk melawan virus ini, selain dengan meningkatkan imunitas tubuh, diperlukan juga menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dengan selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir, menghindari kerumunan dan lain-lain sebagaimana yang sudah diatur oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
ADVERTISEMENT
Tepat di awal bulan Maret lalu, virus itu mulai masuk ke Indonesia. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meredam penyebarannya, mulai dari kebijakan pemindahan kegiatan beribadah, belajar, dan bekerja menuju rumah masing-masing, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah, sampai kebijakan berdamai dengan virus itu melalui penerapan pola hidup baru atau yang biasa dikenal dengan istilah ‘New Normal’. Sampai dengan saat ini, banyak yang belum siap untuk menerapkannya karena berbagai macam alasan.
Dampak dari keganasan dan kebrutalan virus tersebut sangat terasa di segala sektor, seperti perekonomian yang mulai menurun, kesehatan yang menjadi harta paling berharga, pemutusan hubungan kerja oleh beberapa perusahaan sebab tidak lagi beroperasi, hingga sektor pendidikan yang mulai kesulitan membuat konsep yang paling tepat untuk pendidikan jarak jauh (PJJ). Kondisi seperti ini memang rentan sekali menimbulkan permasalahan, terutama di sektor pendidikan yang melibatkan banyak pihak. Terlebih lagi, kegiatan pendidikan tidak akan dimulai kembali, sebelum wabah ini benar-benar hilang dan musnah.
ADVERTISEMENT
Bicara tentang PJJ di tengah pandemi ini, tidak bisa lepas dari dampak positif dan negatif. Harus diakui bersama bahwa di masa permulaan PJJ ini, semua pelajar di setiap tingkatan merasa senang dan bahagia, karena pada saat itu, diprediksi hanya akan berlaku kurang lebih selama 14 hari dan memberikan kesempatan liburan lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan. Sementara di kalangan mahasiswa, PJJ ini merupakan angin segar di tengah banyaknya tugas yang sudah menanti. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa senang dan bahagia itu mulai luntur dan memudar. Rasa itu berubah menjadi rasa jenuh dan membosankan, ingin sekali kembali belajar seperti semula.
Tidak kurang dari tiga bulan, kegiatan PJJ ini sudah berjalan. Sulit rasanya untuk melaksanakannya secara terus menerus, terlebih lagi mahasiswa dengan segala kesibukannya. Hampir semua mahasiswa merasakan hal yang sama, termasuk saya sendiri. Setidaknya, ada 2 hal yang membuat PJJ ini belum cukup berhasil menggantikan pendidikan jarak dekat:
ADVERTISEMENT
1. Waktu yang kurang optimal. Berubahnya media pendidikan dari alat tulis menuju benda elektronik, membuat seseorang butuh waktu yang lama untuk beradaptasi. Penyelesaian tugas kuliah saat pelajaran berlangsung, presentasi, dan penjelasan materi yang semuanya memanfaatkan benda elektronik, rasanya kurang maksimal dan memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan jarak dekat.
2. Mengurangi semangat belajar. Perubahan sistem belajar dari pertemuan fisik menuju non-fisik membuat para mahasiswa kurang bergairah dalam belajar, tak ada fisik dosen dan tak ada pula teman hati yang menjadi penyemangat belajar. Kelas non-fisik itu tidak lebih dari sekedar kelas misteri, di mana mahasiswa tidak bisa mengetahui apa, dimana, dan bagaimana keadaan mahasiswa lainnya.
Berdasarkan hal ini, maka PJJ belum mampu menggantikan peran pendidikan jarak dekat. Banyak sekali kendala yang masih bisa dijumpai, kembali ke sistem semula adalah hadiah terindah yang diharapkan semua kalangan, tetap jaga kesehatan dan kebersihan karena PJJ pasti akan berakhir pada waktunya.
ADVERTISEMENT